#19 PUTUS

661 29 2
                                    

Kamu boleh marah, kamu boleh
membentakku, bolah juga mempermalukanku
Tapi jangan buat aku
Harus meninggalkan kamu
Karena aku tak mau meski aku harus

(sambil denger lagu yang di atas ya, gak tau kenapa rasanya cocok banget buat part ini)

▪▪▪

Ara melepaskan pelukannya dari Arga, sebenarnya Ara tak nyaman berpelukan seperti itu, tapi Ara hanya ingin menumpahkan kesedihannya

Ara merasa cukup lega karena sudah menumpahkan air matanya, cepat cepat Ara menghapus bekas air matanya

Ara menengokkan kepalanya ke arah ruangan Alfa, Ara bisa melihat Alfa yang menggerakkan tangannya

Antara terkejut dan senang Ara menghampiri Alfa, Arga hanya menunggu di luar

"Alfa? Kamu udah sadar? Apa yang sakit?" tanya Ara bertubi tubi setelah masuk dan berdiri di samping Alfa

Ara memegang tangan Alfa

"Kamu gapapa? Aku panggilin dokter ya?" tanya Ara lagi
Alfa menepis tangan Ara yang memegang tangannya

"Alfa?" tanya Ara terkejut mendapat perlakuan seperti itu dari Alfa

Ara salah apa? Alfa kenapa?
Pikiran Ara melayang kemana mana

"Kamu kenapa?" tanya Ara

"Pergi" ucap Alfa dingin dan lirih karena masih lemah

"Kamu kenapa gitu? Kenapa aku harus pergi?" tanya Ara tak mengerti

"Mending lo pergi deh, gue gak mau liat mu-" ucapan Alfa terpotong karena tiba tiba ada seorang perempuan masuk ke ruangan Alfa

"Eh Alfa udah sadar?" tanya perempuan itu

"Vania? Sejak kapan disini?" tanya Alfa

"Baru aja dateng" jawab vania

"Dia siapa?" tanya Ara pada Alfa

"Tunangan gue" ucap Alfa enteng

"Tu..nangan?" ucap Ara lirih
Reflek Ara melihat ke arah jari perempuan yang sekarang berdiri di sampingnya itu, sekilas Ara melihat raut terkejut di wajah perempuan itu

Mungkin ia tidak menyangka Alfa membokar pertunangan mereka yang bisa saja sudah terjadi lama sebelum Ara mengenal Alfa, itu yang ada di pikiran Ara

Ara melihat tangan kiri perempuan itu terpasang cincin emas simpel nan elegan di jari manisnya, cocok sekali di tangannya

Ara merasa dunianya hancur.

Ingin rasanya Ara berteriak dan menangis sekeras kerasnya untuk melepaskan semua bebannya

Jika saja Ara bisa berteriak dan mengatakan bahwa Alfa adalah lelaki paling brengsek yang pernah ada

Membiarkan kekasihnya merana karena menunggunya yang koma, lalu setelah bangun tiba tiba bersikap seperti orang tidak kenal

Ingin juga rasanya Ara memeluk Alfa dan mengatakan bahwa ia sangat merindukan lelaki itu

Merindukan senyumnya, merindukan tawanya, merindukan pelukannya, semuanya, Ara rindu semua apa yang ada pada diri lelaki itu

ARA - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang