#1

42 3 0
                                    

   " ciee Auraaa, katanya lo baru jadian ya ama senior? Siapa ra? Kok gue gak tau sih? " Zara mencecar Aura dengan berbagai pertanyaan.
   

    " iih satu satu dulu deh kalo nanya" Aura mengambil posisi senyaman mungkin agar ia bisa lebih leluasa bercerita dengan sahabat karibny.
   
    " iya-iya maaf, jadi gimana ceritanya??" Zara bersikap setenang mungkin dan dengan penuh khidmat mendengarkan kisah romance Aura.

    " jadi gini, gue kan udah dapet jabatan di osis nih, gue jadi bendahara osis. Nah secara kan gue bendahara otomatis gue pasti deh sering kontak sama ketos. Dan yah mulai dari sana gue jadi sering-sering chat sama dia. And how lucky i'am, dia nembak gue semalem" Zara manggut-manggut mendengar cerita Aura.

    " ooh gituu, btw ketos kita siapa yah??" Aura melotot memandangi wajah Zara, bagaimana bisa ia tidak mengetahui apa-apa mengenai ketua osis mereka.

    " lo murid pindahan ya? Udah setahun juga sekolah disini masa gak tau sih? Nih ya, gue ingetin nama ketos kita itu Alkena Azra Denandra" Zara menatap bingung Aura, dalam hati nya ia berfikir betapa lucu nya nama ketua osis mereka.

    " itu kok pake Alkena-alkena segala sih ra? Alkana sama alkuna nya mana? Hahahahaha" Zara tertawa sambil memegangi perutnya.
    Aura hanya menatapnya dengan tatapan kasihan, ia berfikir mungkin teman nya yang satu ini sudah kehilangan akal.

    " Gue Alkana nya"
    "  Hahahaha ngaco lo ra, coba Alkuna nya man-" Zara yang baru tersadar bahwa pemilik suara itu bukanlah Aura segera menghentikan tawa nya dan membalikkan badannya.
     Betapa terkejutnya ia saat mendapati seseorang berdiri di di depannya. Tidak! Bukan seseorang melainkan ada 3 orang.

    "Maaf kalo ga sesuai sama imajinasi lo, tapi Alkuna nya gak ada" laki-laki itu menatap Zara dengan tatapan ganas, seolah-olah ia siap menerkam Zara saat itu juga.
   
     Namun bukan Zara namanya jika ia lamgsung kecut hanya karena tatapan sangar dari laki-laki itu.

    " Lo siapa? " satu kata dari seorang Zara Halsey Ayunda berhasil membuat Alkana Azkar Denandra bungkam seribu bahasa.

    " lo gak kenal samaa Azkar??" salah satu temannya yang berdiri di belakangnya menatap Zara dengan tatapan tidak percaya.

     " gue ga kenal sama kalian bertiga dan gue rasa gue juga ga perlu buat kenal sama kalian" ucapan Zara berhasil membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan melongo menatapnya.

    " dasar cewek j*lang, sok keras banget lo " Azkar pergi meninggalkan ruangan kelas XI IPA 3, setelah mengatakan satu kalimat yang pasti nya akan terus membekas di hati Zara.

    Ruangan kelas menjadi hening kembali sesaat setelah Azkar pergi meninggalkan ruangan itu. Karena bangunan sekolah mereka yang bertingkat,kelas X ada di lantai paling bawah,kelas XI di lantai dua dan kelas XII di lantai paling atas. Hal itu menyebabkan kelas XII akan melewati kelaa X dan XI untuk sampai di kelas mereka.
   
    Betapa tidak beruntungnya Zara, karena tepat saat ia sedang membicarakan mengenai Azra saat itu juga Azkar dan teman-temannya sedang melewati kelas mereka.

     "Raa dia manggil gue apaan barusan?? Dia bilang gue b*tch?? Emang kurang hajar tuh cowok" Zara yang sebelumnya shock, kembali mendapatkan kesadarannya saat Aura menyentuh pundak nya.

    Dengan sigap ia mengambil penghapus papan tulis yang berada di meja guru, lalu dengan cepat ia mengejar Azkar beserta teman-temannya.

  "Woi" panggil Zara, untung saja saat ini hari masih sangat pagi hingga keadaan sekolah masih belum terlalu ramai.

    Azkar dan teman-temannya yang belum jauh dari kelas Zara, menoleh saat mendengar seseorang meneriaki mereka. Na'as belum sempat ia mengelak, sebuah penghapus papan tulis menghantam wajah nya. Membuat wajahnya yang putih seketika menjadi penuh noda kehitaman akibat penghapus itu. Belum lagi dahinya yang memerah akibat lemparan tersebut.

   " lo bilang gue j*alang hah?? Lo belum tau kan gimana j*alang yang sebenarnya! Lo rasain tuh"  Zara dengan cepat meninggalkan koridor dan kembali ke kelas sebelum akhirnya ia kabur pergi ke kantin bersama Aura.

    Ray dan Willy tertawa melihat wajah masam Azkar saat membersihkan noda di wajah nya.

   " sumpah baru kali ini gue liat ada cewe yang se absurd itu"  willy membantu Azkar mengambil tisu. Sedangkan Ray sibuk tertawa sambil memegangi perutnya. Azkar menatap tajam ke arah Ray, membuat laki-laki itu kelimpungan.

     "Sabar boy, lo gak boleh kasar sama cewek. Lagian gue rasa juga salah lo sih,pake ngatain anak gadis orang j*lang segala"  Ray mencoba menengahi situasi.

     Melihat temannya malah membela gadia itu membuat Azkar emosi seketika. Dengan sekuat tenaga ia meninju cermin yang berada di depannya.
 
     Membuat tangannya mengeluarkan darah segar, willy dan ray yang mulai mengerti dengan gelagat Azkar, meninggalkan toilet laki- laki itu.

     "Liat aja gue bakalan bikin hidup lo hancur karena lo udah berani ngelawan gue " Azkar menatap cermin yanh telah retak. Darah segar masih terus mengalir dari tangannya. Namun seolah mati rasa ia tetap tidak ber ekspresi apa-apa.

To be continued

Hello guys, how about my first story😁?? I hope you enjoyed it👍...
Please like,comment n subscribe...
*author kira ini apaan-_-??

Mungkin masi belum terlalu bagusn menarik, but author janji bakalan bikin/buat ceritanya semenarik mungkin deh❤❤❤

- author imut:v

Thank u for reading my story

I love U Mr.ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang