Setelah kebersamaan kami di malam itu, rindu pun terus bermunculan, seolah tak pernah habis. Semakin di pendam semakin memaksa untuk tumbuh dengan cantik dan membuat setiap tidurku tidak nyenyak jika tidak melihatnya. Ya, melihat Saka.
Sejak perdebatan kecil kami malam itu, Saka semakin gencar menunjukkan bahwa; kamu itu ya milikku. Hanya milikku!. Jujur, aku yang sudah lama tidak mendapatkan perhatian dan protect yang berlebih seperti itu merasa kembali menjadi istimewa. Dan hari-hariku di tempat kerja masih sama, seperti biasa orang-orang yang masih training, karena aku baru masuk kerja kurang lebih 1 bulan.Sabtu pun tiba, seperti biasa. Saka selalu menawarkan diri untuk menjemputku pulang. Saat itu, kami hanya bisa bertemu di luar kantor seminggu sekali, karena tempat kerja kita yang berbeda. Kecuali, Saka sedang ada keperluan dengan atasanku, Pak Beny.
Jadi, Pak Beny itu bekerja di dua pabrik, satu di pabrikku sebagai HOD dari Department Electric, dan satunya lagi di pabriknya Saka bekerja.
Pernah, ketika kami sudah dekat. Candaanku yang dulu pernah Saka iya-kan, di penuhi Saka. Yaitu, membawa cemilan hahahaa.. padahal aku minta Saka untuk membawa cemilan tuh ya buat dia, buat Saka, dari pada bete, diam melamun ya masih mendinglah kalau ada cemilan, begitu maksudku. Tapi ternyata, Saka malah membawakan cemilan itu untukku, lucu sekali. Saka membawakanku cemilan sekantong plastik besar, dan isinya benar-benar cemilan, ada 2 buah chiki berukuran besar, minuman ringan, wafer, kue, ice cream, coklat dan banyak lagi. Sejak mengenal Saka, laci mejaku selalu penuh dengan cemilan yang bisa aku nikmati berdua bersama rekan kerja ku, Teh Lita. Sempat bertanya; "cemilan dari siapa nih? Banyak banget, lama-lama buka warung atau mini market aja hahaha"
"Dari Saka, teh. Padahal ya, dulu aku bercandain suruh bawa cemilan tuh buat dia, eeh dia malah bawain buat aku dong hahaha.. jadi enak" Jawab ku sambil tertawa.
Sejauh ini aku sangat bahagia mengenal Saka, selain cara dia memberiku perhatian, dia juga sering kali bersikap manis, cewek mana yang gak suka? Ketika nama kita di buatkan sebuah status manis, misalnya "Pagi ini kopiku bukan hanya manis, tapi juga buatku rindu. Ava!." Aku paling hanya bisa tersenyum membacanya, mentok-mentok gemas sendiri, akhirnya aku komentari "Ciyeeee ada yang rindu juga nih, sama Ava. Ketemu dong!"Ya, di hari sabtu itu, kami bertemu kembali, baru hari rabu kemarin kita berjumpa, diakhiri perdebatan dan saling memaafkan, ternyata tumbuh rindu. Dan bukan aku saja, ternyata!.
Seperti biasanya, dia mengajakku makan siang, hari itu, kita makan siang di tempat yang berbeda, di tempat sate milik temanku.
Saka tidak lagi menjadi pendiam, sekarang, Saka sudah mau bercerita, aku suka mendengarnya. Kita mulai foto-foto, saling meng-upload stories, dan saling mencuri pandang, aku rasa.
Tapi bukan Saka namanya jika mengajak seorang wanita pergi keluar, lalu pulang malam. Kami pulang sore, sehabis makan, sekitar pukul 3, ternyata hujan besar hari itu. Kami sampai depan gang rumah ku pukul 15.30 WIB. Aku yang hari itu tidak bawa payung, akhirnya menelpon mamahku; "Assalamu'alaikum mah, di rumah gk?." Ucapku, aku tau mamah bukan type orang yang suka diam di rumah, dan ternyata dugaanku benar, mamah sedang di luar. "Enggak teh, mamah lagi di luar, lagi di rumah Ateu Egi. Kenapa?" Jawab mamahku.
"Di rumah ada siapa? Teteh di depan gang mah, gak bawa payung, mau minta di jemput tadinya."
"Gak ada siapa-siapa. Udah tunggu reda aja, kalau enggak hujanan aja. Besok kan libur kerja jadi gak masalah dong?."
"Ya gak apa-apa deh, teteh nunggu agak reda aja. Yaudah ya mah, makasih, assalamu'alaikum."
"Iyaudah, wa'alaikumsallam." Tutup mamah."Gimana? Ada yang jemput ke sini?" Tanya Saka.
"Gak ada. Aku disini dulu deh yah? Gak apa-apa kan?" Ucapku.
"Ya gak apa-apa. Jangan hujanan, nanti sakit."
"Iya. Makasih yah." Tukas ku sembari tersenyum.
Akhirnya aku menunggu hujan di mobilnya Saka. Perut yang sudah kenyang, badan yang lelah, hembusan AC yang sepoi-sepoi, dan bunyi air yang mengguyur mobil kami membuatku menikmati semuanya. Di luar mobil kami, anak-anak kecil terlihat bahagia sekali, bermain sepeda sambil menikmati rintik hujan, bahkan ada yang sampai jatuh dari sepedanya hahaha.. Aku benar-benar menikmati saat itu. Tidak ada obrolan diantara kami, aku berbalik memandang Saka, aku bilang; "aku boleh peluk kamu gak?"
Saka pun menjawab sambil tersenyum; "boleh kok"
Aku memeluk Saka, benar saja. Bahunya memang nyaman untuk menjadi sandaran, pelukannya hangat sekali, buatku betah. Tidak lama itu, Saka mencium keningku, dia bilang; "Aku suka kamu, Ava. Sedari pertama aku melihatmu hari itu untuk pertama kali di kantormu, yang dulu pernah ku tanya 'Baru ya, bu?' ternyata kamu sekarang disampingku, kamu yang dulu ku pikir adalah cewek yang jutek, judes, galak, ternyata asik, lucu, rame, aku suka mendengarkan setiap ceritamu di depanku."
Aku yang terkejut dengan pernyataannya, langsung menatapnya dan berkata; "kamu serius?"
Dia pun menjawab dengan tegas; "Ya! Aku serius!"
Aku cuma bisa tertawa, tersipu malu, tidak bisa berkata apa-apa. Di hari itu, di bawah atap mobil yang guyur hujan, kami berciuman. First kissing. Buatku, itu sangat berkesan, begitu manis. Betapa romantisnya kami sore itu pikirku, tapi bagiku itu baru pernyataan, bukan sebuah komitmen. Menurutku, ketika kita saling jatuh cinta kemudian berciuman adalah yang wajar. Karena ciuman merupakan sebuah bukti bahwa kita ling menyukai. Tapi sekali lagi, itu bukan sebuah komitmen yang mengikat, dan seolah kamu boleh mengatur hidupku.Pukul 16.45 tepatnya, hujan mulai reda. Kami yang masih merasa kikuk, hanya bisa diam, lalu aku mulai membuka obrolan, suasana kembali menghangat, ceria, dan tidak sedingin tadi ketika kami hanya saling mencuri pandang dan tersenyum sendiri-sendiri. "Ehh by the way, hujannya udah reda, aku mau pulang yah. Bau asem nih aku hehehe" Ucapku.
"Iya nih, aku juga mau pulang, mandi, makan yah. Jangan sampai sakit." Ucap Saka.
"Siap, pak hehe. Hati-hati ya di jalannya. Kabarin kalau udah sampai rumah. See you!"
"Iya makasih. Aku boleh panggil kamu sayang ?" Tanya Saka.
"Hmm.. boleh kok, yaudah ya aku turun. Daahh"
"Byee.. see you ya!" Ucap Saka sambil tersenyum.
Jujur! Itu senyuman paling manis dari lelaki yang pernah aku punya. Tapi bukan maksudku mengklaim bahwa 'Saka itu milikku' yah. Untuk takaran lelaki yang pernah denganku, aku rasa, hanya Saka yang memiliki senyuman semanis itu.
==========================================Sehabis maghrib, aku baru mengecek handphone. Ada beberapa chat ternyata, salah satunya dari Saka.
"Sayang, Aku udah sampai di rumah ya, udah mandi juga, mau makan malam"
Bitu kurang lebih isinya, aku pun langsung membalas; "Pinteerr!!"
Kami pun chat chit sampai malam, dan mulai membuat rutinitas. Jam 9 malam tepatnya, Saka mulai berani Video Call denganku, hanya untuk ngobrol-ngobrol biasa, lalu di lanjut telpon biasa, karena kebetulan provider seluler kami sama, jadi ya bisa telpon kapan pun, sampai jam berapa pun. Hanya terbatas durasi, bahkan sampai kami ketiduran.
Senang sekali, setelah sekian lama sendiri. Akhirnya aku memiliki rutinitas baru, yang dulu tidak ku dapatkan dari mantan pacarku. Dulu hubunganku sangat monoton, dia juga hanya manis di awal, tidak tau Saka bagaimana kedepannya. Kita lihat saja, dia berani berkomitmen atau tidak, aku harap dia berani membuat komitmen bersamaku. Aamiin.
"Selamat malam, Saka. Selamat beristirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Yang Menetap
RomanceCerita cinta tentang seorang wanita bernama Anaphalis Javanica (Ava) dengan seorang pria bernama Saka. Lelaki yang bisa membuat dia tertarik begitu saja hanya karena sifatnya yang acuh tak acuh.