Warning typo!!
Happy reading...
Rara terlihat sendirian menunggu angkot. Nada hari ini ijin pulang duluan karena dia tidak enak badan. Kalaupun Nada tidak pulang Rara tetap pulang naik angkot.
Tin... tin...
Sebuah motor berhenti dihadapabnya. Tapi Rara cuma mengedihkan mau tidak peduli.
"Ayo naik." ajak Samudra.
"Lo ngomong sama gue?" tanya Rara heran.
"Nggak sama tuh sebelah lo. Ya sama lo lah sama siapa lagi." kesal Samudra.
"Ayo naik. Anggap aja sebagai bentuk terimakasih dari gue karena mau ngajarin gue." ajak Samudra lagi.
"Eh budek ya lo." kesal Samudra karena ajakannya tidak ditanggapi sama sekali sama Rara.
Samudra akhirnya turun dari motor kesayangannya itu.
"Budek atau gimana lo. Kesel gue." andai aja yang dihadapannya ini bukan cewek udah diajak baku hantam.
"Begini, gue bantu lo nggak mengharap imbalan. Gue bantu lo karena banyak dibantu sama Bu Dara." ucap Rara tapi kata terakhirnya sangat lirih.
Rara berdiri karena dia melihat angkot berhenti dihadapannya. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Rara meninggalkan Samudra yang masih setia diam.
Bohong kalau Samudra tidak dengar ucapan Rara walaupun lirih tapi dia mendengar dengan jelas.
"Emang Mama bantuin apa."
"Dasar cewek ceroboh. Ketinggalan kan tuh buku."
***
"Loh... mama masih dirumah?" tanya Rara yang melihat Chaerlyn diteras.
"Iya. Mama nggak enak badan." jawab Chaerlyn terlihat agak pucat tidak seperti biasanya.
"Loh...kamu bawa temen nggak diajak masuk." Rara mengerutkan keningnya. Perasaan dia sendirian dari tadi.
"Ya ampun Mama pasti capek yaaa. Ayo masuk aja Mah." ajak Rara karena Rara pikir Mamanya melihat yang nggak-nggak.
"Itu loh ganteng kaya gitu kok." secara otomatis Rara menengok kebelakang.
Alangkah terkejudnya dia ketika melihat Samudra berdiri di depan rumahnya.
"Lo ngikutin gue ya." ucap Rara sarkas.
"Dih, siapa juga yang ngikutin lo. Ini buku lo ketinggalan." ucap Samudra tak mau kalah.
"Sore tante." sapa Samudra pada Chaerlyn.
"Sore juga. Temannya Ra-"
"BUKAN Mah." potong Rara.
"Rara apaan sih. Nggak baik gitu." nasihat Chaerlyn.
"Ayo masuk. Oh iya, namanya siapa?" ajak Chaerlyn sambil menuntun Samudra masuk menghiraukan tatapan tajam dari Rara.
"Samudra tante." jawab Samudra.
"Mah! Kenapa diajak masuk sih?!" protes Rara.
"Kamu kenapa sih Ra? Temennya datang bukannya seneng. Sana ambilin minum." suruh Chaerlyn. Bukan maksud Chaerlyn menyuruh Rara untuk membuatkan minum. Tapi anaknya itu sudah keterlaluan. Chaerlyn tidak pernah mengajarkan hal yang tak sopan seperti barusan. Makanya ia menyuruh Rara untuk membuatkan minum.
"Oh iya Samudra, maafin sikap Rara ya." ucap Chaerlyn tidak enak
"Nggak papa kok tante." ucap Samudra sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice
Teen Fiction(18+) Hidup itu menghadirkan banyak pilihan, ketika lo memilih dan lo ngk melakukanya, itu sebuah pilihan, apapun yg lo pilih, baik atau buruk lo harus lakuin pilihan lo karena Kita tidak bisa menjalani kehidupan tanpa pilihan. Setiap hari, setiap s...