Chapter 8

46 5 6
                                    

Happy Reading......

Seperti hari-hari sebelumnya sehabis ngasih pelajaran tambahan buat Samudra, Rara pulang nunggu kedatangan bis selanjutnya buat pulang tapi tak seperti hari biasanya hari ini sudah hampir setengah jam dia menunggu tapi tidak muncul juga. Yang muncul malahan orang yang tidak ingin Rara liat.

"Sendiri aja." ucap Benua sambil menghentikan motornya.

"Pacaranya kemana." lanjutnya tapi masih tidak dijawab sama Rara.

"Pulang sama gue aja nunggu Samudra nggak ada gunanya." Benua masih tak menyerah untuk mengajak Rara pulang.

"Apaan sih lo gak jelas." kata Rara dengan muka judesnya.

"Judes amat mbak nggak dikasih jatah bulanan ya sama Samudra mending sama gue aja sini."

"Jaga ya itu mulutnya." bukan Rara yang jawab tapi Samudra yang sudah datang entah dari kapan.

"Ya ampun sayang aku cariin kemana-mana ternyata disini." ucap Samudra sambil merangkul Rara.

Rara hanya mengerjabkan matanya tak percaya mendengar ucapan Samudra. Baru saja Rara mau membalas ucapan Samudra tapi sudah terlanjur duduk di jok motor Samudra dan meninggalkan Benua.

"Lo apaan sih?" tanya Rara memulai percakapan.

"Apanya yang kenapa?"

"Tadi lah pake sayang-sayanganlah emang gue pacar lo." kesal Rara wajahnya benar-benar kesal.

"Emang iya." jawab Samudra dengan entengnya.

"Gila ya lo!!" ucap Rara memkul kepalanya Samudra tapi tidak terasa sakit.

"Sakit Ra." adu Samudra

"Bodo amat."

"Nggak usah deket-deket Benua deh."

"Lah kenapa?"

"Nggak baik."

"Sok tau lo."

"Percaya deh."

"Percaya sama lo musyrik tau."

"Gue serius Ra."

***
Hari ini jam pelajaran kosong dari jam pertama sampai ketiga. Jam kosong adalah waktu yang ditunggu-tunggu sama semua murid. Ada yang sibuk bergosip ada yang sibuk dandan ada yang sibuk ngegame dan masih banyak lagi. Tapi jam kosong tak berlangsung lama begitu mulai jam ketiga yang tandinya kelas sebelah kanan kiri ribut perlahan senyap. Begitupun dengan kelas Rara sekarang sudah tenang dan diam.

"Oke anak-anak hari ini ada yang baru." ucap Pak Supri guru IPA.

"Wah apa tuh Pak?"

"Jangan-jangan ulangan dadakan ya Pak?"

"Atau tugas?"

"Apaan sih yang baru? Persaan gak ada yang baru deh."

"Pak Supri potong rambut ya." celetuk Oji yang membuat seisi kelas terdiam melihat tingkah absrudnya.

"Sembarangan. Baru kemarin potong juga." ucap Pak Supri sambil menyisir rambutnya.

"Sini masuk kamu. Ngapain nunggu diluar terus." sambungnya.

Masuklah seorang laki-laki tinggi. Ganteng jangan ditanya lagi. Mata tajamnya seakan mampu melelehkan membius seluruh murid di kelas itu.

"Sebelum kalian bertanya biar saya yang menjelaskan." ucap Pak Supri sebelum di lontari banyak pertanyaan.

"Iya namanya Benua seperti yang kalian semua tau. Ganteng seperti saya tentunya." kata Pak Supri dengan kepercayaan diri yang tinggi.

"Udah nggak usah protes terima aja kalau saya ganteng. Mulai sekarang Benua akan pindah dikelas ini mohon kerja samanya dan saling membantu." sambung Pak Supri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang