Warning Typo!!
Happy Reading…
Malam ini tampak gelap langit tak menanmpakan satupun bintangnya hanya sinar sang rembulanlah yang menyinari malam ini. Terlihatlah seorang lelaki muda yang sedang berjalan sambil menenteng plastik yang tak lain tak bukan adalah Samudra. Dia habis membeli nasi goreng, sengaja jalan kaki supaya lebih lama dan nggak kena omel nyokapnya dari tadi.
"Kok sepi gini ya. Biasanya kalau sepi gini kalau di tv-tv bakalan muncul yang tidak tidak." ucap Samudra sambil bergidik ngeri.
Terlihat sekilas bayangan wanita dengan rambut golombang sepinggang. Membuat bulu kuduk Samudra berdiri. Seumur-umur dia belum pernah dan nggak mau lihat sama yang makhluk halus. Bayangan itu semakin mendekat dan itu membuatnya semakin gelisah. Eh, tapi tunggu, sepertinya dia familiar sama sesosok bayangan itu. Dan betul saja. Wanita itu adalah Rara yang sedang lari menghindari sesuatu yang Samudra sendiri tidak tahu.
"Whoiii!!!" kaget Samudra. Sontak Rara berjangkit kebelakang. Dan hendak kabur.
"Et… et… et…" cegah Samudra. Rara tidak sadar kalau yang menyegat itu Samudra.
"Lepasin!" Rara menghempaskan tangan Samudra.
"Ini gue. Lihat! Ini gue Samudra." kata Samudra sambil menggoncangkan-goncangan bahu Rara.
"Lepasin gue!" Rara menghentakan tangan Samudra yang ada dibahunya.
"WOI LO! JANGAN KABUR LO." teriak dua orang pria berbadan kekar.
"Lepasin gue Samudra." bentak Rara tapi Samudra tidak mau melepaskannya.
"Hei bocah! Serahin dia ke kita." minta salah seorang pria berbadan kekar dengan tato dikedua tangannya.
"Ada urusan apa kalian sama dia?" tanya Samudra yang masih senangtiasa merangkul Rara.
"Sam, udah! Lo nggak perlu ikut campur." ucap Rara sambil melepaskan rangkulan Samudra.
"Cepat lepasin tuh bocah!!" teriak pria berbedan kekar satunya.
"Nggak akan." jawab Samudra.
"Sam!" bentak Rara.
"Om kasih Rara kesempatan kali ini aja Om. Plis, nungguin Mama pulang nanti pagi Om." mohon Rara.
"Nggak bisa!"
"Rara mohon Om." mohon Rara sekali lagi berharap kedua pria itu mengerti.
"Baik. Kalau lo nggak nepatin janji lo tau akibatnya." kedua pria itu pergi setelahnya.
"Lo nggak apa-apa? Pria itu siapa? Kenapa lo dikejar-kejar pria itu?" berondong Samudra. Tapi Rara tidak berniat menjawabnya dan hendak pergi.
"Ra! Jawab dulu Ra!" teriak Samudra. Tapi Rara tetap melanjutkan jalannya. Tidak habis pikir Samudra langsung mencegat Rara.
"Ra…" panggil Samudra dengan suara yang lembut.
"Jawab Ra." sambungnya.
"Bukan urusan lo Sam. Jadi nggak usah ikut campur." ucap Rara dingin.
"Gue antar pulang ya."
"Nggak perlu." tolak Rara dan berjalan cepat berharap Samudra tidak mengikutinya.
Dan seperti yang diinginkan Rara, Samudra tidak mengikutinya dia masih terdiam dengan kejadian barusan.
***
"Loh Sam, kok lama?" tanya Dara mamanya Samudra. Tapi tidak dijawab oleh Samudra.
"Sam, ini nasi gorengnya kenpa ditinggal." teriak Dara.
![](https://img.wattpad.com/cover/176441588-288-k853858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice
Teen Fiction(18+) Hidup itu menghadirkan banyak pilihan, ketika lo memilih dan lo ngk melakukanya, itu sebuah pilihan, apapun yg lo pilih, baik atau buruk lo harus lakuin pilihan lo karena Kita tidak bisa menjalani kehidupan tanpa pilihan. Setiap hari, setiap s...