Seorang pria beriris hazel tengah menikmati Amerikano miliknya. Irisnya tak lepas dari beberapa data pasien yang baru saja ia tangani.
Fokusnya tak teralihkan sampai seorang pria bertubuh putih pucat memasuki halaman rumahnya.
"Jaemin Hyung,"
"Ah, ada apa le?"
Jaemin menaruh berkas-berkas itu di atas meja yang berada di samping kanannya.
"Udah lihat berita hari ini?"
Jaemin mengguk, mengatakan bahwa ia sudah melihat berita harian kota Roma.
"Serius?"
"Yaelah le, emang apaan? Roma nggak ada kejadian menarik juga."
Chenle menggelangkan kepalanya, kemudian memeriksa ponselnya dan menyodorkannya ke arah Jaemin.
"Kecelakaan pesawat?"
Chenle mengguk.
Jaemin terus menelusuri berita itu, kemudian irisnya membulat ketika sampai dimana terlulis nama-nama korban kecelakaan pesawat.
Irisnya bergetar, pikirannya mulai kosong.
Detik selanjutnya ia berdiri dan ingatannya langsung tertuju pada seorang gadis.
(Full Name)
"(Y/n)?"
Wanita itu berbalik, menatap seorang dokter yang merangkap status menjadi sahabatnya.
"Sedang menunggunya?"
Wanita ini tersenyum kemudian mengangguk.
Sang dokter mendengus, kemudian berjalan kearah wanita yang tengah duduk di bangku depan rumah itu.
Tak ada pembicaraan apapun diantara keduanya. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
(Y/n) yang tengah memikirkan apa yang harus ia lakukan ketika Suaminya kembali dari perjalanan bisnis dari London.
Sementara Jaemin yang tengah memikirkan cara agak wanita ini kembali seperti dulu.
"Sampai kapan kamu menunggunya?"
(Y/n) yang tengah melamun langsung mengarahkan pandangannya pada Jaemin.
"Bicara apa kamu? Aku akan selalu menunggunya untuk pulang! Dia suamiku."
(Y/n) menjawabnya dengan sedikit ketus, rasanya wanita ini sedikit tersinggung dengan pertanyaan Jaemin.
"Sudah 1 tahun kamu nunggu Jeno,"
"Apa yang 1 tahun, 3 bulan yang lalu Jeno berangkat ke London. 3 bulan Lalu Jeno menyantap sarapan paginya bersamaku!"
Wanita ini berdiri dan meninggikan suaranya.
Jaemin meruntuki pertanyaannya, tidak seharusnya dia mengatakan ini.
Emosi (y/n) masih belum stabil.
Tapi apa hanya rasa kesal yang dirasakan Jaemin?
Jawabannya tidak.
Hal yang paling dirasakan Jaemin adalah rasa sesak didadanya.
"Apa kau yakin Jeno akan kesini?"
"Tentu saja, dia akan menjemputku."
"Ini di daerah terpencil, apa Jeno bisa menemukanmu?"
"Ya, karena dia adalah Lee Jeno. Dia akan selalu bisa menemukanku kemanapun aku pergi.
Sejauh apapun, dia akan selalu bisa menemukanku."
Jaemin tersenyum pahit mendengar perkataan (y/n).
Pria ini memutar ulang memorinya, dia tidak mengalami sebuah kemajuan apapun.
Tapi satu hal yang terus terngiyang,
"Seberarti itu kah Jeno untukmu?"
Tbc
Iya emang pendek, kan udah dibilang pendek
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope!! Jaemin x You
FanfictionJaemin selalu berdoa agak (y/n) kembali, sementara (Y/n) selalu berdoa agar Jeno kembali. ini hanya hayalan singkat, tak banyak kalimat didalamnya. tapi semoga menghibur warning : typo dan sebagainya.