Wanita itu berdiri di pojok kamar, suaranya melengkin, menggema di dalam kamar.
Sementara sang pria tengah menatapnya lekat, mencoba menenangkannya dari jauh.
Jaemin ingin mendekat, dan menenangkannya. Tapi benda yang berada di genggaman sang wanita membuatnya ciut.
(Y/n) berdiri disana, dengan punggung tangan yang berlumuran cairan merah berbau amis.
Tangannya memegang pecahan kaca yang beberapa saat lalu pecah karena pukulannya.
"(Y/n), hentikan! Aku mohon."
"Kenapa? Kau bilang Jeno sudah meninggal kan? Aku ingin bersamanya. Aku akan menyusulnya."
Wanita ini mulai menggoreskan pecahan kaca itu pada nadinya.
Jaemin berlari mendekatinya. Merebut paksa pecahan kaca itu dari tangan sang wanita. Tanpa mempedulikan tangannya yang ikut tergores.
Pecahan kaca itu telah berubah warna menjadi merah. Cairan merah dari tubuh Jaemin dan (Y/n) menjadi satu disana.
Sementara pasangan dokter dan pasien ini tengah berperang disana.
Dengan sang dokter yang menghawatirkan kesehatan pasiennya.
"Lepaskan aku!"
"Hentika (y/n)! Kau benar-benar telah kehilangan akalmu!"
"Kau bilang Jeno sudah mati! Kalau begitu, biarkan aku menyusulnya!"
"Hentikan!"
"Lepaskan! Aku ingin bersama Jeno! Aku harus menyusulnya! Aku akan bersamanya disurga! Lepaskan!"
Wanita ini terus memberontak.
Tidak mempedulikan tangannya yang terus mengeluarkan cairan anyir itu.
Jaemin sudah tak kuasa menahan rasa sakit di hatinya.
"Maaf"
Suaranya bergetar. Sementara sang wanita kini berhenti memberontak setelah mendengar kalimat ini.
Iris sang wanita bertemu dengan iris sang dokter.
Jaemin terlihat begitu rapuh.
Untuk pertama kalinya, Jaemin memperlihatkan sisi rapuhnya pada orang lain.
"Maaf kan aku! Aku mohon, hentikan semua ini (y/n). Aku mohon."
Cairan bening itu mengalir begitu saja dari iris cantik sang dokter.
Tangannya yang menggenggam sang pasien mulai melonggar. Membiarkan tangan sang pasien bebas.
(Y/n) terlihat begitu terkejut. Tangan bebasnya terangkat mengusap air mata sang dokter.
"Maaf kan aku."
Wanita ini tak mampu menjawab, dia hanya menatap sendu pria dihadapannya.
Iris keduanya masih saling mengunci.
"Seandainya aku lebih egois saat itu."
Wanita ini masih menatap Jaemin dengan tatapan sendunya. Dia tak percaya Jaemin bisa serapuh ini.
"Seandainya saat itu aku mengambilmu darinya.
Seandainya saat itu aku tidak membiarkan mu merasakan kebahagiaan semu itu.
Kau tak akan sesakit ini."
"Maafkan aku, tolong."
Detik selanjutnya Jaemin membawa tubuh sang pasien duduk di pangkuannya. Memeluk nya erat. Menyalurkan kehangatan.
Entah iblis mana yang masuk ke tubuh sang dokter hingga dia mendekatkan wajahnya ke arah sang wanita.
"Jeno akan sangat membenciku setelah ini."
Tepat setelah kalimat ini keluar, Jaemin mengecup bibir pasiennya.
Perlahan, kecupan itu berubah menjadi lumatan yang menuntut.
Jaemin tidak peduli dengan segala yang menunggunya setelah ini.
Yang dia tau adalah dia membutuhkan (y/n).
"Aku akan menjadikanmu milikku. Tak kan kubiarkan seseorang merebutmu lagi dariku."
Tidak ada yang tau kapan dokter ini akan berhenti.
Yang pasti, malam itu akan menjadi malam yang panajng untuk keduanya.
End.
Apa ini mengejutkan? Maaf 😅
Sekali lagi aku mau makasih sama kak Liana karena ngizinin aku buat ini. Dan aku mknta maaf karena hasilnya nggak sampai seperempat dari ekspektasi aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope!! Jaemin x You
Fiksi PenggemarJaemin selalu berdoa agak (y/n) kembali, sementara (Y/n) selalu berdoa agar Jeno kembali. ini hanya hayalan singkat, tak banyak kalimat didalamnya. tapi semoga menghibur warning : typo dan sebagainya.