Part 15

5.2K 205 1
                                    

Saat jam 3 pagi, Arina terbangun dari tidurnya. Arina gelisah dan di atas ranjangnya dia terus menerus bolak-balik ke kiri dan ke kanan. Haykal pun tiba-tiba terbangun, langsung mendekat pada Arina pun berkata...

" Kamu kenapa Arina? Sakit perut? "

" Nggak. "

" Terus, ngapain kamu pegangin perut kamu terus-terusan dan meringis seperti itu sih, Arina? "

" Saya cuma pengen pipis, dokter. "

" Pengen pipis? Terus kenapa nggak langsung ke kamar mandi dari tadi? Biasanya kamu langsung ke kamar mandi buat pipis sendirian tanpa bangunin saya. Kenapa sekarang nggak? Takut? "

" Iya. "

" Takut kenapa? Tadi katanya nggak takut tidur sendirian dan selalu nyuruh-nyuruh saya pulang ke rumah berulang-ulang kali. "

" Maaf, tadi saya mimpi didatangin sama bu Lela. "

" Tapi dia nggak ngajakin kamu buat jadi almarhuma juga kan? "

" Ih...ih...dokter. "

Ucap Arina kesal. Haykal tersenyum mendengar ucapan Arina dan berkata...

" Maaf, bercanda. Lagian kamu nggak boleh jadi almarhuma, nanti pernikahan kita berdua gimana. "

" Iya. "

" Ya udah yuk buruan ke kamar mandi, nanti kamu pipis di celana loh, kan gawat. Masa iya kamu pipis di celana kayak anak kecil. "

" Ih...ih...dokter. "

" Bercanda calon istriku. "

Arina dan Haykal pun menuju ke kamar mandi. Sesampainya di depan kamar mandi Arina berkata...

" Dokter berdiri aja di situ jangan kemana-mana, saya takut. "

" Iya, nanti sekalian kita sholat tahajud berjamaah ini udah jam 3 pagi. "

" Iya dok. "

Arina pun langsung masuk ke dalam kamar mandi. Saat Arina sedang pipis, Arina berkata...

" Dokter, dokter masih di depan pintu kamar mandi ini kan? "

" Iya Arina, saya nggak kemana-mana kok. Saya aja kedengaran suara pipis kamu seperti nasi goreng. "

" Nasi goreng? Ih...ih...dokter. "

" Becanda. "

Tidak lama kemudian Arina selesai pipis dan mengambil air wudhu. Haykal pun selesai mengambil air wudhu. Mereka berdua pun sholat tahajud bersama-sama.
_____________

1 bulan kemudian...

Arina sudah keluar dari rumah sakit. Arina pun akhirnya menikah dengan Haykal. Selesai prosesi ijab qabul, Arina meneteskan air matanya dan berbicara sendiri di dalam hati...

" Alhamdullilah ya allah, akhirnya hari ini aku menikah juga. Terima kasih banyak ya allah atas jodoh terbaik yang kau berikan padaku. Terima kasih banyak ya allah atas berkah dan karuniamu. "

Dengan mengucapkan basmalah, Arina pun mulai mencium punggung tangan kanan Haykal dengan mata berkaca-kaca.

Saat Haykal akan mencium kening Arina, Haykal terlebih dahulu menghapus air mata Arina yang tiba-tiba jatuh di kedua pipi Arina.

Dengan mengucapkan basmalah, Haykal pun mulai mencium kening Arina untuk yang pertama kalinya. Di dalam hati, Arina berkata...

" Terima kasih imamku. "

Seluruh keluarga Arina yang menyaksikan prosesi pernikahan Arina dan Haykal sangat bahagia sekali. Tangis haru dan bahagia pun mengalir di wajah Arina, kedua orang tuanya dan kedua saudara perempuan nya.

Malam harinya selesai Arina dan Haykal sholat Isya dan sholat Sunah berjamaah, mereka berdua duduk di pinggir ranjang pengantin mereka berdua dengan sangat canggung. Haykal pun memecahkan suasana canggung tersebut dengan mengajak Arina mengobrol-obrol.

" Arina, sekarang aku boleh kan panggil kamu dengan panggilan sayang? "

" Sa...yang? "

" Sayang, boleh ya? "

" I...iya, boleh kok dokter. "
Ucap Arina malu-malu.

" Dokter? "



Terima Kasih Imamku (1-16 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang