Diam bukan berarti ia lemah,tetapi ia berusaha mengendalikan kebuasannya.
"Dasar jalang!!dari mana saja kau hah?"bentak Tata sembari menjambak rambut Emma.
Emma hanya diam tetapi kali ini ia tidak menangis.ia terlihat seperti tidak peduli.hal itu membuat Tata semakin geram.ia berteriak memanggil Samuel.
"Samuel!!kemari dan cambuki dia!!..."teriak Tata yang masih setia menarik-narik rambut Emma.
Samuel mendengar teriakan ibunya langsung datang dengan cambuk di genggaman tangannya.ia tampak terkejut saat melihat Emma yang masih bisa menginjakkan kakinya dirumah ini.ia meneliti tubuh Emma,sepertinya ia baik-baik saja.
"Bukankah joy sudah membawanya pergi,lalu kenapa gadis sialan ini masih disini."batin Samuel sambil melangkah maju mendekati Emma.
Samuel mengangkat cambuknya dan mulai mencambuki tubuh Emma berkali-kali.Emma tampak seperti menikmatinya.Tata dan Samuel bingung karena Emma hanya diam.tak biasanya ia seperti ini.biasanya ia akan memohon ampun dan menangis.isakannya akan selalu terdengar.
Ctlar...Ctlarrr.....
Berkali-kali Samuel mencambuki tubuh Emma,dan apa yang ia dapat?lengannya ngilu akibat kelelahan mencambuki tubuh Emma.untuk pertama kalinya usahanya membuat Emma menangis sia-sia...
"apa yang terjadi padanya"batin Tata sembari masuk rumah dan membanting pintu.
"Cepat masuk dan buatkan sesuatu yang bisa dimakan."geram Samuel dan pergi.
Emma masih menundukkan kepalanya.rasa perih di lukanya kemarin bertambah dengan rasa perih di luka barunya.ia mencoba untuk terlihat kuat walaupun hatinya sudah lemah.
Dengan kaku Emma berjalan memasuki rumah.ia pergi ke kamarnya.di depan cermin ia menatap bayangannya.sesekali ia bergidik jijik melihat dirinya sendiri.penampilannya saat ini tidak jauh dengan penampilan gelandangan.mungkin lebih baik penampilan gelandangan.
Bajunya kumuh dan ada beberapa lubang dan sobekan.tubuhnya kotor dan banyak luka disertai lebam.rambutnya acak-acakan dan kotor.wajah cantiknya ditutupi oleh debu dan lumpur.saat ini ia tampak sangat..sangat...sangat buruk.
Emma menghela napas.ia berjalan menuju lemari dan membukanya memilih pakaian yang lebih baik dan berjalan masuk ke kamar mandi.setelah sepuluh menit ia keluar dengan memakai pakaian berwarna hijau polos.
Di depan cermin ia melihat bayangannya.memastikan apakah penampilannya tidak seburuk sebelumnya.
"lumayan"gumamnya sembari menyisir rambutnya yang masih basah.ia membuka laci dilemarinya dan mengambil salep lalu mengoleskannya di lukanya.
Setelah memperbaiki penampilan dirinya,Emma berjalan keluar kamarnya menuju dapur untuk memasak sesuatu.
Di dapur Emma mencuci beberapa sayur,memotong dan membuat bumbu yang akan digunakan.
Sepi,hanya terdengar suara penggorengan.Emma bersenandung pelan agar tidak merasa bosan.inilah yang ia suka,suasana yang sepi dan tenang.tidak ada yang mengganggu dan menyakitinya.
Saat ingin memotong sayur,ia teringat saat dirinya yang diculik lalu ia menggunakan pisau untuk membunuh orang yang menculiknya.ingin sekali ia bisa melakukannya lagi.siapa yang akan ia bunuh?semua orang yang menyakitinya.tetapi ia urungkan karena ia menunggu waktu yang tepat.
Semua sudah selesai.Emma menata peralatan makan di meja makan lalu meletakkan masakannya.ia merasa puas saat melihat hasil masakannya di meja.ia berharap,mungkin...
dengan memperbaiki dirinya agar lebih baik bisa membuat semua orang tak lagi memandangnya rendah.Emma melangkahkan kakinya menaiki tangga dan mengetuk pintu.
"ibu,makanan sudah siap."ucap Emma sedikit berteriak.tak lama kemudian pintu terbuka.
Melihat penampilan Emma yang lebih rapi dan bersih membuat Tata mengerutkan dahinya.'sejak kapan Emma memperhatikan penampilannya'?pikirnya.
"Hmm...panggil juga Samuel."ucap Tata sembari pergi menuruni tangga.
Terselip rasa lega karena ibunya tidak memarahinya lagi.dengan semangat Emma berjalan menuju kamar Samuel dan mengetuknya.
"Kakak,makanan sudah siap."ucap Emma sedikit berteriak.
lamanya ia menunggu jawaban dari Samuel membuatnya lelah.Emma hampir melangkah meninggalkan kamar Samuel tetapi suara pintu menghentikannya.ia merasa ada tangan yang menarik lengannya masuk kamar.Samuel menarik tangan Emma hingga ia masuk ke dalam kamarnya.
"Apa yang terjadi?mengapa Joy tidak membawamu?"mendengar pertanyaan Samuel membuat Emma geram.
"Karena ada sesuatu yang menimpahnya membuatnya tidak jadi membawaku".balas Emma berusaha tenang.
"Sesuatu?"tampak jelas saat ini Samuel sedang berfikir.lalu ia pergi keluar kamarnya meninggalkan Emma yang tersenyum Devil.
"Kau akan terkejut saat melihatnya."gumam Emma sembari melangkah keluar.
Suara peralatan makan memenuhi ruangan.tidak ada satupun kata dan kalimat untuk membuat percakapan.hanya keheningan yang ditemani suara peralatan makan.
Tata dan Samuel tampak lahap memakan makanan mereka kecuali Emma.ia berdiri di sudut ruangan menunggu ibu dan kakak tirinya selesai makan.hal ini sudah biasa bagi Emma.ia tidak diperbolehkan makan semeja dengan orang lain termasuk ibu dan kakak tirinya sendiri.biasanya ia akan memakan makanan sisa di kamarnya.tetapi jika makanan habis tak tersisa,Emma akan mengisi perutnya dengan air putih.itu sebabnya kadang Emma menyisihkan masakannya dan menyembunyikannya di kamarnya.ya..untuk berjaga-jaga jika ibu dan kakak tirinya menghabiskan semuanya.
Tata dan Samel langsung beranjak pergi setelah menghabiskan makanan mereka.disitu Emma langsung membereskan peralatan makan yang kotor.
Setelah semua sudah beres,Emma pergi ke kamarnya.di depan ranjang Emma berjongkok dan mengulurkan tangannya berusaha menggapai sesuatu di bawah ranjang.ia menarik tangannya,dan ternyata ia berusaha mengambil satu piring masakan yang ia sisihkan dan menyembunyikannya dibawah ranjang.ia melahap makanannya hingga habis tak tersisa.
Emma berjalan menuju balkon.ia menghirup udara sejuk malam sembari memejamkan matanya.ia membuka matanya menatap langit yang gelap,gumpalan awan hampir memenuhi langit dan bulan yang bersembunyi dibaliknya.
Emma membanting tubuhnya ke ranjang dan menghela napas.tak lama kemudian ia tertidur.
!!hello guys jangan lupa!!
#vote
#commet
#follow
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE MYSELF!!
Fantasypenderitaan,siksaan,dan pelampiasan membuat batinnya terluka,kegelapan menelannya tak menyisakan setitik cahaya. seorang gadis yang periang menjadi pendiam dan mematikan.banyaknya penderitaan,siksaan dan luka yang ia rasakan membuat ia muak.tak ada...