#4

41 6 0
                                    


Mata itu terbuka
Tusukan tajam cahaya menyiksa
Tak kuat lagi
Matanya tertutup kembali
Menikmati kagelapan yang abadi























Emma melangkahkan kakinya menuju balkon dan mengedarkan pandangannya melihat taman.disana ada Liona duduk di kursi taman sendirian.tak lama kemudian Emma tersenyum miring.

Emma berjalan santai mendekati Liona.ia terdiam sejenak merasakan angin yang menerpanya membuat sedikit rambutnya berantakan.matanya fokus pada seseorang didepannya.senyum devilnya ia samarkan.

"Hyuhhhh...."Emma menghela napas kasar membuat Liona tersentak dan langsung membalik badannya.

"Apa yang kau lakukan disini jalang?"sinis Liona sembari mendekati Emma.

"Menyelesaikan tujuanku"jawab Emma dengan sedikit ketus.

Liona terkejut saat mendengarnya.ia mulai curiga.matanya menatap Emma dengan tajam,sedangkan yang ditatap hanya menampilkan wajah datar.

"Beraninya kau..."desis Liona,ia semakin geram saat melihat Emma yang tidap peduli ucapannya.

"Aku?berani?kau ingin melihatnya?"balas Emma dengan nada meremehkan.

"Oh..aku ingat dan aku mengenalmu.Kau tak akan pernah berani.kau hanya pengecut,penakut,pecundang yang bisanya menyusahkan orang."ucap Liona.

"Hanya itu yang kau tahu?kau belum mengenalku Liona.."sinis Emma sembari berjalan menuju pohon yang sudah ditebang.ia mencabut kapak yang tertancap di batang pohon dan melangkah mendekati Liona.

Melihat gerak-gerik Emma membuat Liona mengerutkan dahinya.perlahan-lahan ia melangkah mundur menciptakan jarak.hingga pinggangnya menabrak kursi taman.rasa takutnya semakin menguasai saat melihat mata Emma.mata itu seakan ingin melihat sesuatu yang akan memuaskannya.

"A..apa yang kau lakukan bodoh!!"pekik Liona berusaha terlihat berani saat Emma mengangkat kapaknya seakan ingin menebasnya.

"Membuktikan bahwa kau tak sepenuhnya mengenalku.."sinis Emma,ia sudah berada tepat didepan Liona.

"Tidak..kau bukan Emma.aku mengenalnya.siapa kau??"gagap Liona.napasnya memburu akibat rasa takut yang membara.

"Yang kau kenal adalah Emma yang dulu.inilah aku..Emma yang senenarnya."setelah mengatakan itu Emma langsung menebas kepala Liona menggunakan kapaknya.

Mata itu masih terbuka,napasnya sudah berhenti,tubuhnya tak bergerak lagi,darahnya mewarnai tanah membuat Emma tersenyum puas.

Tangan Emma mencabut pisau di rambutnya dan mengukir sesuatu di pergelangan tangan Liona.puas dengan pemandangan di depannya ia melangkah pergi meninggalkan mayat Liona tergeletak.

Emma kembali ke kamarnya meneliti apakah bajunya terdapat bercak darah.ia melihat bagian bawah dressnya.terdapat warna merah pekat disana.Emma membuka lemarinya dan mengambil dress lain.tetapi dress itu sama persis dengan yang ia pakai saat ini.

Beberapa menit kemudian Emma keluar dari kamar mandi,ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.ia merobek dressnya yang kotor akibat bercak darah dan menjahitnya menjadi rok.bagian atas dressnya ia biarkan.lalu ia memasukkannya di dalam plastik sampah.

Aaakkkhhhhh........

Terdengar suara teriakan yang nyaring membuat Emma tersenyum puas.inilah yang ia tunggu dari tadi.ia keluar dari kamarnya dan berlari kecil menuju taman.

Semua orang disana tampak syok melihat pemandangan di depan mereka.dengan lambat suami Liona mendekati mayat istrinya.ia memegang pergelangan tangan Liona.disana tertulis 'mati kedua'.

"A..apa-apa'an ini?..mati kedua?apa maksudnya?"tanya pria itu yang merupakan suami Liona.

Emma menutup mulutnya dan menangis.ia pura-pura ingin muntah dan langsung lari ke kamarnya.

Semua orang disana masih terpaku melihat mayat yang tergeletak didepan mereka.disamping Liona terdapat sebuah kapak yang sudah berlumuran darah.mereka yakin bahwa ini pembunuhan.seseorang membunuh Liona.

Dibalkon Emma menatap taman yang masih dikerumuni orang."drama yang bagus Em"gumam Emma pada dirinya sendiri.





























!!jangan lupa!!

#vote

#comment

#follow

I HATE MYSELF!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang