Long Slow Distance (1)

538 45 0
                                    

"Lagi apa?" tanya Taeyong

"Lagi siap-siap mau berangkat ke kampus." jawab Seulgi yang sedang memasukkan beberapa barang ke tasnya.

"Bukannya hari ini kamu tidak ada jadwal?" tanya Taeyong.

"Ya seharusnya tapi aku sedang mengikuti program sosial bersama kakak tingkat dan dia memintaku datang ke kampus untuk membahas program acara."

"Hati-hati kalau begitu dan jangan lupa sarapanmu." ucap Taeyong dengan perhatian.

"Aku tak akan melupakannya, sekarang aku sedang membuat sereal. Kamu juga jangan lupa sarapan, hari ini kamu akan presentasi kan?" tanya Seulgi.

"Aku semalaman benar-benar lelah mengulang materi lagi, banyak hal yang aku ingin ceritakan tapi nanti malam saja aku ceritakan saat kita berdua memiliki waktu untuk facetime." ucap Taeyong dengan nada tak bersemangat.

"Ayolah hari ini kamu harus semangat, supaya presentasimu lancar dan cepat mendapatkan waktu libur lebih dulu danaku menunggumu di Seoul. Aku merindukanmu." ucap Seulgi dengan nada sedikit memarahi Taeyong yang terdengar lemas.

"Aku juga merindukanmu. Aku akan siap-siap sekarang, dan tenang saja aku akan segera sarapan."

"Yasudah aku harus segera berangkat ya. Aku mencintaimu Taeyongie, aku akan menunggu cerita-ceritamu!"

"Aku juga mencintaimu! Hati-hati ya."

Taeyong berkuliah disalah satu Universitas terbaik di Singapore dan dia mendapatkan full beasiswa.

Sementara Seulgi hanya mahasiswi yang mendapatkan beasiswa di kota kelahirannya, Seoul.

Mereka berdua mendaftarkan beasiswa di negara yang sama namun hanya Taeyong yang berhasil lolos.

6 tahun bersama adalah waktu yang lama untuk sebuah hubungan. Mereka terpaksa menjalin hubungan jarak jauh ini yang sudah berlangsung 3 tahun setelah 3 tahun bersama-sama.

Taeyong dan Seulgi rutin melakukan facetime atau voice call.

Dua kali dalam setahun Taeyong menghabiskan masa liburnya di Seoul dan sebaliknya Seulgi juga mencuri waktu kuliahnya untuk berkunjung ke Singapore.

. . .

Taeyong benar-benar mempersiapkan presentasinya sehingga untuk sarapannya saja dia menghangatkan sisa ayam yang dia makan tadi malam.

Sebelum berangkat dia memastikan semua dokumen dibawa selama perjalanan menuju kelas dari asramanya dia menghafal beberapa materi lagi.

Ujian akhir semester ini benar-benar disaksikan beberapa guru besar jurusannya karena apabila lolos presentasi ini Taeyong akan masuk kandidat penerima beasiswa lanjutan untuk jenjang lebih tinggi.

Jadi alasan Taeyong terus tertekan karena dia benar-benar ingin mendapatkan beasiswa itu untuk masa depannya.

Lagipula Seulgi juga berencana melanjutkan sekolahnya di Singapore.

. . .

Beberapa materi sudah dipersiapkan dengan matang.

"Aku yakin aku bisa. Ah iya aku akan mengirim pesan untuk Seulgi." Taeyong mengambil hapenya yang berada di samping laptopnya.

Seulginie
Sebentar lagi dosenku datang, kuharap presentasiku berjalan dengan lancar dan aku bisa cepat bertemu denganmu. Aku mencintaimu.

Setelah menunggu Seulgi tak kunjung membalas pesannya.

"Yasudah mungkin dia sibuk." ucap Taeyong sambil tersenyum melihat layar ponselnya foto Seulgi yang sangan cantik

ONE SHOT: SEULYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang