chapter 2 ; Mission Plan

142 12 1
                                    

Keesokan harinya.....

"Hyung bangun... Katanya ada misi" Jeongin menggerakkan badan Hyunjin agar kakaknya itu bangun.

Tapi usahanya tak berhasil. Sebuah pikiran jahil tiba-tiba terlintas dalam otak Jeongin.

Jeongin pergi meninggalkan Hyunjin dan kembali dengan sebaskom ember berisi air.

Byurrr

"SHIT!!"

Hyunjin terbangun dari mimpi indahnya. Kemudian ia menatap sekitar dan baru sadar kalau dirinya basah.

"Fuck! Who did it?!"

Hyunjin mendengar suara cekikikan disebelahnya. Saat menengok ternyata itu Jeongin.

Oke, sekarang Hyunjin tau apa penyebab dan siapa yang menyebabkan dia basah.

"HWANG JEONGIN!!"

Jeongin segera lari keluar dari kamar untuk menghindari amukan kakaknya itu. Walaupun ia tahu kakaknya tak akan benar-benar marah padanya.

Jeongin berhenti berlari ketika sampai di dapur. Ternyata disana sudah ada Jaemin, Han dan Felix

"Kenapa Jeong? Kok lari-lari?" Tanya Jaemin.

"Hahaha tadi gue nyiram Hyunjin hyung biar bangun. Jadi gue lari deh biar gak diamuk" Jawab Jeongin sembari tertawa

"Ada-ada aja lo" Han menggelengkan kepalanya.

"Sini Jeong, sarapan dulu" Ajak Felix

Jeongin segera duduk disebelah Han. Sedangkan Felix dan Jaemin duduk di hadapan mereka. Tak lama Hyunjin datang.

Jeongin langsung bersembunyi dibelakang tubuh Han. Tapi karena tubuh Jeongin lebih besar dari Han, Jeongin ketahuan. Hyunjin mendekati Jeongin dan menjewer telinga adiknya itu

"Ampun hyung... Lepas ih, sakit" Rengek Jeongin.

"Nope!"

"Udah lah Hyun, kita sarapan dulu" Kata Jaemin.

Hyunjin melepas jewerannya pada Jeongin dan duduk disebelah Jeongin.

"Jam latihan lo hari ini gue tambahin 5 jam" Ucap Hyunjin pada Jeongin

Sang adik langsung membelalak. Ia tak terima. Jam latihan yang lama saja sudah sangat lama, dan untuk hari ini Hyunjin ingin menambah 5 jam lagi?!

"Yahh jangan dong. Hyung gak kasian apa sama jeongin~" Ucap Jeongin sambil menampakkan muka melasnya.

"Gak ada penolakan. Itu sebagai hukuman ok
lo" Ucap Hyunjin dingin

Jeongin menunduk. Ia menyesal sudah mengganggu tidur kakaknya itu.

Han, Jaemin dan Felix yang mendengar itu hanya terdiam. Mereka ingin membantu Jeongin, tapi mereka sendiri takut dengan Hyunjin.

"HALLO EPRIBADEH YEJI YANG CANTIK COMEBACK, MANA SUARANYA"

Terdengar suara teriakan nyaring dari arah ruang tamu. Jeongin yang tau itu kakaknya langsung lari menuju ruang tamu.

"Kak Yeji!!" Pekik Jeongin lalu memeluk Yeji, sang kakak perempuan sekaligus kembaran Hyunjin

"Ya ampun, adek gue udah gede aja" Ucap Yeji sembari mencubit hidung Jeongin gemas.

"Tapi lucunya gak ilang. Masih kayak baby fox" Lanjutnya

Jeongin yang dibilang anak rubah melepas pelukannya dan mengerucutkan bibirnya.

"Ihh kok anak rubah sih! Yang swag dikit dong. Anak singa kek, anak elang kek" Kata Jeongin protes

"Gak cocok. Lo dimata gue masih selalu jadi bayi rubah kesayangan gue"

Jeongin pun pasrah. Percuma ia protes karena kakak perempuannya itu akan selalu begitu.

"Oh ya kak Yeji udah sarapan?" Tanya Jeongin

"Belum, makanya gue dari bandara sekalian kesini. Numpang makan" Ucap Yeji yang kemudian tertawa

Jeongin yang mendengar itu menarik Yeji menuju ruang makan. Kemudian ia mengambilkan piring, lauk dan nasi untuk Yeji.

"Eh Yeji, kapan ke Koreanya?" Tanya Jaemin

"Baru nyampe tadi pake jet" Jawab Yeji kemudian menyuapkan makanan ke mulutnya.

Selesai makan mereka berkumpul di ruang rapat. Hyunjin yang menyuruh karena ingin membahas soal misi mereka hari ini

"Yeji why are you here?" Tanya Hyunjin heran karena Yeji mengikuti mereka hingga masuk ke ruang rapat.

"Yaelah Hyun, gue juga pengen tau kali misi lo apaan"

"Oh iya, mafia yang nyerang markas lo udah gue beresin"

"Thankyou my twins" Ucap Yeji lalu mengecup singkat pipi Hyunjin. Hyunjin tersenyum

Jangan baper guys, cuma cerita aja :)

Tapi 10 detik kemudian raut wajahnya berubah serius. Yang lain juga ikut serius.

"Jadi?"

"Gue mau nyerang mafia ke 10" Ucap Hyunjin

"Black Wolf?"

Hyunjin mengangguk. Kemudian Hyunjin menjelaskan rencananya dalam penyerangan itu.

"Kenapa gak pake strategi kayak biasanya?" Tanya Felix

"Gpp, gue mau coba cara baru" Jawab Hyunjin.

"Jadi? Mau nyerang kapan?" Jaemin ikut bertanya

"Malem ini juga. Tapi khusus buat lo, Yeonjun sama Felix kalian berangkat nanti sore ke gudang mereka di tempat ini" Ucap Hyunjin sambil menunjuk sebuah tempat pada peta di tablet nya.

"W-what? T-tempat ini....."

"Iya. Gue mau lo lawan trauma lo dengan tempat itu. Gue yakin lo bisa"

Han memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. Ingatan masa lalu dimana kedua orang tuanya meninggal kembali terlintas. Di gudang itulah, Han menyaksikan sendiri bagaimana orang tuanya dibunuh dengan sadis. Untungnya ia berhasil kabur berkat bantuan Hyunjin.

Setelah kejadian itu, Han mengalami depresi berat hingga ia harus menjalani pengobatan. Namun sekarang trauma itu sudah tak muncul lagi, karena sekarang disisi Han banyak orang yang menyayanginya. Trauma itu akan muncul saat Han mengunjungi tempat-tempat masa lalunya bersama kedua orang tuanya, terutama gudang yang akan ia datangi nantinya.

"Ayo Han, lo bisa. Lo udah janji sama bunda dan Hyunjin buat ngilangin trauma ini. Walaupun berat, lo pasti bisa!" Batin Han menyemangati dirinya sendiri.

"Hannie, lo gak papa kan?" Tanya Jeongin khawatir

Han tersenyum lalu menggeleng ringan. "Gue gak papa. Cuma sedikit pusing aja"

"Lo mending istirahat deh Han. Nanti sore gue bangunin deh" Ucap Yeji yang ikut khawatir.

Sekali lagi Han tersenyum. Ia bersyukur ada orang yang menyayanginya seperti keluarga sendiri. Padahal Han ingat dulu ia dengan Hyunjin adalah rival saat SMP. Namun ketika SMA mereka memutuskan untuk baikan dan menjadi sahabat hingga saat ini.




















Tbc

Hai Hai Hai....
Maaf ya nunggu lama. Aku lagi gak ada ide buat lanjutin ini. Ide versi yang lama beda jauh sama versi ini jadi aku harus mikir ulang.

Maaf kalo gak nyambung dan ngebosenin. Aku gak pinter buat cerita kayak gini

Sorry for typo...

I Am Boss [Hwang Hyunjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang