14; t a u h e r c u l i d s
mungkin sudah waktunya▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀
Ardi tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa dirinya akan melakukan hal yang jarang ia lakukan─dan lebih membingungkan dirinya lagi, pada Elara. Entah apa juga yang ia pikirkan ketika malah dirinya yang seperti ingin memulai lebih dulu. Dan semuanya malah terasa... benar.
Bukan. Bukan benar yang bagaimana-bagaimana. Hanya saja seperti menemukan hal yang Ardi inginkan. Tidak ada keraguan juga. Ardi sudah mati-matian untuk menyangkal tetapi sepertinya dirinya akan kalah.
Seperti sekarang ini, seharusnya Ardi sudah masuk ke dalam mobilnya. Kemudian pulang atau main bersama teman-temannya. Namun, pemandangan di depan sana lebih menarik untuk dilewatkan. Elara sedang berada di lantai dua bersama teman-temannya. Mengobrol entah apa sambil tertawa-tawa. Litha juga ada di sana. Ardi diam. Mengamati. Duduk di salah satu bangku panjang yang tak jauh dari pelataran parkir.
Lalu, sudut kiri bibirnya terangkat sedikit. Mengingat apa yang Litha katakan padanya.
Tetapi, bukan itu yang seharusnya Ardi pikirkan.
Tak lama Ardi bangkit. Melampirkan jaket baseball merahnya ke pundak kiri. Berjalan santai menuju lapangan indoor. Elara ada latihan cheers, jika Ardi tak salah ingat.
Sebelumnya, Ardi lebih dulu membeli minuman kesukaannya di kantin. Itu jus jambu. Ardi beli dua. Lagi. Entah apa yang ia pikirkan.
"Aku juga mau dong apa yang Kak Ardi minum."
"Chloe ambil sendiri sana di kulkas."
"Aku maunya punya Kak Ardi aja!"
"Iya-iya nih."
"Nah gitu dong. Karena Kak Ardi udah baik, aku pinjemin teropong aku satu hari."
Dan berakhir Chloe yang tersenyum lalu mencium pipinya. Ardi mengerjap. Dada terasa sakit lagi. Ia memilih untuk duduk di bangku paling pojok. Matanya tidak lepas dari Elara yang sepertinya belum mengetahui kehadiran dirinnya.
Ardi menyandarkan punggungnya dengan kedua kaki yang ia angkat. Meletakkannya di bangku depan. Jika saja Litha tidak takut pada Ardi. Jika saja Litha tahu bahwa Ardi membutuhkan dirinya. Jika saja Litha tahu bahwa kehadiran dirinya sangat penting. Bisa saja saat ini Ardi tidak akan bertanya-tanya lagi.
Membuat semuanya jelas. Membuat Ardi bisa menemui Reika. Membuat Ardi tahu dirinya benar. Membuat semuanya yang abu-abu itu memudar.
Ardi mengerjapkan matanya kembali. Pikirannya teralih pada Elara kini. Elara pernah mengatakan padanya bahwa dirinya menyukai Ardi. Ardi tersenyum kecut. Apa yang disukai dari diri Ardi yang seperti ini? Elara akan membencinya cepat atau lambat seperti orang-orang itu. Seperti orang-orang kebanyakan. Setelah tahu Ardi seperti apa.
Namun, yang lebih membuatnya tidak mengerti mengapa Ardi membuka celah itu untuk Elara masuki. Celah yang Ardi tutup rapat-rapat.
Elara terlalu sempurna untuk Ardi yang seperti ini. Lihat saja dirinya. Semuanya akan menyukai Elara. Gadis dengan senyuman manisnya. Gadis dengan tawanya yang membuat pasang mata menoleh ke arahnya. Yang diam saja membuat orang melihat ke arah dua kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
1.4 | baby
Teen Fiction「 follow dulu sebelum baca 」 ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀ ❝Should've ended it b e f o r e it started.❞ Kita berdua tahu jaraknya jauh. Aku tidak bisa menempuhnya sendiri. Aku butuh ditemani. Kamu menyetujui. Kita saling melengkapi. Lalu, datang bad...