Penasaran

26 5 0
                                    

"Kebiasaan nya sama persis dengan orang yang sedang gue cari." -Afgar Pradata.

***

----Lanjutt bab kemarin.

Kini Farah sedang berada dilapangan, Farah sudah melanggar peraturan karena tidak memakai dasi. Mata coklat nya habis bertemu dengan seseorang yang menurutnya tak asing, dan orang itu sedang berada di samping nya yang juga sama dihukum karena melanggar peraturan.

"Hey Afgar. Mau hormat bendera sampai pulang sekolah atau lari keliling lapangan 15 kali?." Kata pak yudis

"Ga ada pilihan ke-tiga pak?." Jawab Afgar

"Oh, mau yang lebih susah?." Kata Pak Yudis lagi. Afgar hanya bisa menghela nafas nya pasrah. Afgar memilih pilihan kedua, yaitu lari keliling lapangan. Kini Farah hanya bisa menahan tawa nya "Pffttt--" Farah yang tidak bisa manahan tawa nya kini menjadi pecah. Pak yudis langsung melirik ke arah Farah sambil membulatkan matanya. Farah terdiam. Kini Afgar yang tertawa, Lalu Pak yudis angkat bicara lagi

"Farah, kamu pungutin sampah yang ada di sekolah ini ya. Harus bersih." Kata pak yudis sambil mengisyaratkan dengan jari telunjuk nya. Farah hanya menganggukan kepala tanda mengerti. "Cewek cantik gini harus bersihin sampah? Muka gua taro dimana kalo ketemu si monyet." Umpat farah dalam hati.

Mereka berdua belum sempat berkenalan, Afgar yang penasaran dan Farah yang acuh. "Heh cewek aneh, bersihin ya, Mas Afgar pergi dulu, byee." Ucap afgar. Farah bergidik ngeri pada afgar. "Kayanya gua lebih jyjyk ke dia dari pada ke sampah deh." Jelas farah ke afgar. Namun afgar tidak mendegarnya karena langsung pergi berlari.

Setelah sama-sama sudah menyelesaikan hukumannya itu, Farah dan Afgar sedang duduk sambil ingin mengelap keringat nya dengan sapu tangan yang di bawa Farah. "Gar, mau sapu tangan gak?." Tanya farah. "Oh oke, Thanks cewek aneh." Balas Afgar. Farah hanya memutar bola mata nya malas. "Ini gua balikin sekarang atau di cuci dulu?" Sekarang Afgar yang bertanya sambil meunjukan sapu tangan nya. "Gausah, lo bawa aja." Jawab farah.

Suasana mereka terdiam, tidak ada topik pembicaraan yang pas, hanya ada suara anak sekolah yang juga riuh karena habis terkena hukuman. "Eh cewek aneh. Nama lo siapa?lo belum kenalan sama gue." Afgar angkat bicara. Farah langsung berdiri merapikan roknya, dan pergi tanpa menghiraukan pertanyaan afgar. Dengan cepat afgar menahan tangan cewek tersebut. "Jangan pergi, farah." Ucap Afgar.

Deggg!!! ----Afgar menyebut nama farah. Ia benar-benar ingat dengan masa lalu nya waktu itu. Sewaktu itu, farah terdiam memikirkan ajakan Kakaknya untuk pindah ke komplek yang sederhana. Disitu Farah terkena depresi ringan. Dimana ia sudah kehilangan kedua orang tua nya, di tambah dengan kakak nya yang mengajak pindah ke komplek Asing, dan meninggalkan Teman-teman nya disini. Cobaan berat memang. Farah langsung menepis tangan yang di pegang tadi oleh Afgar. Dan berlari ke toilet untuk pergi menangis sejadi-jadinya.

"Kenapa suara-suara orang yang gue sayang muncul lagi, pas gue udah merasa normal seperti mereka?kenapaaaa." Teriak farah dalam hati sambil memegangkan kepala nya yang sudah setengah sadar. "Mama, papa, Farah rindu." Kata farah lagi. Farah masih menangis. Terus menangis. Sampai akhirnya ia tenang sendiri dalam toilet dan siap untuk melanjutkan aktivitas seperti biasanya. Matanya sangat sembab, hidung yang merah dan rambut yang sudah tidak terbentuk itu tidak membuat farah risih. Namun, siswa-siswi yang melihatnya risih dengan keadaannya. Namanya juga netizen.

***

Gimana?mau liat reaksi afgar ga?wkwk jangan lupa kasih bintang di bawah ya. Enjoyyyy~~

Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang