Mengenal

23 3 0
                                    

"Satu komplek? Baru pindah?atau udah lama tapi gue gak nyadar?dasar bego." -Afgar Pradata.

***

Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan.

Diary depresiku - Last child

Alunan musik tentram membuat Afgar terasa nyaman. Lagu ini menceritakan kehidupan di rumah nya. Orang tua yang terlalu menekan anaknya untuk belajar. Afgar memang kurang jika untuk nilai akademiknya. Tetapi jika yang berhubungan dengan luar ruangan mungkin terbilang lebih baik.

Kini afgar berada di atas pohon dekat rumah nya. Kebiasaan dari kecil nya tidak pernah berubah. Yang ia harapkan, orang yang ia tunggu datang menghampiri afgar sambil mengatakan hal yang membuatnya nyaman. Dulu orang-orang yang di masa kecilnya begitu. Tetapi, sekarang entah kemana.

Karena afgar bosan, afgar segera turun dari atas pohon itu dan langsung menuju rumah nya mengambil jaket serta kunci motor. "Mau kemana gar? Belajar sana." Kalimat yang sangat sering afgar dengar dari ibu nya. "Afgar mau main bu ke taman. Mau cuci mata di sana dari pada cuci otak sama buku." Ucap afgar sambil menyalami ibu nya di dapur. "Yaudah, jangan sore-sore. Kamu harus pulang sebelum bapak duluan pulang." Kata ibu afgar. Afgar hanya mengangguki perkataan ibu nya dan segera pergi.

***

Setelah di taman, afgar hanya mendengarkan lagu yang sebelum nya ia dengar. Mungkin ada 33x ia mendengar tetapi tidak pernah bosan. Karena hanya itu lagu yang cocok dengan-nya. Lagu percintaan? Jangan kan lagu, cewek yang ia sukai pun tidak ada. Afgar melihat dari kejauhan orang yang tidak asing itu sedang menaiki sepedah nya bersama dengan temannya. Siapa? Afgar bertanya-tanya.

----Kring kringggg!!!!

Afgar terkejut karena sepeda orang yang tidak asing itu nyaris menabrak dirinya. "Kalo nyetir sepedah itu yang bener mbak." Ucap afgar yang pura-pura asik dengan ponselnya. Padahal, afgar masih terkejut dengan hal itu. "Maaf mas, saya ga tau jika ada orang seaneh mas. Udah tau ini jalanan, malah di tengah. Nyari mati kenapa gak sekalian di jalan kereta aja mas?lega." Ucap cewek itu panjang labar. Afgar penasaran dengan cewek itu, dengan sengaja afgar melepas masker mulut yang di pake oleh cewek itu.

"Oh. Jadi lo yang nyaris buat gue jatoh?." Kata afgar. "Iya gue. Ck! Buang-buang waktu." Balas farah. Dengan cepat afgar menahan farah agar tidak pergi. "APAAN LAGI SI MASS-NYA?!." farah Hampir hilang kesabarannya. Wajah farah yang terkena matahari terlalu lama akan mengakibatkan kering bagian bibir, makanya dia pakai masker mulut. "Tanggung jawab, jantung gue hampir copot." Ucap afgar dengan santai nya. "Gak berdarah kan?." Balas farah dengan melihat tajam ke arah mata Afgar. Namun farah kalah, farah mengalihkan pandangan ke arah samping.

"Haha. Kalo gak bisa natap, gausah sok-sok an." Afgar tertawa kecil. "Mata lo ada belek nya!." Balas farah bohong. Kemudian, afgar langsung mengalihkan pandangan ke arah samping sambil mengaca di layar ponsel nya. Karena kesempatan ini, farah langsung pergi dengan aman tentram.
Da
"Anjir, gue di kerjain. Liat aja nanti, nona cantik." Gumam afgar. Farah berhasil lolos dari afgar.

***

"Siapa si tu orang?gak jelas banget. Udah tau jalanan, malah di tengah sambil main Ponsel. Gue gak salah dong." Farah bergerutu dalam hati sambil bersepedah. Dan tiba-tiba, Bruukk! Farah hampir menabrak seseorang lagi.

Farah Bersiap untuk mengomel kepada orang tersebut. Namun, "Eh Mas, matanya ketinggal----." Belum sempat ngomong farah menatap orang tersebut dengan sangat heran. Siapa lagi ini? Ck! Hari ini sial sekali bagi farah.

"Maaf mbak, sini saya bantu berdiri." Orang itu mengulurkan tangan nya ke arah farah. Farah langsung menepis orang itu. "Tadi saya sedang fokus dengan ponsel. Jadi tidak tahu kalo mbak sedang bersepedah." Jelas orang itu. "Lain kali hati-hati ya Mas. Jalanan ini bukan punya Mas." Balas farah.

Orang itu segera menampilkan kartu serta jabatan pekerjaannya. "Nih mbak. Tolong hubungi saya jika terjadi sesuatu, kalo begitu saya permisi." Orang itu segera pergi meninggalkan kartu namanya pada farah.

"Elan? Pemilik perusahaan terbesar? Pemilik jalan juanda no 5 juga? Wah jalan ini dong? Anjir. Sial banget hari ini." Ucap farah dalam hati.

Hayoo siapa?

~~~Dududududu garing.

***

Bantu vote ya! Hehe. Selamat beraktivitas semua:'')

Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang