luke & amy - 101

334 61 0
                                    

× Amy ×

"Oh? Baik, sampaikan salamku pada ayah dan ibumu, aku merindukan kalian juga!"

"Oke, bye, Amy!"

Setelah Andrew mengakhiri telepon antara kami, aku menaruh ponsel-ku dimeja. Kalau kalian bertanya siapa Andrew, well, pertama kali aku bertemu dengannya saat ia berumur... Aku lupa, pokoknya dia tiga tahun lebih muda dariku. Saat itu, sewaktu aku pulang sekolah, aku melihat ia sedang menyatakan perasaannya kepada seseorang.

Aku tersenyum manis melihatnya, lalu pergi. Aku pulang kembali melewati jalan dimana aku melihat Andrew, kupikir mereka sedang berpelukan atau apa, tapi aku melihat ia sedang duduk termenung. Entahlah, aku menghampirinya dengan tiba-tiba. Bertanya kenapa dia sangat sedih, dan saat itulah, aku sangat dekat padanya.

Dia seorang teman yang baik, sejak aku sudah sangat sibuk dan benar-benar kehilangan kabar Andrew, akhirnya tadi ia menelepon aku dan berkata kalau sekarang ia tinggal di Perth. "Amy, jalan-jalan, yuk!" Ajak Clarisse, ku lihat Clarisse yang sudah sangat siap untuk pergi. Aku menyuruhnya untuk keluar karena aku ingin berganti baju.

×××

"Amy, ini lucu banget!"

"Beliin satu dong, Am, yang ini aja!"

"Wah, Calum harus beliin aku yang in-- duh, ini aja, deh!"

"Am, bagusan yang ini atau yan--"

Clarisse menoleh kepadaku, lalu aku menatapnya dengan tatapan atau-yang-mana. Lalu dia terdiam, mengenggam tanganku lalu membawaku pergi. Aku hanya diam membeku saat Clarisse membawaku entah pergi kemana. "Aku lapar, makan dulu, ya, Zenith!" Serunya, lalu aku tetap diam membeku.

"Kenapa?" Aku menatapnya aneh, kenapa-apanya. Dia menghela napas, "Kenapa diam aja dari tadi? Biasanya juga kamu ikutan ngoceh sama aku!" Aku menatapnya aneh, "Duh, ya, kan? Udah gitu tadi barang-barangnya bagus-bagus banget!" Kata Clarisse. Dia menatapku seolah dia berkata katakan-ada-apa-denganmu-kenapa-tiba-tiba-kau-menjadi-patung.

Aku hanya memikirkan foto itu.

Dia, dan dia.

Luke, dan Ashley.

Lagi.

"Foto, kemarin, dilobby." Jawabku sangat singkat. Clarisse menghela napas, "Amy, dengerin aku, ya!" Serunya, "Menurut aku, Luke sama perempuan itu tuh lagi ada bisnis. Percaya gak? Pasti enggak percaya, sih. Kamu pasti bakal tanya bisnis apa yang mereka jalani, kan? Tapi, Zenith, aku yakin mereka lagi ngejalanin sesuatu itu, untuk kamu." Kata Clarisse dengan penuh percaya diri.

Aku menatapnya tidak yakin dan tidak percaya, "Amy, aku tau kamu pasti gak bakal percaya. Tapi, kalau sampai aku benar, kamu harus terbangin aku ke New York!" Aku tertawa, "Dasar gila!" Aku dan Clarisse sama-sama tertawa. "Soal Grayden, bagaimana dengan dia?" Tanyanya tiba-tiba,

"Dia biasa saja, tidak seperti dulu. Tidak menggodaku atau sejenisnya. Dia lebih baik, aku tidak mengerti tiba-tiba dia berubah begitu. Tapi, untunglah." Clarisse mengangguk-angguk, mengerti. Makanan yang kami pesan sudah sampai, aku dan Clarisse berterima kasih lalu pelayan itu pergi.

"Enak banget! Astaga, aku bakal gemuk, deh!" Kata Clarisse dengan semangat, aku hanya tertawa. Omong-omong soal Calum dan Luke, aku tidak tau mereka pergi kemana, Clarisse jugantidak tau, tapi Calum bilang Luke ingin mengajak Calum berjalan-jalan. Tapi kenapa harus pagi-pagi sekali? Dan juga kenapa Luke gak bilang sama aku?

×××

Pukul setengah sepuluh malam. Dan aku baru bangun tidur karena tadi jam tujuh malam aku ketiduran. "Dimana CC?" Tanyaku pada Luke, ia sedang tiduran diranjangnya sambil memainkan ponselnya. "Lagi makan malam diluar, kamu udah makan, love?" Ya, seolah tidak terjadi apa-apa antara kami. "Belum, tapi aku kenyang." Ku lirik Luke, ia tersenyum lalu mengangguk.

"Luke."

Ia menoleh, bertanya ada-apa. "Sebenarnya, kamu sama Ashley itu ada apa?" Tanyanya, dia melihatku dengan penuh semnagat, "Gak ada apa-apa, kok. Aku tau kamu selalu mikir yang enggak-enggak dan sangat cemburu, kan?" Iya, benar. "Aku tau akhir-akhir ini aku sering banget sama Ashley, sampai gak ada waktu untuk kita, ya, kan?" Iya, benar banget.

"Maaf, ya, Zenith. Tapi, serius deh, aku beneran gak ada apa-apa sama Ashley. Waktu itu, dia mau bantuin aku, jadi, dia ngebantuin aku." Bantuin apa? "Rahasia, aku tau kamu penasaran. Tapi, ada saatnya nanti kamu tau." Kata Luke seolah menjawab pertanyaan ku tadi.

"Luke."

"Kamu masih sayang sama aku, kan?" Dia tertawa, "Kamu tanya gitu? Astaga Zenith, aku masih sayang sama kamu!" Dia masih tertawa, "Beneran? Aku kira kamu ud--" Aku menatap Luke, aku yakin ia ingin menyelak omongan aku. "Udah apa? Kalau mikir tuh jangan yang aneh-aneh, kamu gila ketularan siapa?" Tanyanya sambil tertawa, aku ikut tertawa.

"Luke."

"Kamu inget gak, waktu aku buat janji pas kamu minta maaf ke rumahku?" Dia mengangguk, "Ingat, aku selalu ingat. Aku tau, kok, kamu gak sanggup, kan, sama janji itu? Kamu ngelanggar janji yang kamu buat sendiri, aku tau kamu gak kuat. Haha, aku ngerasain kok ke-cemburuan kamu. Aku ngerasain banget pas aku tau kamu lagi bareng Colsson."

...

"Maaf, mungkin kamu juga ngerasain apa yang aku rasain. Rasanya, aku pengin balas dendam sama kamu. Lagipula, waktu itu dia ngajak aku jalan-jalan, dari pada aku mati kebosanan, kenapa aku harus menolak? Itu juga salah kamu!" Aku memasang wajah sedih, lalu Luke tersenyum sangat manis, manis, dan sangat manis.

"Hahaha, maaf, deh. Tapi, beneran, kok, aku sama Ashley gak ada apa-apa. Sebentar lagi udahan, kok." Udahan apanya? "Jalan sama Ashley." Aku menghela napas, tidak mengerti. "Kalau Ashley suka sama kamu gimana?" Tanyaku tiba-tiba, Luke terdiam. Lalu dia menggeleng, "Enggak, aku tau dia tertarik sama siapa, kamu juga tau, kan?" Aku menghela napas lega, syukurlah.

"Zenith,"

"Ap--" Dengan tiba-tiba, ponselku bergetar.

×

Luke: I love you, i swear.

×

--------

YUHUUU mereka baikann ahh seneng bgt deh:') emg disini partnya gaje gitu emangg duh idenya lg mentok hehe vommentsnya ditunggu yaa <3

PARIS :: l.hWhere stories live. Discover now