Mengurus perkara tentang persiapan pernikahan itu tidak mudah loh. Harus selektif dalam memilih apapun yang baik nantinya untuk hari H. Karna pada dasarnya semua pasangan ingin menikah sekali seumur hidup. Dan menjamu tamu senyaman mungkin. Menciptakan moment indah yang akan di ingat seumur hidup nantinya. Itu makanya harus menyiapkan dengan matang dan sesuai dengan apa yang kita sanggupi.Sudah hampir 90% persiapan sudah hampir selesai. Hanya sisa sisa printilannya saja dan juga hari H nanti.
Seperti sekarang aku harus melilih cincin untuk kami berdua.
"Jadi mas Taeil suka yang mana?"
"Mas ngikut pilihan kamu aja ya dek? Pilihan kamu pasti yang terbaik lah"
"Ya jangan gitu dong mas, kan yang make kita berdua, bukan aku aja"
"Emm menurut kamu yang mana?"
"Lah malah balik nanya mas ih"
"Iya iya jangan marah dong"
"Ini mas liat-liat dulu pilihannya banyak nih mas tunjuk aja yang mana"
Kebiasaannya mas Taeil selalu gitu, selalu bilang "mas ikut sama pilihan kamu aja dek", "terserah kamu aja dek maunya gimana, mas pasti suka juga", "dek kamu maunya gimana?". Begitu semua serba gimana mauku. Padahal kan ini semua buat kita berdua.
Setelahnya mas taeil melihat lihat dari balik etalase. Tidak butuh waktu lama untuk mas taeil memberikan komentar lagi.
"Duh dek, mas jadi pusing modelnya banyak banget gini"
Karna aku juga kasian liatnya. Akhirnya aku memilih opsi lain yang mungkin bakal mempermudah mas taeil ikut milih.
"Yaudah gini aja, aku pilihin beberapa entar kita liat sama-sama untuk pilihan akhirnya yang mana nanti, gimana?"
"Nah gitu dong" jawabnya dengan senyum manis dan menenangkan khasnya.
"Mas duduk aja gih dulu" pintaku.
"Pengertian banget kamu emang makanya mas cinta"
"Lebay ih, sana duduk"
Tidak seperti mas taeil, aku membutuhkan waktu cukup banyak untuk memilih yang mana yang cocok untuk kami berdua pakai, yang desainnya simple tapi tidak pasaran.
Dan akhirnya pilihanku jatuh pada 3 pasang, yang aku minta kepada penjaga toko untuk mengeluarkannya dari etalase.
"Mas sini" panggilku.
"Udah dek? Mas hampir aja ketiduran loh nunggu kamu manggil"
"Nih diliat mas suka yang mana"
"Kamu su-"
"Kalau aku suka 3 3 nya, tapi kan kita nggak mungkin pake semua" jawabku cepat.
"Belum juga mas selesai ngomong loh. Kamu suka yang di tengah itu?" Tanya mas taeil sambil menunjuk sepasang cincin pilihannya.
"Suka mas"
"Kalau sama mas suka nggak?" Lah malah ngegombal.
"Kalau aku nggak suka mas, sekarang kita nggak lagi milih cincin buat nikahan bulan depan"
"Pinter" lalu mas taeil terkekeh sendiri.
"Jadi mas mau yang di tengah?" Tanyaku lagi memastikan pilihan kita berdua.
"Kamu juga suka kan?"
"Suka. Mas cobain dulu ini ukurannya pas atau enggak"
Lalu aku dan mas taeil memakai satu satu cincin pilihan kami tadi. Dan ukurannya sangat pas di jari kami masing-masing.
"Cocok banget di jari kamu dek, apa lagi nanti mas yang makein"
"Kita ambil yang ini" kataku pada pegawai toko tadi. Yang ku tau dia sedari tadi ingin tertawa melihat ku dan mas taeil yang banyak bicara.
"Dek, nggak mau di tulisin gitu di dalam cincinnya nama kita?"
"Mas mau?"
"Mau lah. Biar aku selalu ingat cuma ada 1 nama perempuan yang bakal ada di cincin yang aku pake seumur hidup nanti"
"Mas ih apaan banget deh"
"Loh beneran ini, minta gih sama pegawainya tadi"
"Mau ditulis nama atau inisial aja gitu mas?"
"Hmm? Nama aja deh. Dicincin mas nama kamu, terus dicincin kamu namanya mas"
"Kalau gitu aku bilangin dulu yah mas, sekalian bayar deh ya?"
"Nih dompetnya" kaya mas taeil sambil memberikan dompet berwarna hitam yang mana itu kado dariku tahun lalu.
Setelah memberitahu pegawai tadi tentang request dari mas taeil, akhirnya cincinnya baru bisa diambil besok hari.
"Mas cincinnya di ambil besok"
"Yaudah besok mas kesini aja lagi ambil kalau pulang kerja. Nah sekarang kita jalan dulu, minggu depan kamu udah di pingit kan?"
"Ih kan tadi ijin sama mama cuma mau beli cincin aja nggak pake jalan-jalan"
Sebenarnya sih aku juga masih pengen jalan jalan dulu sama mas taeil. Tapi kata mama, konon katanya calon pengantin itu rentan sama yang namanya marabahaya, jadi mari kita dengarkan kata orang tua dan menghindari hal buruk yang tidak diinginkan.
Akhir-akhir ini aku dan mas taeil agak jarang bertemu. Karna pekerjaan mas Taeil yang bisa dibilang sudah mapan di usianya yang masih di bawah 30 tahun. Calon suamiku ini adalah kepala cabang salah satu bank berplat merah. Dan aku bekerja sebagai teller di bank yang sama dengannya. Karna tidak memungkinkan untuk suami istri berkerja di kantor yang sama. Akhirnya aku mengalah dan siap untuk menjadi ibu rumah tangga seutuhnya.
"Nanti mas kangen gimana dek?"
"Nanti juga mas liat aku tiap hari di rumah dari bangun tidur sampe tidur lagi"
"Calon istriku ini emang pinter, kalau mas bilang i love you di bales nggak?"
"I love you too Moon Tae Il"
"Loh tumben mau, biasa juga bilang lebay"
"Kan udah mau jadi suami aku"
"Gitu ya? Yaudah kalau gitu entar mas mau bilang i love you tiap hari kalau udah SAH"
"Janji yah?"
"Janji" katanya sambil ngelus rambutku. Ah baper sama calon suami sendiri nggak masalah kan ya?
"Yaudah nggak usah jalan-jalan. Kita makan dulu tapi ya? Mas laper ini. Kehabisan tenaga tadi dipake buat milih cincin kita" katanya.
"Ih ada-ada aja. Tapi boleh deh kalau itu. Makan di tempat biasa yuk mas"
"Siap nyonya. Hayuk cantik" lalu mas Taeil meraih tanganku untuk digenggam.
Lalu 2 minggu setelahnya kami resmi dan SAH menikah menjadi suami istri sehidup semati aamiin. Semoga kami bisa terus saling melengkapi sampai hari tua dan maut memisahkan nanti.
"Mas pernah janji sesuatu kan sama kamu dek. Dan ini jadi yang pertama dihari pertama kita SAH suami istri. I love you. Istri"
"I love you too. Suami" jawabku sambil tersenyum manis.
"Jangan bosen yah nanti, karna setiap hari mas bakal ngulang kalimat yang sama sesuai janji mas sama kamu"
"Nggak akan mas. Aku bakal nunggu tiap hari buat mas bilang kayak gitu"
"Makasih ya sudah mau jadi teman hidupnya mas. Ayo kita sama-sama jalanin langkah baru di hidup kita"
"Makasih juga sudah mau jadi imamku mas"
That's a beautiful moment.
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT IMAGINE
Short Story- Kumpulan oneshot and short story NCT - For Happiness [ Na Jaemin ] Mari berhalu ria bersama 23 bujang kita tercinta~