"SPADA!!!!""YUHUUUUU"
"WOYYY! Orang ganteng dateng nih"
Di tengah tidur siang yang hikmat selalu saja ada gangguan gangguan dari mahluk yang mengakui dirinya adalah COGAN KOMPLEK. Siapa lagi kalau bukan tetangga gue terkampret bernama Wong Yuk Hei a.k.a Huang Xuxi alias Lucas Wong.
"IHH MASA KAGA ADA ORANG?" Teriaknya dari ruang tengah, dipikir rumahku hutan apa. Kebiasaan dasar
"GUE DI KAMAR!" Sahutku dengan berteriak juga.
Tak lama setelahnya pintu kamar terbuka dan menampilkan seorang pria berbadan tinggi dengan senyum pepsodennya yang selalu perpajang diwajahnya, yang harus diakui kalau orang ini memang tampan.
Tapi karna dia terlewat percaya diri, gue jadi malas harus meladeni tingkat kepercayaan dirinya itu yang melampaui batas terbang tinggi melewati galaxy galaxy.
"Cogan panggil panggil juga dari tadi gak nyaut. Rebahan mulu lu kayak nggak punya tulang belakang aja" cercanya.
"Bella nggak ada disini kalau itu tujuan lo kerumah gue"
"Gue nggak nyari bella tau!" Katanya sambil menggeser tubuh gue diatas ranjang dan Lucas ikut bergabung membaringkan tubuh bongsornya disampingku. Ah dan Bella itu nama anjing kesayangannya Lucas yang sudah dianggap seperti adik sendiri.
Hhhh untung ini ranjang luas, jadi gue tidak harus drama jatuh dari atas ranjang.
Setelahnya gue denger dia menghela nafas panjang yang sangat terasa lelahnya dihembusan nafas itu.
"Kenapa? Abang lo berantem lagi sama papa lo?" Tanya gue setelah melihat ekspresinya yang tidak seperti biasa.
Lucas itu orang yang selalu cerita setiap hari tanpa jeda, jika keceriaan diwajahnya tidak nampak, hanya ada 1 alasan, keluarganya.
"Kapan ya Abang gue sama bokap bisa akur? Gue sama mama capek banget liatnya"
"Ya mau gimana lagi, Lu. Udah tabiatnya abang lo dan papa lo keras kepala begitu"
"Lo tau nggak, tadi mereka berantem di meja makan. Di meja makan lo bayangin, gue bahkan baru makan setengah porsi makanan gue yang ada di piring. Tapi gara gara mereka gue jadi nggak nafsu makan lagi. Terus gue kesini"
Lucas itu tetangga sepanjang gue hidup, dia juga sahabat gue dari ketika kami masih bayi. Jadi Lucas akan selalu melaharikan diri dari rumahnya ke rumah gue yang hanya bersampingan dan dipisahkan oleh taman kecil saja jika abang dan papanya sudah mulai bertengkar lagi.
"Gue nggak ngerti sama papa. Padahal abang sudah sukses jadi dokter tapi papa selalu aja ngungkit masalah abang yang dulu nggak mau kuliah jurusan management karna harus dipersiapkan buat gantiin papa"
"Gue juga nggak ngerti, kenapa abang gue selalu aja nentang semua kamauaan papa"
"Gue sama mama pusing setiap mereka sudah adu bacotan tanpa kenal situasi. Gue capek liat mama harus buang nafas lelah karna tingkah mereka berdua"
"Gue rasanya..... Aarrrgghhh!!!!" Lucas ngerang frustasi sendiri dia mengacak ngacak rambutnya dan meninju ninju udara dengan kepalan tangannya.
Jika begini, gue hanya akan diam dan mendengarkan keluh kesahnya.
Ketika gue lihat Lucas sudah sedikit tenang, gue tawarkan dia sesuatu yang pasti tidak akan pernah ditolak sama dia.
"Masih laper nggak lo?" Tanya gue.
Dengan wajah yang mulai di hiasi senyum lebarnya, diamenoleh ke samping ke arah gue yang berbaring disampignnya, lalu mengangguk dangan tatapan berbinar.
Lucas akan selalu luluh dengan makanan.
"Ayo ke dapur. Lo boleh request mau gue masakin apa aja. Gue kasih bonus juga sama cemilannya sekalian bakal gue bikinin. Cheesecake mau nggak?"
"YA JELAS NGGAK NOLAK LAH GUE!!! LET'S GO CHEF GEULIS" hebohnya.
Karna terlalu terbiasa di rumah sendirian, bibi di rumah datang senin sampe sabtu aja kalau hari minggu begini waktunya bibi libur. Jadi kalau weekend gue bakalan berexperimen di dapur, membuat apa saja yang gue mau.
Lucas sudah duduk manis di meja makan sambil memainkan ponselnya sambil tertawa tidak jelas, selera humornya memang sangat rendah apa saja akan di tertawakan sama dia. Gue nyuruh dia duduk nunggu aja, percuma soalnya kalau ikut ke dapur nggak bisa ngebantu apa apa.
Setelah 30 menit, masakan pun jadi.
"Nih makan yang banyak. Jangan sedih lagi, muka lo nggak cocok murung gitu" kata gue.
"AIHHH TERIMA KASIH CANTIKKU!" Katanya dengan penuh semangat setelah gue letakkan 2 piring hasil masakkan dihadapannya.
Jangan takut, Lucas akan dengan senang hati memakan semuanya dengan lahap. Gue juga membawa lagi 1 piring untuk gue sendiri. Sebenarnya gue sudah makan, tapi gue nggak mau Lucas makan sendirian.
"Dahlah. Masakan lo emang yang terbaik. Setara dah rasanya kayak masakannya mama"
"Yakan emang nyokap lo yang sering ngajarin gue masak. In case lo lupa nih"
"Btw. Om sama tante belum balik? Biasa akhir bulan pasti pulang nengokin lo"
"Kata mereka kerjaan disana lagi nggak bisa di tinggal. Jadi mereka nggak pulang kesini bulan ini. Gue juga udah bilang nggak masalah yang penting mereka jaga kesehatan"
Setelah gue jawab tadi, Lucas memberhentikan makannya lalu natap gue.
"Kenapa?"
"Kalau lo ngerasa sepi, lo tau kan lo bisa manggil gue 24/7?"
"Iya tau. Tanpa gue panggil juga lo bakal nongol sendiri dirumah gue"
Lalu dia hanya cengengesan dan melanjutkan makannya.
"Jangan ngerasa sendirian. Lo punya gue, mama gue juga bisa jadi teman lo cerita, temen lo masak atau belanja" katanya sambil masih dengan sendok di tangannya. "Gue nggak akan biarin lo kesepian selagi gue ada didekat radar lo. Itu janji gue dari kita kecil, jangan pernah lupain itu" lanjutnya dengan menatap tepat di mata gue.
Gue selalu bersyukur, gue punya orang tua yang selalu bekerja keras untuk keluarga, dan gue juga punya Lucas yang selalu berada di samping gue dalam keadaan apapun.
"Begitu juga sebaliknya, Cas. Ingat, gue akan selalu ada disini. Tempat buat lo numpahin unek unek dihati lo" balas gue dengan senyum, dan Lucas mengangguk dan tersenyum juga.
"Btw, gue denger denger lo lagi mepetin adik kelas yang anak baru" tembak gue. Yang membuat Lucas nyaris tersedak.
"Anjir!! Lo ngomong kaga pake bismillah dulu"
Lalu dia meneguk air minumnya hingga tandas. Seret kayaknya tuh cuyyy.
"Tadinya mau gue deketin. Eh ternyata bapaknya guru BK yang sering ngamukin gue"
Seketika tawa gue pecah. Ngenesnya sahabat gue ini. Itulah kawan akibatnya kalau terlalu terkenal di kalangan guru BK.
"Nggak usah ketawa lo. Kayak kisah cinta lu mulus aja. Apa kabar tuh anak kelas sebelah? Gue liat liat nggak ada kemajuan nih?"
"KAMPRET YA LO! PULANG LO SANA NGGAK JADI GUE BIKININ CHEESECAKE!!"
"Loh kok ngamok?!"
Lalu sahabat kampret gue itu a.k.a Lucas Wong hanya tertawa dengan lepasnya sampai wajahnya memerah. Dan meski begitu gue tetap aja membuatkan cheesecake seperti janji sebelumnya, hadehhhhh
LUCAS KAMPRET!!!!!!!!
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT IMAGINE
Cerita Pendek- Kumpulan oneshot and short story NCT - For Happiness [ Na Jaemin ] Mari berhalu ria bersama 23 bujang kita tercinta~