Page 18

160 31 10
                                    

"Eomma!" Sungmin tengah tidur didalam pelukan eommanya saat ini. Hangat sekali. Kasih sayang yang begitu dirindukannya selama ini.

"Hm.." Heechul memeluk Sungmin erat. Membelai surai pendek putri tercintanya. Seperti inikah rasanya memeluk putri tercintanya yang selama ini tak penah dilakukannya. Bertahun-tahun ia bekerja siang dan malam, menelentarkan putri tercinta, dan kini akhirnya ia bisa memeluk dan mencurahkan kasih sayangnya hanya untuk Sungmin, putri tercintanya, putri tunggalnya.

Sungmin kini tumbuh menjadi yeoja yang cantik dan imut. Siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh hati padanya. Kedua pipinya tembeb, membuat setiap orang ingin mencubitnya gemas. Kulitnya putih dan halus seperti bayi. Betapa selama ini ia sebagai seorang eomma sudah kehilangan banyak moment berharga untuk melihat pertumbuhan putri tercintanya itu.

"Apa sakit sekali?" tanya Sungmin tiba-tiba.

Heechul tersenyum. Ia tahu maksud dari pertanyaan Sungmin. "Anyio! Eomma tidak sakit.." Heechul mencium lagi surai Sungmin sayang. Harum sekali aroma shampoo yang dipakai putrinya.

"Syukurlah.." ujar Sungmin lega. " Eomma.." panggil Sungmin lagi.

"Hm?"

"Kalau eomma merasakan sakit, eomma harus memberitahuku.. aku tidak mau melihat eomma menahan sakit sendirian" Sungmin memejamkan matanya. Merasakan aroma khas dari eommanya. Betapa ia merindukan moment ini. Entah sudah berapa lama tak pernah dirasakannya pelukan hangat eommanya.

"Itu sangat mengerikan saat melihat eomma tidak sadarkan diri.. aku takut sekali eomma tidak akan membuka mata lagi.. " gumam Sungmin dengan suara bergetar menahan isakan tangisnya.

Kembali mengingat peristiwa dimana eomma nya tak sadarkan diri membuat Sungmin tak bisa menahan tangisnya. Itu sangat menakutkan. Tak tahu apa yang harus dilakukan selain berdoa dan menangis.

"Baiklah! Eomma akan mengatakan padamu kalau eomma merasakan sakit.." Heechul tahu Sungmin tengah menangis dalam pelukannya saat ini.

"Kenapa Dokter Ma tidak mengijinkan eomma pulang?"

"Hm? "

Sungmin sedikit merenggakan pelukannya setelah mengapus air matanya. ia tak akan menangis dihadapan eommanya. Tak akan ada kesedihan yang dilihat eommanya dari dirinya. "Aku bertanya pada Dokter Ma untuk membawa eomma pulang.."

Heechul mengerutkan kening mendengar nama Dokter Ma disebutkan dengan ringannya oleh Sungmin. ini mengejutkan. Bagaimana tidak? Setelah semua peristiwa yang sudah terjadi dan belum lagi keributan yang dilakukan Sungmin ketika dirinya dalam keadaan tak sadarkan diri, membuat Heechul terkejut. "Dokter Ma?" Heechul mencoba memastikan. Apakah Sungmin benar-benar ringan menyebutkan nama Dokter Ma.

Tak ada kebencian.

Tak ada kemarahan.

"Hm.. aku bertanya padanya, kapan eomma bisa pulang!" seru Sungmin.

Heechul tersenyum mendengar apa yang Sungmin katakan. Ini menjadi suatu kemajuan luar biasa dalam diri Sungmin. Ada rasa lega dalam hatinya. tak ada rasa marah dalam diri Sungmin bila menyangkut Dokter Ma, meskipun rasa khawatir itu masih tetap ada. Tapi, ia mencoba untuk tidak terlalu mempedulikannya.

Yang terpenting saat ini, Sungmin mulai bisa berkomunikas dengan baik dengan Dokter Ma. "Lalu? Apa yang Dokter Ma katakan?" tanya Heechul mencoba mengikuti alur pembicaraan Sungmin, ingin tahu sejauh mana komunikasi Sungmin dengan Dokter Ma.

"Dia mengatakan harus melakukan beberapa pemeriksaan dulu, melihat apakah eomma sudah baik-baik saja atau masih harus dirawat dirumah sakit.." jelas Sungmin yang mendapat tanggapan senyuman bahagia dari Heechul.

Hate U Love U [Kyumin]Where stories live. Discover now