My love is my dead [slow update]

RENGGANIS DEBA ALBERT

My love is my dead

Assalamualaikum
Alhamdulillah bisa update lagi

Cerita ini hanya fictive

Semua adegan itu hanya imajinasi Author belaka

Saya harap Teman2 bisa memetik hikmah dari cerita ini.

Jangan lupa vote dan komentar yah

Jangan lupa juga ajak Teman2 yang lain untuk membaca my love is my dead

Semoga suka ceritanya

Happy reading 💕🇮🇩

Sekuat apapun kita berusaha
Jika takdir tak merestui

Impossible

Rengganis Deba Albert

Gadis manis keturunan Inggris

Memiliki bola mata berwarna biru  layak nya batu zircon

Memiliki keluarga yang sangat menyayangi nya

Keluarga nya bisa di bilang berkecekupan

Deba termasuk gadis yg mandiri

dia bukan tipe org yg meminta segala nya pada orangtua.

Atau memanfaatkan teman2 nya untuk kepentingan diri nya.

Karena sikap nya itu, teman2 nya menyukai nya

Deba adalah Gadis mungil dengan senyuman yang  manis
Tawanya yang ceria,

Namun Kehidupan nya berubah 180° setelah ayah nya wafat karena serangan jantung

Keluarga nya jatuh miskin.

Ibu nya terpaksa bekerja untuk menghidupi keluarga nya.

Dan ia pun bekerja part time untuk membantu ibu nya.

Usia nya masih 15 tahun saat itu

Ia yg di kenal periang
Mulai menutup dirinya pada dunia.

Namun hal itu tak berlangsung lama

Keadaan nya mulai membaik 8 bulan setelah itu

Setelah 2 tahun berlalu semenjak ayah nya meninggal dunia.

Bencana besar pun kini menimpanya lagi.

Ibu beserta adik nya tewas dalam Kecelakaan

Saat itulah ia sudah tak bisa menahan penderitaan nya lagi.

Selama 2 minggu ia tak masuk sekolah.

Dan tak keluar rumah barang sekalipun

senyum manis yg dulu selalu terukir di wajah nya
Tak pernah tampak lagi.

Tawanya yang nyaring tak pernah terdengar lagi

Wajah tanpa ekspresi, berbalut kesedihan yg mendalam.

Tak sekalipun ia berbicara dgn org lain.

Ia lebih suka menyendiri

Hari² yg dulu di penuhi warna
Sekarang hanya hitam kelam yg nampak

Mata yg indah layak nya batu permata 
Itu kini hanya menyorotkan kehampaan,

Teman2 nya berusaha menghiburnya,
Namun nihil, Deba tak pernah merespons