Assalamualaikum
Alhamdulillah
Bisa ketemu lagi di cerita Deba dan Bastian
Ada yg masih menunggu kelanjutan kisah mereka?Author ingetin kalo cerita ini cuman khayalan author doang.
Jadi mohon di ambil hikmah positif nyaJangan lupa vomment
Supaya author nya makin semangat berkaryaHappy reading
Mentari telah menampakkan diri nya sejak 3 jam yg lalu, memancarkan cahaya nya ke seluruh penjuru alam semesta memberikan kehidupan dan kehangatan.
"Suster, apa dia akan datang?" Deba yang sedari tadi menunggu kedatangan seseorang
"Mungkin dia sedang ada urusan Nona" suster tersebut juga bingung harus menjawab apa karena dia sendiri tidak tau kenapa orang yang setiap hari nya datang tepat waktu ke rumah sakit ini untuk menjenguk Deba tiba-tiba saja tidak datang hari ini. sudah lewat satu jam mereka menunggu kedatangan Bastian namun yang di tunggu tak kunjung datang
"Apa benar dia selalu datang menemui ku?" Deba sungguh penasaran dengan sosok Bastian yg kemarin ia temui
"Dia yang selalu datang mengunjungi Anda nona. Dia juga yang membayar biaya perawatan Anda nona" Deba terkejut mendengar bahwa Bastian lah yang membayar biaya perawatan nya selama ini di rumah sakit
"Kenapa dia melakukan itu?" Tanya Deba heran
"Karena dia wali Anda nona"
"Wali ku? Aku saja tidak mengenalnya bagaimana mungkin dia menjadi wali ku?"
"Saya pun tidak tau nona" Jawab suster jujur
"Anda sudah lama disini, lebih baik kita kembali ke kamar nona"
_my love is my dead_
Ketika membuka pintu kamar dimana Deba di rawat mereka di sambut suara dari seseorang yang entah sejak kapan ada di ruangan Deba
"Tinggalkan kami berdua" Titah Bastian pada suster yg menemani Deba, suster itu menggangkuk dan melenggang pergi
"Sejak kapan kau disini?" Deba kesal, pasal nya ia sudah satu jam menunggu Bastian di taman namun Pria ini malah ada di ruangan nya.
Bastian tak menjawab pertanyaan Deba, menatap wajah Deba dan entah apa yang ia fikirkan. Tatapan Bastian sukses membuat Deba naik darah, karena menurut Deba ekspresi Bastian itu menjijikan"Kenapa kau menatapku seperti itu?"
Bukan nya menjawab Bastian malah memberikan smirk nya pada Deba
"Kau menungguku?" Ucapan Bastian terkesan sombong dan menyindir
"Kau tak sepenting itu dalam hidup ku hingga membuat ku menunggu" sinis Deba
"Arrogant" balas Bastian dan kemudian beranjak dari soffa dan mengghampiri Deba
"Apa kau siap?" Bastian bertanya sambil berjongkok di depan Deba, jidat Deba berkerut menandakan bahwa ia tak mengerti ucapan Bastian, melihat ekspresi kebingungan Deba, Bastian bangkit dan beralih mendorong kursi roda Deba hingga ke depan jendela.
"Kau lihat orang berlalu lalang itu?" Bastian menunjuk orang² di lantai bawah
"Hmm" Deba tak mengerti kenapa Bastian menanyakan itu.
Jelas saja ia bisa melihat nya, saat ini ia hanya lumpuh bukan buta"Apa kau tau sekarang kau tidak sama seperti mereka" sungguh kata-kata Bastian terlalu aneh untuk Deba.
Berulangkali Deba dibuat kebingungan sampai-sampai Deba berfikir bahwa Bastian ini orang yg memiliki ganguan kejiwaan, di fikir-fikir dari awal memang sudah pantas Bastian di sebut orang dengan gangguan kejiawaan"Apa kau pecandu cerita fiksi?"
"Kehidupan mu sekarang adalah fiksi untuk manusia" Deba memutar bola mata nya jengah dengan ucapan Bastian, Bastian lalu mengusap kepala Deba pelan hingga membuat Deba tertidur kemudian ia memindahkan Deba ke ranjangnya
_ my love is my dead_
Deba tersentak dalam tidur nya,
Napasnya tak beraturan, keringat nya bercucuran, matanya bergerak kesana kemari entah dia mencari apa"Apa itu tadi mimpi?" Deba bertanya pada dirinya sendiri, mimpi yang ia alami terasa sangat nyata bukan hanya terasa tapi memang sangat nyata. Ia dapat merasakan berbagai emosi dalam dirinya.
Deba berusaha mengingat siapa orang yang berada di mimpinya, ia tak dapat melihat dengan jelas siapa sebenarnya orang itu.
Tapi kenapa rasanya ia mengenali orang itu, siapa dan dimana ia pernah menemuinya?.Suara pintu di buka membuat Deba tanpa sadar memusatkan pandangan nya pada sumber suara. Ketika pintu terbuka nampaklah sosok seseorang memakai jubah besar berwarna hitam dengan rantai di tangan kiri nya
Deba tak bisa melihat wajah orang itu karena wajahnya tertutup.
Bak di film-film yang pernah Deba tonton tiba-tiba saja angin berhembus kencang menyibak tirai tirai jendela.
Orang berjubah hitam tadi mendekati Deba, ingin rasanya Deba berlari menjauh namun tubuhnya sama sekali tidak dapat ia gerakan
Orang itu berdiri di samping ranjang Deba kemudian ia meletakan tangan nya di kepala Deba.Damai, itulah yg Deba rasakan tatkala kepalanya di sentuh seseorang misterius itu
Aneh apa yang membuatnya jadi seperti ini, rasa yang Deba rindukan sejak lama, rasa yang membuat jiwa damai, rasa yang sangat Deba kenal.
Deba menyentuh tangan orang itu."Ibu" ucap Deba lirih air mata nya tak sanggup ia tahan, hatinya terlalu perih ketika otaknya mengingat bahwa ia sudah tak memiliki sosok Ibu dalam kehidupan nya.
"Ibu" hanya kata-kata itu yang mampu Deba keluarkan dari mulutnya.
Orang itu melepaskan tangannya dari kepala Deba namun Deba mencekalnya, Berbeda saat pertama Deba menyentuh tangan orang itu, kulitnya masih hangat, sama seperti manusia pada umumnya namun saat ini Deba merasakan bahwa suhu tubuh orang itu menurun sangat drastis
"Lepaskan dia" Suara Bastian dari ambang pintu, entah sejak kapan Bastian bediri disana
"Lepaskan dia nona! " ucap Bastian memerintah dan langsung saja Deba melepaskan tangan nya dari orang berjubah hitam tersebut
"Sekarang kau harus pergi, permintaan mu sudah terpenuhi" ucap Bastian pada orang berjubah hitam, dan orang itu langsung mengangguk dan sebelum pergi orang itu berbalik menghadap Deba kemudian memeluk nya
"Sayang maafkan Ibu, Ibu sudah melanggar janji ibu pada mu, Ibu tidak bisa menemani mu sampai kau memakai gaun pernikahan mu, maafkan Ibu karena Ibu membuatmu sampai seperti ini, sekarang jalani kehidupan mu dengan berbahagia, maafkan Ibu, Ibu mencintai mu sayang" setelah mengucapkan itu tubuh nya seperti dandelion yang tertiup angin.
"Ibu kau dimana ibuu jangan pergi ibu. Kumohon" ucap Deba kalap, tubuhnya bergetar hebat.
"Ibuuuuuuuuu" teriak Deba terbangun dari mimpi nya.
Deba mengusap airmata di pojokan matanya
Aneh, bukannya sebelum Deba bertemu sosok Ibu nya ia sudah terbangun dari tidurnya? Dan apa yang barusan juga mimpi? Kenapa terasa sangat nyata,
Deba mengedarkan pandangannya mencari sosok Bastian yang mungkin saja tau jawaban dari semua pertanyaan saat ini, namun sosok yang ia cari tidak ia temukan di semua sudut ruangan."Kau mencari ku?"
Alhamdulillah part 4 udah bisa di publish yah
Bagi Temen2 sekalian yang belum vote ayok dong voteDan sekali lagi Author bilangin kalo cerita ini hanya fiksi
Mohon diambil hikmah positive
Dan see you next part
Wasalam
Salam Cha-cha simpoy 🇮🇩
KAMU SEDANG MEMBACA
My love is my dead [slow update]
Ficción General"kau di hukum atas perbuatan mu" perkataan laki² itu terdengar sangat menusuk di telinga Deba "untuk apa aku di hukum?" Deba yang tak tau apa kesalahan yang telah di perbuatnya "kau bersalah" kini nada suara Laki² itu terdengar lebih dingin dengan...