Hari ini Pangeran berniat untuk mengajak Ratu jalan-jalan, karena akhir pekan dan Pangeran yakin Ratu pasti bosan karena tidak pernah keluar dari rumah untuk sekedar jalan-jalan."Kita mau kemana?" tanya Ratu setelah ia siap dengan sebuah dress longgar dengan panjang selutut.
"Jalan,"
Ratu hanya menganggukan kepalanya dan tidak bertanya lagi setelah itu mengikuti langkah Pangeran untuk keluar kamar.
Pangeran menjalankan mobilnya menuju kedai es krim terlebih dahulu.
"Kamu udah nyiapin untuk ujian kelulusan kamu?" tanya Ratu membuka suara saat mereka sedang dalam perjalanan menuju kedai es krim.
"Udah," jawab Pangeran masih fokus menyetir.
"Kamu mau lanjutin kemana?"
Mendengar penuturan Ratu. Pangeran menjadi terdiam, ia belum memikirkan akan melanjutkan kemana setelah dirinya lulus nanti.
Pangeran menggidikan bahunya acuh. "Entahlah,"
"Kok gitu?"
"Mungkin ngelanjutin perusahaan papa."
"Kenapa kamu gak coba hal lain, misalnya jadi tentara?"
Pangeran tertegun mendengar ucapan Ratu, pasalnya sejak Pangeran kecil ia ingin sekali tentara bila besar nanti.
"Gue pengen jadi tentara, karena itu cita-cita gue sejak kecil."
"Aku rasa kamu bisa kejar cita-cita kamu itu setelah lulus,"
Pangeran tersenyum kecut, "Itu cuma angan-angan yang gak bakal jadi kenyataan."
"Kenapa gitu?"
"Alasan gue masih hidup sampai detik ini pun agar kelak nanti gue bakal gantiin papa pimpin perusahaannya,"
"Kamu punya kesempatan untuk raih cita-cita kamu,"
"Papa gak bakal biarin gue kejar cita-cita gue, karena tujuan dia besarin gue cuma buat penerus perusahaannya. Gak lebih."
Tidak lama mobil Pangeran berhenti pada sebuah kedai es krim dipinggir jalan, Pangeran turun dan membukakan pintu mobil untuk Ratu.
"Lo mau rasa apa?"
"Green tea." jawab Ratu antusias.
"Pak, green tea satu sama taro satu ya."
Setelah itu pedagang es krim tersebut langsung membuat pesanan es krim yang Pangeran pesan, setelah jadi Pangeran membayarnya dan mengajak Ratu duduk disebuah taman yang tidak jauh dari kedai tersebut.
Tanpa Pangeran dan Ratu ketahui mereka sedang diawasi oleh seseorang dari kejauhan. Orang itu melihat setiap pergerakan Ratu dan Pangeran tanpa mereka berdua sadari.
"Abis ini kita mau kemana?" tanya Pangeran pada Ratu.
"Terserah," jawab Ratu.
Pangeran mendesah mendengar jawaban klise yang Ratu berikan, "Dasar wanita." ujar Pangeran pelan.
"Apa kamu bilang?" tanya Ratu dengan mata menyipit.
"Gak, gue gak bilang apa-apa."
"Bohong!"
"Serius,"
"Hm." jawab Ratu singkat merasa kesal karena Pangeran mengejeknya.
Semenjak hamil Ratu memang sering berubah-ubah moodnya, dan Pangeran sudah pernah bertanya pada dokter yang menangani Ratu dan dokter itu menjawab bahwa itu hal yang biasa pada wanita yang sedang hamil.
"Lo marah?"
"Gak."
Pangeran menghela nafas kasar, disaat-saat seperti inilah kesabarannya selalu diuji. Menghadapi seorang wanita hamil ternyata lebih menguras tenaga dibanding berkelahi.
"Maaf."
"Ya."
"Gue becanda Ratu,"
"Hm."
"Lo masih gak mau maafin gue?"
"Menurut kamu?"
Cup.
Ratu terkejut saat Pangeran tiba-tiba mencium pipinya, dan itu pun tanpa izin darinya. Ya ampun bagaimana jika ada orang yang melihat? Mereka kan sedang berada ditempat umum. Pipi Ratu sudah berubah menjadi merah akibat tingkah Pangeran.
"Masih marah?"
"Ihhh Pangeran malu!!!" rengek Ratu seperti anak kecil.
Cup.
Lagi. Pangeran lagi-lagi menciumnya dengan seenaknya, tapi kaliin giliran pipinya yang sebelah kiri. Astga Ratu tidak membayangkan sudah semerah apa pipinya saat ini. Sedangkan Pangeran mengulum senyum geli melihat pipi Ratu yang bersemu.
"Masih mau marah lagi?"
Ratu spontan menggelengkan kepalanya dengan cepat, tentu saja ia tidak mau Pangeran terus-terusan menciumnya ditempat umum. Karena itu sangat memalukan.
"Sering-sering deh lo marah sama gue." ujar Pangeran dengan diiringi tawa kecil yang sialnya dapat menambah ketampanan pria itu.
"Kenapa emang?"
"Biar gue bisa cium lo terus,"
"Pangerannn...." Ratu memukul- mukul lengan Pangeran dengan kesal.
Tapi justru pria itu bukannya kesakitan malah tertawa melihat tingkah menggemaskan istrinya tersebut. Ratu yang melihat itu spontan menghentikan aksinya.
"Kenapa berhenti?" tanya Pangeran heran.
Ratu mengerucutkan bibirnya kesal. "Aku gak mau kamu jadi bahan perhatian wanita lain, kamu gak liat wanita-wanita itu mandangin kamu terus!" tunjuk Ratu pada sekumpulan wanita yang sedang menatap kearah Ratu dan Pangeran, lebih tepatnya ke arah Pangeran.
Pangeran tersenyum melihat sikap cemburu yang Ratu tunjukan atas dirinya, "Mereka cuma sebatas bisa melihat, sedangkan kamu bisa memiliki."
"Tapi tetep aja aku gak suka,"
Pangeran menghadapkan Ratu pada dirinya dan langsung mencium bibir wanita itu, melumatnya. Bahkan dihadapan para wanita itu ia tidak segan untuk mengatakan bahwa ia hanya milik Ratunya, dan yang berhak atas dirinya hanya Ratu. Ratu terkejut, namun Ratu tidak segan membalas ciuman Pangeran hanya agar para wanita genit itu tau bahwa Pangeran hanya miliknya. Dan tidak ada wanita yang boleh menatap Pangeran selain dirinya. Pangeran melepas ciumannya, dan menatap Ratu.
"Puas?"
Ratu mengangguk dan menatap penuh kemenangan ke arah para wanita yang menatap suaminya itu penuh minat. Ternyata memiliki suami yang memiliki wajah yang tampan ternyata tidak mudah karena kita harus ekstra sabar saat suami kita menjadi perhatian semua para kaum hawa yang melihatnya.
Maaf kalo ceritanya belum bisa maksimal seperti yang kalian harapkan:(
Voted,komen and share!
Oke see you!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Dan Pangeran [End]
RomanceIni adalah kisah ku. hidupku bisa dikatakan nyaris sempurna, bekerja sebagai seorang wanita karir yang sukses, mempunyai tunangan yang sangat mencintaiku yang sebentar lagi akan menjadi suami ku. Apalagi yang aku inginkan? semua kebahagian telah ku...