"Masih inget jalan pulang?"
Sambut tidak bersahabat sang suami begitu ia keluar dari mobil. Dibuntuti supir dri belakangnya membawa tas perlengkapan Ara selama dirumah Ica.
Ica tak menjawab. Belum begitu sore, biasanya Dion belum pulang, tapi berbeda dgn hari ini yg ada Ragan, Ivan juga Theo disana. Bahkan didepan teman temannya Dion berani berkata seperti itu. Untungnya mereka paham betul kondisi Dion dan Ica.
"Istri baru pulang malah digituin, pantes gk betah hahaa" Ivan menyerobot.
"Sttttt masalah keluarga" saut Ragan.
"Udahhh gk usah ikut campur. Lanjutttt nih belum kelar bagian lo" Theo selalu menengahi.
Dion menyusul Ica kedalam tanpa memperdulikan ketiga sohibnya.
3 hari setelah perdebatan malam itu, Ica memberanikan diri pulang kerumah. Bukan tanpa alasan, tapi karena rumah orang tuanya kosong hanya ada asisten rumah tangga ia berniat mengisi kekosongan rumahnya sekaligus menenangkan diri.
"Ca!"
Panggil Dion agak keras, mengingat tidak ada jawaban darinya sejak tadi. Ica menuju kamar Ara, tidak seperti biasa pula Ara tidak ingin ikut Dion, biasanya sudah langsung menyebut papa dan meraihnya. Sekarang ia lebih anteng didekapan Ica.
"Ca, dengar aku ngomong gk si?"
Ica hanya menoleh, raut wajah datar dan terlihat lelah. Dion meraih Ara.
"Pappaa. Papaa" ucap Ara memulai aksinya. 3 hari tidak ketemu.
"Maaf Di, aku-"
Dion langsung memeluk istrinya yg belum selesai bicara, mendekapnya erat.
Entah apa yg terjadi dengan suaminya, padahal tadi jelas-jelas menyindirnya. Sekarang berbalik memeluk Ica.
"Masih ada temen-temen diluar, mau delivery makanan. Kamu udah makan?, kalo gk capek gabung yuk" perintahnya setelah beberapa saat terdiam dalam pelukan masing masing.
Ica menyeka lembut air mata yg belum sampai menetes. Disusul dengan usapan lembut Dion dipipinya.
"Yaudah cuci muka dulu, aku tunggu diluar ya" lanjut Dion.
Mengecup lembut kening istrinya yg baru pertama kali ia lakukan. Ara tertawa kearah Dion. Anak kecil itu seolah tau perdamaian diantara kedua orang tuanya.
Perlakuan manis suaminya seolah menggambarkan sesuatu tersembunyi dibelakang. Ica tersenyum kecut pada dirinya sendiri sembari bercermin, membasuh mukanya.
Ica sangat pandai mencairkan hatinya, membohongi diri sendiri seolah semua baik baik saja. Iya, setelah bergabung dengan temen teman suaminya ia terlihat tanpa beban, ikut melahap pizza dan martabak, dua makanan yg sangat bertolak belakang.
Suasana sangat rame ditambah tingkah lucu Ara yg tidak pernah malu dengan orang baru. Sampai menjelang malam mereka disana, sesekali Dion menatap tingkah istrinya yg memang terlihat bahagia.
Malam menjemput ketiga temen Dion untuk hengkang dari rumahnya. Suasana menjadi sepi, walau tadi sudah dileburkan dengan adanya teman teman yg lain ditambah lagi Ara yg sudah terlelap.
"Ca bisa ngobrol bentar? Atau udah ngantuk?" Dion bersuara.
Mengetahui Ica yg masuk kekamar setelah menidurkan Ara dikamar sebelah.
Hatinya selalu gemetar setiap kali ada obrolan serius seperti ini, walau ini sangat jarang terjadi. Ica duduk disebelah suaminya diranjang.
Diusapnya lembut kelapa istrinya yg terlihat sangat lelah setelah 3 hari tidak ditemuinya. Ica tersenyum sedikit melegakan perasaannya.
"Aku mau nylesein masalah dengan Marsha"
Dugaan Ica benar, ini soal Marsha.
"Terus?" Bahkan Ica bingung yg dikatakan Dion itu pertanyaan atau pernyataan.
"Seperti yg kamu tau, aku bukan suami yg baik buat kamu, bahkan aku tidak pantas disebut suamimu. aku masih jauh dari kata pantas untuk kamu"
"Intinya?"
"Okeh, seperti yg kamu tau juga kalau aku masih-"
"Kamu masih sayang sama Marsha. Aku sama Ara siap keluar dari rumah ini" dengan berat hati Ica mengucap lemah kata kata itu.
"Dengerin dulu!" Suara Dion mulai meninggi. Ica menunduk.
"Iyaa, memang benar yg kamu bilang, tapi tidak sepenuhnya. Aku mau menjaga hubungan kita. Aku mau kita sama sama berusaha buat kita, buat Ara" Dion memeluk istrinya.
Sekarang ia semakin sering bertingkah selayaknya suami sungguhan dengan Ica.
"Jangan dipaksa, Di. Marsha baik"
Dion semakin mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Past
RomanceBanyak hal yg berubah seiring berjalannya waktu. banyak hal juga yg harus diluruskan karna kesalahpahaman masa lalu. Kisah Dion dan Masha dua remaja yg memasuki tahun ke kedua di dunia perkuliahan. Mereka kembali bertemu setelah 3 tahun berpisah.