KADO

231 5 0
                                    

Tiga hari lalu sekolah kami terutama anak kelas XII IPA 2, sedang berkabung. Karena salah satu kawan kami telah meninggal dunia, dia mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang kerumah setelah berlatih basket. Sebenarnya aku tidak kenal dengan kakak kelas itu, hanya saja dia cukup terkenal di sekolah. Yang aku dengar dari teman-temannya dan para guru, dia anak yang pintar dalam akademis, mau pun olah raga. Dia bahkan seorang kapten dalam tim basket sekolah kami, selain itu juga dia orang yang baik da manis. Jujur saja dia memang manis, kulitnya yang terbakar matahari karena keseringan main basket di out door membuatnya lebih menarik dan dia juga pernah bantu aku dorong motor ku sampai ke bengkel terdekat dari sekolah. Aku sedikit mengaguminya karena cara dia berbicara dan membawa diri.

Dia membuat hampir semua cewek-cewek di sekolah jatuh cinta dengannya, bahkan para cowok tidak bisa mencela dia. Karena sulit mencari kecacatannya, saat dia ulang tahun banyak cewek yang memberikan dia kada termaksud sahabat ku. Setiap ada kesempatan dia selalu saja mencoba menarik perhatian itu kakak kelas, dan sahabatku sering sekali cerita tentang kakak kelas itu, aku hampir mati ke bosanan karena curhatannya itu. Tapi kini sahabat ku bersedih, bahkan sejak aku sampai ke kelas dan sampai kami di lapangan dan mengenang kakak kelas itu, dia terus saja menggenggam tangan ku sambil tertunduk.

"Ken, sudah jangan nangis terus, kita doain aja dia." Aku coba menghibur sahabatku ini.

Dia hanya memberiku jawaban dengan mengangguk.

Waktu istirahat pertama, kantin sehat masih cukup rame begitu pula kanti yang ada di luar gedung sekolah, tapi masih masuk dalam kawasan sekola juga cukup rame. Meski beberapa wajah masih menampakan kesedihan mereka, selain itu aku masih bisa mendengar mereka sedang menceritakan tentang kakak kelas itu, tentang masa hidup kakak kelas itu. Dan aku tidak mendengar tentang hal negatif, melainkan kebanyakan positif. Aku kagum dengan Almarhum, dia bisa meninggalkan begitu banyak kesan baik untuk orang-orang ini, termasuk aku.

Saat aku dan Niken mau balik ke kelas, kami mengambil jalan memutar yang agak jauh. Sebenarnya kami selalu melewati kelas XII IPA, kalau mau pergi atau balik ke kantin soalnya lebih cepat sampai ke kelas kami. Tapi hari ini Niken menarik ku melewat depan kelas X.

"Kenapa lewat sini? Jauh?!" ucap ku, walau begitu aku tetap mengikuti Niken lewat depan kelas X.

Keesokan harinya Niken tidak masuk sekolah, mamanya bilang Niken tiba-tiba demam. Jadinya aku duduk sendiri dan menghabiskan waktu istirahat ke dua ku di sekretariat pencinta alam.

"Loh, mana Niken?"

"Sakit dia, kak." Jawab ku saat kak Ambar datang ke sekre.

"Gak punya teman dia, makanya ngacir ke sekre." Timpal kak Bimbim.

Aku hanya memanyunkan bibir ku.

"Ahh!! Kak Bim, kakak dekat dengan Kak Andika?"

"Hm. Kenapa memangnya?"

"Dia orang yang kaya apa?" Tanya ku penasaran.

Kak Ambar dan kak Bimbim menatap ku.

"Apa!? Aku cuman pengen tahu, soalnya dia pernah ngebantu aku dorong motor sampai ke bengkel."

"Kamu sering dengar apa yang anak-anak ceritakan?" Tanya kak Bimbim.

"Emm. Dan semuanya cerita yang positif." Ucap ku.

"Ya. Dari apa yang kamu dengar kamu bisa menyimpulkannyakan, bagaimana kepribadian Andika!?" ujar kak Bimbim.

"Intinya dia orang yang seperti orang-orang ceritakan, orang baik." Lanjut kak Ambar.

"Kenapa? Apa kamu naksir dia!?" Tanya kak Bimbim.

Aku hanya menatapnya, dan keluar dari sekre tanpa memberi jawaban.

Kumpulan-Kumpulan Cerpen HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang