Ini kisah ku, ini pertama kalinya aku mengalami hal-hal yang tidak bisa aku mengerti atau lebih tepatnya aku tidak ingin mempercayainya. Saat itu aku sedang dalam perjalanan pulang dari tempat aku bekerja menuju rumah orang tua ku di Samarinda. Perjalan cukup jauh karena aku bekerja di Balikpapan di salah satu perusahaan kecil, bagian design creative. Hari itu hari sabtu dan aku harus balik ke Samarinda karena sudah sebulan aku tidak mengunjungi orang tua ku, selain itu karena hari minggu akan ada acara pengajian di rumah. Mau tidak mau aku pulang ke Samarinda dengan mengendarai mobil ku, jam menunjukan pukul sebelas malam saat aku keluar dari kantor. Dari kantor aku langsung meluncur menuju Samarinda, sepanjang perjalanan aku menyalakan musik. Jalanan cukup lengang, aku mengendarai dengan kecepatan 40-50 km.
Di tengah perjalan aku mampir ke warung panjang yang ada di daerah Bukit Soeharto, aku mengistirahatkan mesin mobil ku sambil mengisi perut ku yang keroncongan dan memesan segelas kopi. Setelah 30 menit istirahat aku kembali melanjutkan perjalanan ku. Aku sering mendengar cerita orang-orang kalau melewati Bukit Soeharto, sebaiknya berhati-hati karena jalanannya yang berkelok-kelok dan banyak tikungan tajam, selain itu saat melihat sesuatu pastikan untuk tidak menghiraukannya.
Perjalanan ku cukup lancer, beberapa kendara terkadang menyalip mobil ku karena aku menyetirnya terlalu pelan. Ya, para pengendara lainnya mungkin akan menyetir hingga kecepatan 60 km keatas. Tapi karena penglihatan ku kurang baik saat malam hari aku mengendarai mobil ku seperti biasanya. Setiap tanjakan, tikungan ku lewati dengan lancar, tapi entah kenapa tiba-tiba mobil terasa berat saat melewati tanjakan yang menurutku tidak terlalu terjal. Beberapa kendara kembali menyalip mobil ku, dan saat di salah satu tikungan kabut mulai mengganggu jarak pandang ku. Aku tidak tahu kabut itu datang dari mana, tapi aku cukup terganggu karena jarak pandang ku jadi terbatas. Aku memelankan laju kendaraan ku, agar tidak celaka pastinya. Karena tidak pernah hafal dengan tikungan-tikungan di daerah bukit ini.
Dan sesuatu membuatku terkejut dan saat itu aku benar-benar merasa ketakutan. Kabutnya belum juga berkurang dan entah kenapa aku merasa hanya mobil ku saja yang berada di jalan. Bulu kuduk ku masih berdiri, aku menegakkan duduk ku, mengarahkan spion tengah ke arah atas. Aku tidak ingin melihat ke arah kursi belakang. Musik yang kusetel di dalam mobil pun tiba-tiba tidak beres, aku mematikan musiknya. Hawa dingin di dalam mobil membuatku tertekan, bukan hawa dingin karena AC yang kunyalakan, melainkan hawa dingin dari sesuatu yang sedang berada di bangku belakang mobil ku.
Saat itu ingin rasa berteriak dan menangis, tapi suaraku benar-benar tidak bisa keluar. Kabut juga masih tebal, dalam hati aku terus memanjatkan doa-doa yang muncul di kepala ku. Entah kenapa tiba-tiba aku memikirkan filim-film horror yang kadang aku tonton. Dalam film-film para artisnya selalu bisa teriak saat melihat sesuatu, tapi itu berbeda di dunia nyata. Walau ingin sekali teriak, tapi suara sama sekali tidak bisa keluar. Aku terus memanjatkan doa-doa, kendaraan ku masih terasa berat dan dingin yang sama masih menyelimutin mobilku.
Aku tidak tahu aku sudah sampai kilo berapa, karena aku sama sekali tidak tahu. Saat di sebuah tikungan dari arah berlawanan muncul kendara besar, mengagetkan ku dan membuat mataku silau. Walau hanya sekejap aku tahu aku melihat sesuatu dari ekor mata ku, seseorang atau sesuatu duduk di bangku penumpang tepat di sampingku. Selain itu saat di tikungan berikutnya aku melihat sesuatu berdiri di pinggir jalan di arah berlawanan, 3 sosok yang membuatku benar-benar ingin berteriak. Aku tidak ingin berada di situasi seperti ini, aku ingin segera sampai ke rumah. Aku bahkan sempat berfikir buruk, aku berfikir kalau mereka yang memperlihatkan sosoknya padaku, ingin menjemputku. Tiba-tiba kabut mulai menipis, air mata ku juga tiba-tiba keluar walau aku tidak bisa merengek karena di dalam mobil ku masih ada mereka yang sedang menumpang, aku bahkan tidak berani melihat spion kanan dan kiri ku. Aku menatap jam yang ada di dalam mobil dan jamnya rusak. Aku masih terus berdoa dalam hati dengan air mata yang terus mengalir. Tenggorokan ku terasa sakit karena kering, saat kabut berangsur-angsur menghilang dan aku sudah bisa melihat jalan dengan cukup jelas. Aku menghapus air mataku dan segera tancap gas, sebisa yang aku lakukan. Mereka masih ada di dalam mobil ku, aku bisa merasakan hawa yang tidak enak masih menyelubungi di dalam mobil ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan-Kumpulan Cerpen Horor
HorrorKumpulan cerita-cerita misteri/horor yang berada disekitaran kita. Bahkan dari kisah-kisah yang dialami sendiri maupun yang dialami oleh teman-teman, saudara, keluarga, tetangga atau tamu-tamu yang berkunjung. Kumpulan cerpen di dalamnya akan membaw...