Kita

17 2 0
                                    

Para pembaca yang berbahagia simbol (|.....|) digunakan untuk melihat sudut pandang tokoh yang sedang diperankan.

"Okey ay udah sampe" -olivia


...

|Naydira|

Olivia adalah sahabat kecil ku. Sahabat yang selalu menemaniku. Entah sampai kapan kita akan seperti ini.

Saat sedang senang.

Saat sedih.

Kita selalu bersama

...

Sekarang , aku dirumahnya. Sudah lama sekali semenjak orang tua nya meninggal dunia sejak kita lulus SMA.  Saat pertama kali masuk ke rumah nya, ia ternyata hanya sendirian di rumah yang besar ini.

"Gw ambil kotak p3k dulu ya ay"

Itulah ia, selalu memberi perilaku yang baik terhadap semua orang. Padahal dirinya sendiri sedang hancur. Tak salah jika Ray menaruh harapan kepada nya. Oliv juga menaruh harapan kepada Ray.

Sebenarnya.

Aku cemburu.

Tetapi, itu tak apa, demi sahabat yang selalu membantu ku dan menemaniku dari kecil sampai sekarang, aku rela orang yang aku sukai menyukai sahabat ku.

"Nihh minumnya dan p3k nya, biar aku bantu ya"

"Iya makasih liv" ujar ku

Kelihatannya rumah ini tak jauh beda dari terakhir kali aku kesini.

...

2 tahun yang lalu

Sakit

Jangan!!

"Jangan jambak aku pliss, ibuu jahat sekali, jangan"

Plakkk , ini beribu kalinya ibu menghukum ku dan menampar ku. Iya aku sudah SMA tetapi, tetap saja aku tak berani melawan. Ibuku jahat? Tidak! Ia hanya stres karena memikirkan bahwa dia memiliki tumor yang berbahaya.

Ada orang yang mengintip dari jendela kamar ku. Dan itu ternyata Oliv.

"Ayoo keluar cepat!"

Iyaa aku pun keluar dari rumah sekaligus neraka bagiku. Ia membawa ku kerumahmu. Aku sempat tinggal sebulan di rumahnya. Kami berdua selalu berangkat bersama dan melakukan sesuatu bersama. Sampai..

Terdengar berita bahwa orang tua Oliv meninggal saat berada di perjalanan pulang.

Aku dijemput oleh ayahku dan ayah menceritakan tentang ibuku yang telah meninggal juga beberapa hari saat aku kabur dari rumah.

Sesak.

Sakit.

Perih.

Sedih.

Lega.

Rindu.

Sesal.

Campur aduk.

...

Itu dulu , sekarang kita harus bisa berubah.

"Selesai!"

"Ahh makasih ya liv"

Aku tidak mengerti lagi, Oliv sangat baik. Ia pun mengajak ku ke kamarnya. Ahh tak sabar ke kamar kedua ku, apakah akan beda atau tetap sama ya.

Wow!! Tak kusangka kamar ini benar benar mirip dengan yang dulu saat aku tinggal disini. Kemudian ia mengajak ku melihat album foto yang isinya kehidupan Olivia.

Selembar.

Dua lembar.

Dan seterusnya.

Aku tak menyangka banyak hal yang sudah kita lewati bersama, tak kusangka waktu sangat cepat berlalu. Rasanya baru saja kemarin ibuku menampar ku.

Aneh.

Air mata ku mengalir sendiri nya.

Olivia.

(Menoleh)

Kau juga menangis?


...







ArcopodoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang