Awalan buruk

6 1 1
                                    

Para pembaca yang berbahagia simbol (|.....|) digunakan untuk melihat sudut pandang tokoh yang sedang diperankan.

...

"Yey! Liburan!"

...

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pagi yang berkabut dengan dinginnya dan sunyinya suasana kota. Embun dingin yang melekat di dedaunan, tak sedingin suhu biasa di kota ini. Mereka berkumpul di satu tempat dekat rumah makan. Berangkat dengan menggunakan Minibus yang sudah mereka sewa. Tinggal menunggu yang belum tiba, lalu berangkat. Berkemas-kemas agar tak ada barang yang penting tertinggal. Mengecek kembali peralatan dan pakaian yang akan dikenakan disana. Dengan hati yang bahagia menunggu liburan yang sudah beberapa jam lagi akan datang.Yang berada dari awal yaitu Jio sampai yang datang paling terakhir Tera. Mereka semua sudah siap untuk berangkat.

"Oke, semua sudah tiba, ada 12 orang, nanti duduknya terserah kalian aja" ujar Jio.

Mereka pun masuk ke dalam Minibus dengan rasa bahagia dan senang. Beda dengan Olivia dan Ray yang masih syok akan kejadian yang dialami mereka kemarin. Mereka semua pun berdoa agar diberi keselamatan samoai di tempat tujuan. Perjalanan pun dimulai.

Mereka melewati jalanan yang berlika-liku dan hutan yang cukup lebat. Sawah yang membentang luas , serta sungai-sungai yang masih alami. Di perjalanan mereka mengobrol satu sama lain. Menceritakan masalah yang baru-baru ini mereka hadapi. Bernyanyi bersama, bermain, mengabadikan momen dan hal lain yang mereka lakukan di dalam Minibus tersebut. Sampai tertidur karena lelah.

...

"Hey bangun! Sudah sampai" teriak Shella.

Mereke terkejut karena mengetahui bahwa liburan yang mereka tuju ternyata di hutan ini yang agak gelap dan dingin. Sekarang menunjukan jam ke angka 11 pagi. Tetapi karena kabut dingin yang ada disini , menjadi gelap dan samar-samar. Mereka mulai masuk ke dalam hutan untuk pergi ke rumah Jio.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya mereka sampai ke rumah Jio. Rumah yang cukup besar dengan 2 tingkat dari atas dan model bangunan yang agak kuno dan memang agak tua. Mereka masuk ke dalam rumah dan ternyata dari dalam rumah ini cukup besar bahkan lebih besar daripada yang dipikirkan.

Pada tingkat utama merupakan ruang tamu yang luas dengan dibagian belakang terdapat 2 kamar mandi.

Pada tingkat atas terdapat 6 kamar tidur yang juga tiap kamarnya dilengkapi dengan satu kamar mandi.

Dan pada tingkat bawah terdapat tempat mesin cuci , dapur serta ruang makan dan lorong-lorong lainnya.

Sesampainya ke rumah itu, mereka semua berpencar. Jio mengajak teman-temannya untuk pergi mandi ke air terjun. Namun, tidak semua yang ikut ke sana. Hanya Naydira , Derry , dan Virly yang tidak ikut ke sana. Air terjun yang ada tidak terlalu jauh dari rumah yang mereka tempatkan sekarang.

...

|Naydira|

12:21

"Dadahh!!" ujar ku.

Yang lain sudah pergi ke sana. Aku di sini aja deh, pegel kalo suruh jalan lagi. Mau mandi, kamar mandi kamar aja deh biar aman.

"Vir temenin gw ke kamar dong!" ajak ku.

"Nope! Gw lagi main game" ujar Virly.

Yahh, yaudah lah mau gamau harus berani sendiri. Wahh ruangan disini lumayan besar ya. Bikin makanan dulu deh , buat nanti berendam. Masak apa ya , mie aja deh. Hmmm Aku bingung kenapa rumah sebesar dan seluas ini ditinggalkan. Kenapa ga dijual aja ya? Kan lumayan mahal ini rumah. Tapi emang sih , siapa juga yang mau beli rumah di tengah hutan.

Krriiiing!! Krriiiiing

Hm? Ada bunyi apa ya? Kayak ada bunyi telpon.

"Woii Virly dering nya matiin!" teriak ku.
"Bukan gw Ay!" balas Virly.

Hah!? Terus siapa dong. Oh iya, mungkin Derry, aku tinggal sebentar dulu deh masaknya. Duk duk duk , tangga nya berisik. Kamarnya mana ya? Ini bukan?

"Derr, yang tadi telpon lo?" tanya ku.

"Ehh iya Ay " jawab nya.

"Ohh oke" balas ku dengan lega.

Ternyata kelakuan si Derry, ada-ada aja dah. Yah apinya kegedean , air nya sudah habis, mie nya jadi gosong. Aduh ceroboh banget sih gw. Gausah bikin makanan deh udah ga mood. Buang aja lah. Langsung mandi aja deh.

Dingin banget ya , padahal air yang aku pakai hangat.

(Pintu terbuka)

"Hmm siapa ya?" ucap ku.

...

"Wow! Keren banget!!" teriak Ray.

Mereka sampai ke air terjun yang memang cukup indah dan sangat sejuk. Mereka pun bersiap-siap untuk menikmati liburan. Ada yang mandi dan berenang di sana dan hanya berfoto-foto saja. Air terjun yang sangat mempesona dan masih alami di tengah hutan. Air yang dingin dan menyejukkan. Tidak terlalu dalam di pinggir tetapi di dalam air terjun memang cukup dalam.

"Dingin banget!" Luke

Mereka sangat bahagia. Melepas segala masalah yang mereka punya.
Banyak dari mereka yang mencoba menaiki ke atas bebatuan di air terjun. Hanya cowok saja yang berenang dan mandi disana karena melihat tidak adanya tempat bilas. Mereka harus basah-basahan di perjalanan ke rumah Jio bila pulang nanti. Mereka sangat senang, tidak seperti Olivia yanh tampak muram. Ia masih memikirkan mimpi nya yang terjadi kemarin.

...

| Jio |

"Wihhh dingin kan gaes!" ujar ku

Aku punya rumah disini tetapi memang hanya tau dan tak pernah kesini karena tak ada yang mau diajak kesini. Nyebur juga ah!

"Awas yang dibawah!" teriak ku.

"Loncat cepet!" balas Vano.

Byurr!

Air kemana-mana , enak banget. Airnya sejuk ditambah pemandangan yang indah tetapi memang agak menyeramkan tetapi kalo ramai tak akan terasa malah seru banget. Aku coba lagi deh ternyata lumayan seru lompat dari atas. Aku pun memanjat dan menaiki ke atas tebing untuk melompat.

"Cepet loncat!" ujar Ray.

Aku bersemangat untuk loncat yang kedua kalinya ini. Tetapi aku melihat ada sebuah celah kecil untuk masuk ke dalam belakang air terjun. Aku penasaran apa yang ada dibalik air terjun ini. Aku pun masuk ke dalam celah tersebut. Banyak kelelawar di dalam sini. Dan juga suasana nya sunyi serta gelap karena cahaya di luar tertutup air terjun. Aku melihat sesosok bayangan , tetapi tak sempat mendekat karena kelelawar yang terbang dan makin mendorong ku keluar dari situ. Semakin terdorong aku pun tergelincir dan jatuh ke bawah.

Aku melihat teman-teman ku yang panik karena melihat ku yang berlumuran darah karena terbentur cukup keras ke batu-batu yang ada di air terjun. Air yang ada di sana menjadi bercampur darah. Untungnya aku selamat tetapi aku lemas dan semakin lemas. Teman-teman ku menggendong dan membawaku balik ke rumah ku dengan jejak darah yang aku tinggalkan selama perjalanan.

"Tahan Jio!! Tahan!!" ujar mereka.

...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArcopodoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang