BAB I

33 1 0
                                    

   Melia Dharani seorang gadis kecil berusia 6 tahun yang hidup dengan orang tua angkatnya yang bernama Rina. Melia memiliki fisik yang kecil, kurus, dan tampak sangat lusuh. Ibu angkatnya, Rina telah mengadopsi Melia sejak ia masih bayi. Saat Melia masih bayi ia telah ditinggalkan di sebuah panti asuhan oleh orangtuanya. Sampai sekarang tidak ada yang tahu siapa orang tua kandung Melia yang sebenarnya.

  Enam tahun yang lalu saat pertama kali Rina dan Kevin suaminya bertemu Melia di sebuah panti asuhan tempat dimana bayi Melia di tinggalkan oleh ibu kandungnya. Saat itu mereka berdua berkunjung ke panti asuhan itu untuk memberikan donasi kepada anak-anak panti. Rina sangat menyukai anak-anak, namun setelah bertahun-tahun menikah ia belum juga dianugerahi seorang anak. Ia dan suaminya setuju untuk mengadopsi anak dari panti asuhan yang biasa mereka kunjungi. Lalu Rina melihat bayi kecil dengan bola mata yang bulat dan sangat menggemaskan, ia dan suaminya lalu setuju untuk mengadopsi anak itu. Anak itu adalah Melia. Ia dan suaminya sangat menyayangi Melia seperti anak kandungnya sendiri. Melia tumbuh menjadi seorang anak yang ceria dan baik. Ia selalu menuruti perkataan kedua orangtuanya dan tidak pernah berbuat nakal.

  Sampai pada suatu hari ayah angkat Melia, Kevin mengalami kecelakaan mobil yang merenggut nyawanya. Rina merasa sangat sedih dan tidak terima akan kejadian yang menimpa suaminya tersebut, Melia yang saat itu baru berusia 4 tahun sekali lagi telah kehilangan sosok orangtuanya. Setelah suaminya tiada Rina menjadi sosok yang pemarah dan tidak bisa mengontrol emosinya, kondisi keungannya pun menurun setelah Kevin tiada. Semua usaha yang didirikan oleh Kevin lama-lama mengalami penurunan yang menyebabkan bangkrut. Hal tersebut membuat Rina semakin stress, setelah segala sesuatu yang terjadi pada dirinya ia limpahkan seluruh amarah kepada anaknya Melia. Perlakuan Rina terhadap Melia menjadi sangat berbeda, ia tidak lagi menyayangi dan mencintai anaknya itu ia merasa bahwa Melia hanyalah orang asing yang tinggal dengannya. Rina merasa bahwa kehadiran Melia adalah beban baginya, ia merasa bahwa tidak seharusnya ia membiayai hidup anak angkatnya tersebut.

   Setelah Kevin meninggal, Rina memperlakukan Melia dengan kasar dan menganggapnya seperti pembantu. Ia selalu memarahi Melia dan menyuruhnya untuk mengerjakan tugas rumah. Bahkan ia sering memukuli Melia dan menyiramnya dengan air. Rina menjadi sosok yang kejam, ia sering tidak memberikan makan kepada Melia sehingga Melia harus membuat makanan sendiri untuk dirinya. Walau begitu Melia tidak membantah perintah ibunya dan masih sangat menyayangi dan menghormati orangtuanya itu. Rina kini hidup sengsara, ia harus menjual seluruh harta bendanya untuk melanjutkan hidup dan membayar utang-utang perusahaan suaminya.

   Setiap hari Melia harus berjalan sejauh 2km dari rumahnya untuk sampai ke sekolah, ia tidak diantar oleh ibunya dan juga tidak diberikan uang untuk naik angkutan umum. Tak hanya itu, Melia juga jarang mandi, rambutnya sangat kusut hingga menggumpal dan badannya berbau tidak sedap karena setiap hari ia harus membersihkan kandang ayam dirumahnya. Di sekolah ia tidak memiliki teman satu orang pun, karena Melia dianggap aneh dan bau oleh teman-teman sekolahnya. Melia seringkali menahan lapar dan haus karena ia tidak mampu untuk membeli makanan. Melia berubah menjadi sosok anak yang murung dan pendiam, tidak seperti Melia yang dulu adalah gadis kecil ceria. Perubahan sikapnya itu lalu disadari oleh guru-gurunya di sekolah. Wali kelas Melia menyadari bahwa ada sesuatu yang terjadi dengan Melia, namun Melia enggan berbicara. Ia ingin sekali bercerita tentang kehidupannya kepada orang lain namun ia urungkan keinginannya itu karena ia takut orang-orang akan berpikiran buruk terhadap ibunya. Setiap hari Melia berdoa agar suatu saat ibunya kembali menjadi sosok yang penyayang seperti dahulu, dalam doanya ia juga selalu mendoakan yang terbaik bagi ibundanya.
    

   Melia juga mencari uang untuk membeli bahan makanan bagi ia dan ibunya, karena keterbatasan materi Melia harus keliling untuk berjualan gorengan yang satunya dihargai 500 rupiah. Penghasilan yang ia dapat juga tidak seberapa, per harinya ia hanya mendapatkan sepuluh ribu rupiah dan hanya sanggup untuk membeli 2 nasi bungkus dengan lauk telur dadar untuk ia dan ibunya. Tak jarang Melia harus menyantap nasi dan lauk yang sudah basi.
Kondisi mental Rina semakin hari semakin memburuk, ia tak lagi mampu menahan emosi dirinya. Ia sering sekali marah dan menangis dengan berlebihan. Semua itu ia lampiaskan kepada Melia, ia sering membentak Melia dengan kata-kata kasar sehingga membuat Melia menangis. Namun Rina tidak mempedulikannya dan malah memarahi Melia yang menangis. Tak jarang Rina melakukan kekerasan fisik terhadap Melia, banyak sekali lebam di tubuh Melia yang disebabkan oleh Rina. Kondisi fisik Melia kian melemah, ia seringkali merasa pusing dan lemas sampai-sampai saat berada di sekolah ia tiba-tiba tidak sadarkan diri. Gurunya terus menanyakan kepadanya mengapa ia selalu terlihat lemas disekolah, akhirnya Melia pun menjawab bahwa ia jarang makan dan minum itulah sebabnya ia seringkali merasa pusing. Ibu gurunya merasa iba melihat tubuh kecil Melia yang lemah, ia memberikan Melia makanan dan obat-obatan. Ibu gurunya sangat terkejut saat melihat Melia menyantap makanan yang diberikannya, ia terkejut karena Melia makan begitu lahap seperti orang yang jarang makan. Ibu gurunya mulai curiga dengan keadaan hidup Melia dirumah.
" Melia, jika kamu ada suatu masalah dirumah kamu bisa menceritakannya kepada ibu."
Melia dengan raut wajah sedih dan bingung, akhirnya menceritakan alasannya selama ini bersikap menyendiri, tidak aktif dan terlihat tidak semangat sekolah.
   

   Ibu gurunya kaget dengan semua pengakuan Melia, ia tidak menyangka seorang gadis kecil berusia 5 tahun harus mengalami semua kejadian yang menyakitkan dan menyeramkan. Ibu guru menangis sambil memeluk Melia, ia merasakan kehancuran di diri Melia yang telah kehilangan kasih sayang dari orang tua tunggalnya.

Kasih IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang