Pak Robert lalu menjelaskan tentang rincian surat wasiat yang telah dibuat oleh Kevin. Didalam surat tersebut tertulis bahwa Rina akan menerima sejumlah uang dan emas sebesar 100juta rupiah. Sedangkan Melia akan menerima uang beserta emas dan asuransi jiwa dengan jumlah sebesar 1 milyar rupiah. Hal itu membuat Rina syok dan kecewa, ia menahan segala amarahnya didepan pak Robert. Rina sangat tidak percaya dengan perbedaan jumlah warisan yang ia terima.
"APA?! MELIA AKAN MENERIMA WARISAN DENGAN JUMLAH YANG JAUH LEBIH BESAR DARI YANG AKAN SAYA DAPATKAN?" ungkap Rina dengan suara agak kencang karena ia sangat terkejut.
"Iya betul bu, itulah isi surat yang saat itu dibuat oleh pak Kevin. Melia akan mendapatkan hak warisannya setelah ia menginjak usia 18 tahun. Itulah syarat untuk Melia dapat menerima hak warisannya."
Rina begitu syok dengan isi dari surat wasiat itu, ia sangat kesal dan marah terhadap Kevin yang hanya memikirkan anak angkatnya itu. Rina tidak bisa menerima bahwa kenyataannya jumlah warisan yang akan diterima oleh Melia begitu besar, padahal Melia hanyalah anak angkatnya saja.Rina pulang dengan hati yang sangat amat kecewa terhadap almarhum suaminya. Ia menangis sambil berteriak seperti orang yang tidak waras. Emosinya kembali tidak stabil, gangguan mentalnya kambuh karena terlalu marah dan memiliki rasa benci yang besar. Ia melempar semua barang dirumah hingga kondisi rumahnya seperti kapal pecah.
"AHHHHHHHH KENAPA ANAK SIALAN ITU MENDAPATKAN WARISAN YANG BERJUMLAH BESAR! KENAPA KEVIN TIDAK ADIL KEPADAKU?! DASAR ANAK SIALAN TIDAK BERGUNA." teriak Rina sambil menangis hingga tetangganya pun dapt mendengar teriakannya.Melia yang baru saja sampai ke rumah dari sekolah pun sangat amat terkejut dengan suara teriakan ibunya. Ia bergegas mencari ibunya, tetapi setelah Rina melihat Melia yang baru saja sampai, ia langsung menarik kerah baju Melia dan berkata dengan kasar
"DASAR KAU ANAK TIDAK BERGUNA, KERJAANMU HANYA MEMBUATKU MENDERITA SAJA. AKU BEGITU MENYESAL PERNAH MENGAMBILMU DARI PANTI ASUHAN DULU!!!"
Melia begitu terkejut dengan ucapan yang dikatakan ibunya, ia tak sanggup menahan rasa sedihnya. Ia lalu pergi ke kamar untuk mencari obat penenang untuk ibunya, ia berniat memberikan obat itu namun ibunya menolak dan membuang obat tersebut.
Melia menangis sesegukan, lalu ia bertanya kepada ibunya
"Kenapa ibu begitu membenciku? Apa salahku bu? Apa karena aku bukanlah anak kandungmu jadi kau membenciku?" tanya Melia sambil menangis.Rina langsung pergi meninggalkan Melia yang sedang menangis. Dia sedang memikirkan rencana untuk dapat merebut seluruh warisan yang akan diterima oleh Melia kelak. Rina merencanakan niat buruknya untuk merebut hak warisan Melia, ia berniat menghabisi nyama Melia. Tetapi ia tahu hal itu tidaklah mudah. Ia juga berfikir untuk membuat seolah Melia terkena penyakit dan meninggal secara perlahan. Tak hanya itu Rina juga berencana merangkai sebuah kejadian kecelakaan untuk Melia. Namun terbesat dibenaknya untuk mengurungkan rencana pembunuhan itu dan dia berupaya untuk berpura-pura baik kepada Melia untuk mendapatkan warisan yang akan diterima Melia.
Rina mencari seorang pembunuh bayaran yang akan ia suruh untuk membunuh Melia. Rina mencari ke pelosok-pelosok gang daerah terpencil, Rina pernah dengar bahwa disanalah tempat tinggal dan berkumpulnya maling dan copet handal. Sesampainya ia di tempat itu ada seorang laki-laki dengan penampilan serba hitam menghadangnya
"Apa yang kamu butuhkan disini?" dengan suara berat dan seram.
"Saya butuh orang yang bisa diajak kerjasama."
"Apa rencanamu?"
"Saya ingin kamu untuk membunuh putri angkat saya."
"Itu hal yang mudah. Serahkan saja padaku identitas dirinya dan foto dirinya."
"Apa kamu tidak ingin tahu alasan saya ingin menghabiskan nyawanya?"
"Saya tidak peduli dengan tujuan dan alasanmu. Yang ku tahu hanyalah jumlah bayaran yang berani kau tawarkan. Mampu bayar berapa kau apabila rencana ini berjalan lancar?" tanyanya dengan dingin.
"Saya akan membayarmu lima ratus juta rupiah apabila semuanya berjalan dengan lancar tanpa ada cacat sedikitpun." jawab Rina meyakinkan orang itu.
"Baiklah, kita setujui saja perjanjian ini. Apabila kamu mengingkarkan janji mu maka bersiaplah menerima akibatnya. Nyawamu ditanganku jadi jangan macam-macam denganku." ungkap pria itu dengan menyeramkan.Sepulangnya dari pertemuannya dengan Mr.X sebutan bagi pembunuh bayaran itu. Rina merasa sangat ketakutan dengan pembunuh berdarah dingin itu, ia bisa merasakan bahwa pembunuh itu telah menghabisi banyak korban dengan sadis. Rina berharap segalanya berjalan sesuai rencana, ia sudah tidak sabar untuk segera menghabisi nyawa Melia. Tetapi ia harus sabar menunggu selama 1 tahun lagi untuk memenuhi syarat penerimaan hak warisan Melia.
Rina menghamburkan uang warisan yang ia terima untuk membeli tas dan baju yang mahal. Rina rindu menjadi orang kaya seperti dulu sebelum Kevin meninggal dunia. Ia memamerkan semua belanjaan barang mahalnya kepada orang-orang di kampung. Lantas banyak warga yang bingung dengan barang-barang mahal yang dibeli oleh Rina, karena mereka tahu ia hanya hidup dari hasil uang yang diperoleh oleh Melia. Semua orang bingung darimana asalnya uang yang didapatkan Rina. Melia lalu melihat barang belanjaan Rina yang rata rata total harganya adalah sekitar tiga puluh juta rupiah. Melia tidak percaya bahwa ibunya dapat membeli barang-barang itu, ia bertanya kepada ibunya darimana uang itu berasal.
"Ibu darimana kau mendapatkan uang sebanyak ini untuk membeli barang-barang mahal?" tanya Melia dengan ekspresi bingung.
Ia takut ibunya mendapatkan uang haram untuk membeli semua barang ini. Karena ia teringat dulu ibunya pernah menipu warga setempat dan mendapatkan uang yang cukup banyak."Kenapa memang? Kamu iri ya aku bisa membeli semua barang mewah dan mahal ini. Tidak seperti kamu yang miskin dengan barang-barang murahan dan jelekmu itu." ejek Rina.
"Bu apa mung-kin......" belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya Rina langsung meneriakinya
"HEH APA MAKSUDMU BERKATA SEPERTI ITU, URUS SAJALAH KEHIDUPANMU JANGAN GANGGU HIDUPKU LAGI. KAMU ITU BUKAN SIAPA-SIAPA KU JADI JANGAN URUSI MASALAH HIDUPKU." teriak Rina sambil marah
"Aku hanya takut ibu menikmati uang haram bu, aku peduli dengan ibu"Rina pergi meninggalkan Melia tanpa menghiraukan ucapan Melia. Moodnya yang tadi senang karena telah membeli barang-barang mewah yang sudah lama ia dambakan berubah menjadi sangat kesal. Rina ingin sekali segera menghabiskan nyawa Melia, ia tidak tahan dengan Melia yang sok suci dan selalu mengganggu urusan hidupnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Ibu
Short StoryAku hanya menginginkan kasih sayang dari ibuku, namun sayangnya hal itu tidak akan bisa kudapatkan lagi.... untuk selama-lamanya.