"Ibuku yang menyuruhmu untuk membunuhku? Tidak mungkin ibuku melakukan itu!!!" kata Melia sambil menangis tak percaya. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa ibunya akan bertindak sejauh ini, ia tahu bahwa ibunya sangat membenci dirinya tapi Melia tidak tau kalau ibunya akan berbuat keji seperti ini.
"Iya dia sendiri yang mencariku dan menyuruhku untuk membunuhmu."
"MEMANGNYA KENAPA IBU INGIN MEMBUNUHKU? APA SALAHKU? AKU TIDAK MENGERTI SEMUA INI. TOLONG LEPASKAN AKU." ucap Melia sambil menangis tidak berdaya.
"Ibumu ingin merebut semua harta warisan yang kamu dapatkan dari ayahmu. Dia ingin memiliki segalanya yang menjadi hakmu."Melia menangis tidak percaya, ia berfikir apa saat itu ibunya mengajak untuk bertemu pak Robert merupakan salah satu rencana untuk mengambil seluruh warisannya. Ia masih ingin tidak percaya semua hal yang dilakukan ibunya, saat bertemu pak Robert merupakan pertama kali ibunya mengajak bicara dan mengajaknya pergi berdua. Saat itu Melia begitu bahagia sampai-sampai ia tidak bisa mengungkapkan kata-kata bahagianya saat bercerita dengan Daffa. Ia kini tersadar bahwa saat itulah kali terakhir ibunya mengajak Melia bicara dan pergi. Semua kenangan indah bersama ibunya akan segera lenyap.
Mr.X lalu memberikan obat penenang dengan jumlah yang banyak kepada Melia dan memaksanya minum. Awalnya Melia menolak ia bahkan berusaha melarikan diri. Namun setelah melamun dan memikirkan segalanya ia berkata
"Baik saya akan memakan obat itu sendiri tanpa dipaksa, ini mungkin cara untuk membuat ibu senang. Mungkin selama ini ibu menderita karena melihatku hidup dengan baik. Kehadiranku selama ini mungkin memang beban bagi ibuku. Aku akan memakan ini demi ibuku. Tolong sampaikan ini untuk terakhir kalinya, tolong katakan kepada dia Melia sayang mama, Melia mau lihat mama tersenyum seperti dulu. Terima kasih karena mama dan papa udah merawat Melia dari kecil, terima kasih juga mama dan papa sudah mengambil dan memilih Melia dari panti dulu. Mungkin ini adalah hal yang bisa buat mama senang, semuanya akan Melia lakuin jadi sekarang jangan benci Melia ya ma."Tak lama setelah menyampaikan pesan terakhirnya untuk Rina. Melia menelan semua obat tidur itu, badannya tidak karuan ia merasa sangat pusing seperti ingin mati. Karena tak dapat mengontrol dirinya, akhirnya... ia lompat dari jurang itu. Itu semua rencana yang telah diatur agar pembunuhan itu terlihat seperti percobaan bunuh diri.
Mr.X menelfon Rina dan memintanya untuk bertemu. Jujur saat hari yang ditunggu tiba ada perasaan tidak rela, ia berpikir apa semua yang dilakukannya berlebihan. Namun Rina menyangkal itu semua, ia merasa bahwa sudah sepantasnya anak itu lenyap selamanya.
"Melia sudah meninggal, kemarin dia sendiri yang ingin meminum obat itu tanpa kami paksa."
"Dia? Dia sendiri yang ingin meminum obat itu? Kenapa?!" tanya Rina bingung.
"Dia bilang bahwa mungkin dengan kematiannya ini bisa membuat anda senang.
" lalu Mr.X menyampaikan ucapan terakhir Melia yang ditujukan untuk ibunya.
"Sebelum dia memakan obat itu dia bilang untuk menyampaikan ini kepada anda. Melia sayang mama, Melia mau lihat mama tersenyum seperti dulu. Terima kasih karena mama dan papa udah merawat Melia dari kecil, terima kasih juga mama dan papa sudah mengambil dan memilih Melia dari panti dulu. Mungkin ini adalah hal yang bisa buat mama senang, semuanya akan Melia lakuin jadi sekarang jangan benci Melia ya ma. Dia berkata kepada ku untuk harus menyampaikan itu, karena dia sudah tidak memiliki waktu untuk membalas budi kepada anda."Rina tidak kuasa menahan tangis, ia bingung kenapa Melia masih mengatakan hal itu padahah dia tahu bahwa ibunya jahat dan sangat membencinya. Rina merasa sangat menyesal dengan tindakan kejam yang selama ini telah ia lakukan kepada Melia.
Rina pulang dan masuk ke kamar Melia, ia membongkar seluruh kamar putrinya itu sambil melihat foto-foto putrinya yang telah ia bunuh. Rina menangis dengan rasa sangat menyesal. Ia lalu menemuka tumpukan surat yang dulu pernah ia berikan untuk Melia kecil saat hari ulang tahunnya. Rina tidak percaya bahwa surat itu masih disimpan dengan baik dan bersih.
"Anak bodoh kenapa..... dia..... masih menyayangiku setelah semua hal jahat yang kulakukan kepadanya." ucap Rina sambil menangis
Rina lalu menemukan sebuah diary milik Melia, setiap halaman ia baca. Diary itu berisi tentang harapan Melia setiap hari. Di setiap halaman pasti tertulis keinginannya
Ya Tuhan.... aku ingin sekali berbicara dengan mama dan memeluk mama seperti dulu, namun sepertinya aku telah berbuat kesalahan besar sehingga mama membenciku. Apa aku anak yang nakal Tuhan? Sebenarnya apa yang membuat mama membenci diriku?
Hanya kepadaMu Ya Tuhan aku bisa berdoa agar keajaiban datang kepadaku dan mama. Tolong berikan mama kesehatan dan umur yang panjang.
Rina menangis dengan kencang ia sangat menyesali perbuatannya. Namun ia tahu waktu tidak bisa kembali diputar. Yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah menyerahkan dirinya ke kantor polisi. Dia pergi sendiri dan mengaku kepada polisi atas pembunuhan terhadap putrinya dan melaporkan bahwa Mr.X juga terlibat dengan semua ini.
Rina kini hidup dengan rasa tidak tenang. Setiap malam ia dihantui rasa menyesal yang begitu hebat, ia tidak bisa tidur. Rina mengidap halusinasi, ia selalu melihat bayang-bayang Melia dan berkata "Melia tunggu mama ya nak, sebentar lagi mama akan menyusulmu. Mama janji akan memperlakukanmu dengan baik." Namun bayang-bayang Melia hilang begitu saja dan Rina menangis dengan kencang. Ia sadar perbuatannya sudah tidak dapat dimaafkan dan kini ia hidup sebatang kara dipenjara.THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Ibu
Short StoryAku hanya menginginkan kasih sayang dari ibuku, namun sayangnya hal itu tidak akan bisa kudapatkan lagi.... untuk selama-lamanya.