Qahtan

290 21 4
                                    

Seorang bocah laki laki berumur 6 tahun itu berlari memasuki rumahnya dengan menangis.

"Nenek..." teriaknya dari arah luar.

Seorang wanita paruh baya pun menemuinya lalu bertanya padanya.

"Kenapa sayang? Kenapa kau menangis?" tanya sang nenek menghapus air matanya.

"Teman temanku mengejekku, aku tidak punya ibu" ucap Qahtan menunduk.

Neneknya pun terkejut mendengar perkataan Qahtan. Ia pun kemudian memeluknya dan membawanya kesofa.

"Dengerin nenek, ibu Qahtan slalu ada bersma kita" ucap neneknya mencoba menghibur.

"Tapi dimana ibu? Ia tak pernah kembali selama ini, ibu pergi kemana nek?" tangis Qahtan kembali.

"Emm kau belum tidur siang kan?" ucap neneknya mengalihkan ucapannya.

"Belum nek" ucap bocah polos itu.

"Ayo tidur siang dulu, setelah kau bangun nanti nenek akan katakan pada ayahmu untuk mengajakmu ke PIM untuk membeli mainan dino lagi kau mau?" bujuk neneknya.

"Baiklah, nenek janji?" ucap Qahtan mengulurkan jari kelilingkingnya.

"Janji, ayo nenek antar kekamar"

"Ayo nek"

Qahtan bersama neneknya pun pergi menghantarkan Qahtan kekamarnya. Setelah sampai Qahtan masuk kedalam kamarnya lalu neneknya menelpon Saaih untuk mengatakan janjinya untuk membawa Qahtan ke PIM.

"Assalamualaikum Ih," ucap nenek dari telepon.

"Waalaikumsalam mom, why? Qahtan baik baik saja kan?" jawab Saaih dari balik layar handphone.

"Iya dia baru saja tidur, dengar Saaih mom udah janji sama Qahtan"

"Janji apa mom? Pizza lagi?" tebak Saaih.

"Tidak nak, sepulang dri kantor kau harus membawanya ke PIM" ucap ibunya kembali.

"Pasti dia sedang sedih, ada mom? Ada apa dengnnya?" tanya Saaih lagi.

"Sebenarnya Qahtan pulang kerumah dengan menangis-"

"Kenapa dia menangis?" tanya Saaih lagi.

"Mom bertanya padanya, lalu dia menjawab teman temanku mengejekku tidak mempunyai ibu. Lalu ibu menjelaskan padanya bahwa ibu selalu bersamanya" ucap ibunya menahan air matanya.

"Astaga masalah itu lagi. Baiklah setelah rapat aku akan pulang, mom katakan pada Qahtan bahwa dia jangan bermain main lagi" ucap Saaih.

"Baiklah nak, mom tutup dulu"

"Iya mom, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" telepon diputus dari kedua pihak.

***

Setelah rapat Saaih pulang lebih cepat karna ada janji ia akan membawa Qahtan ke PIM untuk menghiburnya.

Saaih melajukan gasnya menuju rumah, ia kemudian memutar lagu Flashlight kembali. Ia kembali mengingat Iyyah, tinggal dimana ia sekarang? Dan bagaimana hidupnya sekarang? Banyak sekali yang Saaih tanyakan padanya, namun apa daya nya ia bukan siapa siapa Iyyah lagi.

Saaih sampai dirumahnya, lalu berlari masuk. Ia melihat Qahtan dikursi sofa sambil bermain ipadnya. Saaih mendekatinya lalu mencium keningnya.

"Heyy boyy" panggil Saaih seraya duduk disebelahnya.

"Ayah, kau ingin membawaku ke PIM bukan?" ucap Qahtan melihatnya.

"Tepat sekali, tapi ayah harus mandi dan bersiap siap dulu" ucap Saaih tersenyum miring.

"Ya cepatlha ayah, ayah tau nenek mengatakan padaku film marvel terbaru sudah keluar dan aku ingin menontonnya dibioskop, tetapi nenek tidak mengizinkan" adu Qahtan tertawa.

"Benar yg dikatakan nenekmu, bagaimana setelah pulang dri PIM kita nonton marvel, kau setuju?" tanya Saaih.

"Yesss, cepat ayah sana mandii" suruh Qahtan.

"Baiklah maboyy" Saaih segera bangkit dan membersihkan dirinya.

Qahtan pun menunggu Saaih yang sedang mandi. Ia kembali membuka ipadnya dan bermain game. Tak lama neneknya turun dari kamar dan menemuinya.

"Ayahmu sudah pulang sayang?" tanya nenek.

"Sudah nenek, dan ayah sedang mandi" jawab Qahtan.

"Emm baiklah ingat kau jangan nakal disana, dengarkan ucapan ayah" ucap nenek memberi peringatakan.

"Qahtan janji nek, qahtan kan anak baik" ucapnya tersenyum lebar.

"Ayah sudah siapp" teriak Saaih yang baru saja datang.

"Saaih kau jangan terlalu malam membawanya pulang" ucap ibunya.

"Tenang saja mom, kami hanya akan berbelanja lalu makan dan pulang itu saja" ucap Saaih.

"Ayo ayah," Qahtan pun kemudian berjalan menuju Saaih.

"Baiklah bu kami pergi dulu, Assalamualaikum" pamit Saaih lalu menggendong Qahtan.

"Waalaikumsalam hati hati" jawab ibunya tersenyum.

Saaih dan Qahtan pun masuk kedalam mobil sedan hitam milik Saaih. Saaih kemudian memasangkan pengaman Qahtan dan segera menuju PIM.

Dalam perjalanan, mereka bernyanyi nyayi bersama dan tertawa sampai tidak sadar sudah sampai diPIM. Saaih kemudian memarkirkan mobilnya lalu mengeluarkan Qahtan dari mobil.

"Ayah aku ingin membeli beberapa chips" ucap Qahtan.

"Chips terlalu banyak tidak baik untukmu nak, yang lain saja yah" ucap Saaih menatapnya.

"Baiklah ayah dokter, aku akan membeli susu saja" ucap Qahtan tertawa.

"Alright ayo" Saaih pun mengajak Qahtan untuk mencari susu anak untuk Qahtan.

Setelah selesai membeli, mereka kembali menuju toko mainan. Saaih membiarkan Qahtan jalan untuk mencari mainan yang ia suka.

"Ingat ayah disini, kau jangan jauh jauh mengerti?" ucap Saaih.

"Iya ayah, janji" jawab Qahtan lalu pergi untuk mencari mainan.

Sedangkan Saaih menunggunya sambil memainkan handphonenya dikursi ujung.

Voteee🌟

Demi Dia (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang