Iyyah terbangun pukul 05.00 untuk melaksanakan shalat subuh, ia melihat Saaih sudah tidak ada disofanya. Ia kembali melihat Qahtan lalu memeriksa demamnya. Ia tersenyum, demamnya mulai menghilang.
Iyyah segera turun menemui ibu Saaih.
"Selamat pagi nak Iyyah" ucap ibu Saaih yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Selamat pagi bibi" jawab Iyyah tersenyum.
"Bagaimana keadaan Qahtan?" tanya ibu Saaih.
"Alhamdulillah udah mendingan bi" jawabnya kembali.
Ibu Saaih pun berjalan mendekati Iyyah sambil tersenyum, lalu mengelus kepala Iyyah dengan lembut. Iyyah hanya tersenyum.
"Terima kasih nak, bibi tidak tau mau balas kebaikan kamu gimana" ucap ibu Saaih tersenyum lalu memegang kedua tangannya.
"Gapapa kok bibi, aku suka mengasuh anak kecil seperti Qahtan" ucap Iyyah.
"Bibi melihat kau begitu sangat menyanyanginya" ucap ibu Saaih mengajak Iyyah untuk berbincang ditaman rumah.
"Semua anak anak aku sangat menyukainya, tidak hanya Qahtan tetapi semua anak yang sudah bertemu denganku akan kuperlakukan seperti Qahtan" ucap Iyyah tersenyum seraya berjalan disamping ibu Saaih.
"Lalu bagaimana perasaanmu?" tanya ibu Saaih melihatnya.
"Maksud bibi? Perasaan?" tanya Iyyah heran.
"Tidak, bukan seperti itu maksud bibi. Yang bibi maksud adalah bagaimana perasaanmu mengurus anak dari mantan kekasihmu?"
Iyyah pun terdiam sejenak. Ia menyanyangi Qahtan bukan niat untuk kembali dengan Saaih, tetapi ia sangat tulus menyanyangi Qahtan.
"Tidak apa apa bi, aku senang bisa mengurusnya dia sangat lucu dan menggemaskan" jawab Iyyah.
Ibu Saaih kembali menggenggam kedua tangan Iyyah dengan penuh harapan.
"Demi Qahtan, kau mau kembali dengan Saaih?" tanya ibu Saaih penuh harapan.
Iyyah terdiam seketika, ia tertunduk dan hanya meremas jemari tangannya lalu mengalihkan pandangannya kepada ibu Saaih.
"Tapi bi-" ia kehabisan kata kata untuk bicara.
"Bibi tau ini berat, bibi tau perasaanmu. Tapi bibi melihat Qahtan sangat menyanyangimu melebihi apapun Iyyah" ucap ibu Saaih membuat Iyyah keringat dingin.
Iyyah hanya bisa terdiam, ia harus mengatakan apa pada ibu Saaih? Menerima atau menolak?
"Bibi melihat masih ada rasa cinta dihati Saaih, dari mulai dia bicara padamu tadi malam. Perhatiannya padamu saat memberi sup tadi malam" ucap ibu Saaih.
"Aku akan coba untuk kembali mencintai Saaih bi" ucap Iyyah tersenyum.
"Kau tidak perlu mencoba nak, karna bibi yakin kau pasti masih sangat menyanyanginya. Maafkan bibi, karna bibi hubungan kalian terputus dulu" ucap ibu Saaih berkaca kaca.
"Tidak bi. semua ibu pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, begitu juga bibi. Bibi menjodohkan Saaih dengan Siska agar Saaih bahagia" jawab Iyyah.
"Bibi sangat menyesal nak, maafkan bibi" air matanya pun tak terbendung, ibu Saaih menangis sambil memegang tangan Iyyah.
"Tidak bi, Iyyah mohon jangan seperti ini" ucap Iyyah seraya mendekatinya lalu memeluknya.
"Terima kasih nak" ucap ibu Saaih menghapus air matanya.
Tak lama Saaih datang menemui mereka berdua, ia heran kenapa mereka berdua berpelukan.
"Ada apa mom?" tanya Saaih.
"Tidak apa apa nak, ibu hanya ingin saja memeluknya" ucap ibu Saaih.
Tiba tiba handphone Iyyah pun berdering. Ia segera mengangkat teleponnya, ia sedikit menjauh agar Saaih dan ibunya tidak mendengarnya.
"Emm bibi, Iyyah harus pamit dulu" ucap Iyyah.
"Mau kemana? Knp terburu buru? Kita belum sarapan nak" ucap Ibu Saaih.
"Lain kali saja bi, Iyyah harus segera kerumah sakit karna harus menangani pasien yang kritis" ucap Iyyah tersenyum tipis.
"Baiklah, Saaih kau antar Iyyah" pinta ibunya.
"Oke mom, yuk tupai" ucap Saaih.
"Saaih..."
"Owhh oke mom, ayo yyah" ucap Saaih tertawa kecil.
"Iyah, bibi sampaikan salamku pada Qahtan insyallah nanti malam aku akan datang untuk memeriksanya" ucap Iyyah lalu bersalim.
"Iyah nak, tolong kau pertimbangkan lagi ucapan bibi tadi yah" ucap ibu Saaih.
"I.. Iyah bi, Iyyah pulang dulu Assalamualaikum" Iyyah dan Saaih pun keluar menuju mobilnya diluar rumah.
"Waalaikumsalam" ibu Saaih pun tersenyum ketika melihat Saaih dan Iyyah berjalan beriringan.
Saaih segera melajukan mobilnya kerumah Iyyah. Seperti biasanya hanya ada keheningan saja sampai didepan rumah Iyyah.
"Makasih Ih" ucap Iyyah.
"Okeyy sama sama, gw cabut duluan" ucap Saaih segera melajukan mobil sedannya.
"Hati hati" Iyyah pun menunggu sambil mobil sedan itu benar benar sudah pergi dari daerah itu.
Voteeeee🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Dia (Hiatus)
Hayran Kurgu"Kita putus!" ucap seorang pria baldy sambil menatap seorang wanita. "Kenapa? apa salahku Ih?" ucap wanita tersebut memegang tangannya. "Kamu gasalah yyah, aku yang salah. Sebenarnya aku udah dijodohin sama anak temen umi" ucapnya menunduk. Wanita i...