Pembicaraan Bu Sara dan Mbak Ira berlanjut. Lalu aku melerai sambil berkata.
"Ning berjanji akan mencari uang sendiri. Ning bisa bekerja sambil kuliah. Ning tidak akan meminta uang dengan Bu Sara atau pun Mbak Ira," kataku. "Baiklah, Ning untuk ikut bekerja dengan Mbak Ira selama setahun ini saja, setelahnya Ning akan mendaftar kuliah," lanjutku.
Akhirnya Mbak Ira mengiyakan saja, walaupun sedikit kesal. Niatku ini untuk menggapai bangku perkuliahan semakin menyala-nyala. Aku semakin mantap kalau niatku ini adalah niat yang baik, aku ingin hasil jerih payahku bersekolah selama enam tahun di desa dan enam tahun di kota membuahkan hasil seperti janjiku dulu untuk mengangkat derajat keluarga dan memperbaiki kesejahteraan keturunanku mendatang. Kalau aku sudah sukses nanti, Bapak pasti senang melihatku dari jendela surga.
Jadi, setahun ini aku ikut bekerja dengan Mbak Ira di kota, sekalipun menjadi asisten rumah tangga itu tak mengapa, uangnya akan aku sisihkan untuk bekal kuliahku kelak. Aku pun bekerja sembari belajar untuk mengikuti seleksi masuk kampus tahun depan.
Setelah setahun kemudian, ketika tahun ajaran dibuka kembali, aku mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur tes untuk masuk di jurusan kedokteran di salah satu kampus universitas negeri di Malang, yaitu Universitas Brawijaya. Tak tanggung-tanggung aku memilih jurusan itu, aku yakin perjuanganku tidak akan berakhir sia-sia.
Usai aku mengikuti tesnya, beberapa minggu kemudian aku pun menerima hasilnya.
Saat itu aku harus pergi ke Universitas Brawijaya untuk melihat pengumumannya, padahal orang-orang lain dapat mengakses dari rumah secara online. Berbeda denganku, aku yang memiliki keterbatasan perangkat harus datang ke kampus secara langsung untuk melihat pengumuman yang terpampang di majalah dinding di salah satu fakultasnya. Kebetulan kampus itu dekat dengan rumah majikanku dulu, sehingga aku cukup dengan menaiki sepeda ini ke sana. Sepeda ini adalah sepeda tua yang diberikan oleh majikanku.
Setelah tiba di sana, aku segera melihat pengumuman yang lulus tes, untuk melihat apakah namaku tertera di sana. Namun, takdir berkata sebaliknya, ternyata perjuanganku selama ini sia-sia, aku dinyatakan gagal pada tes itu. Terpaksa aku harus menelan pahit air liurku sendiri karena tidak menemukan namaku.
Itu artinya aku dinyatakan gagal.
Padahal baru saja sebulan yang lalu aku lagi-lagi harus kehilangan anggota keluargaku, yaitu Mbak Ira. Dia telah dipanggil Tuhan. Nasib naas menimpanya saat hendak pulang ke kampung, kereta api yang dinaikinya bertabrakan dengan sebuah mobil di palang pintu kereta api. Aku sangat terpukul, tak ada lagi keluarga yang bersama denganku.
Semua harapanku seperti hancur saat cobaan menimpaku, tak ada gunanya lagi aku hidup. Tapi pesan Bu Sara selalu menguatkanku, dia pernah berkata kalau aku harus bangkit. Aku harus membuktikan bahwa aku bisa sukses membahagiakan keluarga di mana pun keberadaan keluargaku.
"Tapi sekarang apa? Sirna sudah harapanku untuk sukses. Lagipula aku juga tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Untuk apa aku hidup?!" kata-kata itu melanda di pikiranku.
Aku yakin suatu hari nanti, jika aku telah bersama mereka semua kembali sekalipun di surga, akan kuceritakan betapa sulit perjuanganku hidup tanpa mereka.
Dulu, aku meyakini kata-kata ini.
"Kalau kita rajin, giat, tekun, apalagi semasa sekolah berprestasi, maka akan mudah mencapai cita-cita apa saja yang kita mau."
Tapi, itu bohong. Bohong besar.
Padahal selama sekolah aku banyak mengumpulkan prestasi. Tapi, semuanya tidak ada gunanya. Tidak ada.
Aku sempat tak percaya, berkali-kali aku melihat daftar nama itu tapi tetap tidak kujumpai namaku.
Terima, Ning. Kamu harus menerima kenyataan ini, ucap batinku.
![](https://img.wattpad.com/cover/102329906-288-k405210.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah di Balik Kesuksesan
RandomHaha!! Sudah jelas, bukan? Pasti happy ending, sesuai kalimat pada judulnya yang berakhir dengan kata "Kesuksesan". Tapi semua itu ... bukan tentang endingnya, bukan tentang suksesnya, bukan tentang buahnya, bukan tentang hasilnya, melainkan tentang...