Chapter 2

4 4 0
                                    


Pagi-pagi Tasya sudah bangun, karena hari ini sekolah dia takut terlambat.

Seragam SMA Merah Putih sudah melekat di tubuh Tasya. Jam sudah menunjukkan 06.45 menit, Tasya segera menghampiri neneknya yang berada di teras rumah untuk pamit.

Sekolah masih sepi, Tasya memutuskan untuk masuk ke dalam kelasnya dan membaca buku.

Menit-menit berlalu jam pelajaran sudah dimulai, ibu Nana selaku guru biologi sudah masuk ke dalam kelas dan mulai menjelaskan materi, Tasya hanya diam sambil menyimak apa yang dijelaskan.

Hingga bel istirahat berbunyi, Tasya keluar kelas pergi menuju perpustakaan, berjalan sendiri sambil menunduk itulah kebiasaan Tasya.

Mungkin karena Tasya orang yang pendiam jadi dia tidak mempunyai teman atau sulit bergaul.

Saat berjalan tanpa sengaja Tasya menabrak seseorang, yang dia yakin adalah seorang laki-laki. Tasya terjatuh karena tabrakan itu.

Tasya langsung berdiri dan mendongakkan kepalanya.
"Maaf" hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

Tasya langsung berlalu dari hadapan laki-laki itu, tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya selain kata maaf itu.

Sedangkan laki-laki yang ditabraknya dibuat bingung karena tak pernah melihat Tasya.

"Lah main pergi-pergi aja tuh cewek, anak baru ya, baru lihat gue?" Tanya Reza pada teman-temannya.

"Nggaklah, lo aja kali yang baru lihat dia. Namanya Tasya kelas XI IPA 2 kalau nggak salah" tutur Radit

"Tau banget lo tentang dia" kata Reza.

"Apasih yang gue nggak tahu" bangga Radit sambil menunjuk ke arah dirinya.

"Alah lo, tapi tetep aja jomblo" kata Fajar sambil mengejek Radit.

"Emang lo nggak jomblo, ngaca dong" kata Radit yang tak mau kalah.

"Gue sih nggak jomblo tapi singgle" jawab Fajar lagi sambil cengengesan.

"Lah berarti lo nggak laku-laku dong kalo singgle" kata Radit sambil tertawa keras.

Mendengarkan Fajar dan Radit beradu mulut, Reza dan Dafa juga ikut tertawa.

"Udah-udah yuk ke kantin, perut gue udah bunyi nih" kata Dafa menyahut.

"Lo juga pikirannya kantin mulu" sahut Radit.

"Sensian amat sih lo lagi pms ya" jawab Dafa.

"Emang lo kira gue ini cewek atau cowok jadi-jadian" jawab Radit lagi.

"Yuk ke kantin nanti keburu bel lagi" kata Reza melerai.

Reza Andrean Naufal laki-laki tampan dan juga terpandang. Dia anak seorang pengusaha sukses yang terkenal. Reza mempunyai banyak penggemar di sekolah karena ketampanannya itu.

Keingin tahuan Reza muncul saat mengingat sosok yang baru dia tabrak tadi. Sosok yang bernama Tasya adik kelasnya, ya Reza sudah kelas XII.

Reza, Fajar, Radit dan Dafa sudah berteman dekat dari mereka masih SMP hingga sekarang.

Sesampainya di kantin mereka memilih duduk di pojok sebagai tempat favorit mereka berempat.

"Eh kalian mau pesen apa, biar gue pesenin?" Tanya Dafa.

"Gue kaya biasa aja" kata Fajar.

"Kalau gue mau mie ayam sama es jeruk" kata Radit.

"Lo Za mau apa?"

"Gue jus alpukat" jawa Reza.

"Nggak mau makan lo?" Tanya Dafa lagi.

"Nggak, gue masih kenyang"

"Ya udah"

Tak berapa lama pesanan mereka sudah datang. Fajar, Dafa dan Radit sedang menyantap makanannya, sedangkan Reza hanya mengaduk-aduk minumannya sambil melamun.

"Heh Za lagi mikirin apa sih lo, dari tadi gue lihat ngelamun aja" Tanya Fajar.

"Hah, lo tanya apa barusan?" Tanya Reza baru tersadar dari lamunannya.

"Kan apa gue bilang lo lagi ngelamunkan, lagi mikirin apa sih?" Ulang Fajar.

"Nggak mikirin apa-apa kok" jawab Reza bohong, sebenarnya Reza sedang mikirin Tasya, dia merasa tertarik dengan gadis itu.

"Pasti lo lagi mikirin Tasyakan" sosor Radit langsung.

"Hah, ngapain juga gue mikirin cewe itu, nggak guna tau nggak" jawab Reza.

"Nggah usah bohong deh lo, kalau lo suka sama cewek itu kita bisa bantu lo buat dapetin dia, ya nggak" kata Dafa juga.

"Nah bener tuh Za, kami bertiga siap bantu lo" sahut Fajar.

Belum sempat Reza menjawab bel masuk berbunyi, dan kesempatan Reza untuk mengalihkan topik.

"Udah bel tuh, yuk masuk nanti terlambat bisa dihukum kita sama pak Jali" kata Reza.

"Kan ngalihin topik lo" kata Fajar lagi.

Reza yang malas ngeladanin teman-temannya sudah duluan berjalan menuju kelasnya.

Baru saja Reza dan teman-temannya masuk ke dalam kelas, pak Jali juga ikutan muncul.Mereka berempat langsung duduk ke bangku masing-masing.

Typo bertebaran
Makasih yang udah mau baca cerita aku sampai sini
Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri ya🌟

1.10.19

Seuntai HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang