Hari ini nenek Aisyah sedang sakit, Tasya disibukkan merawat nenek Aisyah.Saat Tasya pulang sekolah nenek Aisyah sudah terbaring di tempat tidur. Tasya yang melihat neneknya sakit bergegas menuju dapur untuk mengambil kompresan dan obat.
Tapi ternyata obatnya habis, terpaksa Tasya harus pergi ke apotik terlebih dahulu, untung apotiknya tidak terlalu jauh dari rumah.
Hanya perlu berjalan kaki untuk sampai di apotik. Sesampainya di sana Tasya langsung masuk dan membeli obat yang nenek Aisyah perlukan.
Keluar dari apotik, Tasya sudah membawa kantong kresek yang berisi obat untuk nenek Aisyah.
Saat berjalan menuju pulang, tiba-tiba ada mobil yang berhenti di sampingnya.
Tapi Tasya tidak menghiraukannya, dia memilih terus berjalan tanpa mau menoleh sedikit pun.
Di hati kecilnya sebenarnya Tasya merasa takut karena ini pada malam hari dan dia hanya berjalan sendiri. Tapi langsung ia tepis pikiran itu, dia harus berpikiran positif saja.
Mobil itu mengiringi Tasya berjalan. Tasya melangkah lebih cepat dan mobil itu juga semakin cepat. Tiba-tiba orang di dalam mobil berbicara.
"Eh lo mau gue anterin nggak?" Kata seseorang di dalam mobil, yang tak lain adalah Reza.
Tasya hanya diam dan memilih terus berjalan.
"Lah gue dikacangin nih" kata Reza lagi.
"Lo nggak usah takut sama gue, gue orang baik kok. Ini udah malem lo berani jalan sendiri, biar gue anteri aja"
"Nggak" sahut Tasya tanpa melihat lawan bicaranya.
"Beneran nggak mau nih?" Tanya Reza lagi.
Tak ada jawaban dari Tasya.
"Ya udah kalau nggak mau, gue duluan ya, byee" kata Reza lagi sambil kembali melajukan mobilnya.
Di dalam mobil Reza melihat Tasya dari kaca spion mobilnya sudut bibir Reza terangkat membuat sebuah senyuman di sana.
Reza merasa cewek itu cukup berbeda dengan cewek yang sering dia temui, dan itu membuat Reza ingin memilikinya.
Tiba-tiba handpone Reza berbunyi pertanda ada panggilan masuk, ternyata panggilan itu dari Fajar.
Reza langsung menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan Fajar.
"Za lo dimana sih, kok lama amat, kami bertiga udah nungguin lo dari tadi" kata Fajar dari seberang sana.
"Gue masih di jalan nih, sebentar lagi nyampe kok"
"Lo kali nyetirnya lama"
"Ini udah cepet"
"Ya udah, cepetan ya awas kalo lama"
"Iya-iya" jawab Reza sambil memutuskan sambungan telepon.
Ya malan ini Reza ada janji dengan ketiga sahabatnya untuk bertemu di sebuah cafe.
☘☘☘
Sesampainya di rumah Tasya melihat neneknya sudah tertidur, padahal Tasya merasa kasihan apabila nenek Aisyah dibangunkan.
Tasya terlebih dahulu pergi ke dapur untuk membuatkan teh. Setelah selesai dia pergi menuju kamar nenek Aisyah.
Dengar berat hati Tasya terpaksa membangunkan nenek Aisyah dan memberikan obat itu untuk diminum.
"Nenek tidur lagi ya" titah Tasya kepada nenek Aisyah setelah meminum obat tadi.
"Iya, kamu juga tidur besok sekolahkan?" Kata nenek Aisyah.
Tasya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Setelah itu dia langsung pergi kekamarnya.
Sebelum tidur Tasya mengerjakan pr terlebih dahulu. Tak membutuhkan waktu lama mengerjakan pr, karena prnya cukup mudah dikerjakan.
Selesai mengerjakan pr Tasya mulai membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Tapi kantuk tak kunjung menghampirinya, sudah beberapa kali mengganti posisi untuk mencari kenyamanan agar kantuk cepat datang tapi tak kunjung datang juga.
Akhirnya Tasya memutuskan untuk bangun kembali, dia membuka jendela kamarnya yang menampakan bintang-bintang yang tersusun acak. Dan hembusan angin malam mulai menerpa wajahnya, rambut hitam pekat yang tidak diikat membuat beterbangan tak terarah.
Pikirannya melayang entah kemana. Tasya memikirkan jika kedua orang tuanya tidak berpisah, pasti dia merasakan hari-harinya sangat bahagia. Tapi takdir berkata lain, keluarga yang ia harapkan akan selalu harmonis ternyata terhenti di tengah jalan bagai kapal yang diterjang ombak yang sangat besar dan tak bisa melanjutkan kembali berlayar karena ombak tersebut.
Tak terasa setetes air mengalir di mata Tasya. Dia merindukan ayah dan ibunya, dia ingin bisa bertemu dengan kedua orang tuanya. Tapi sayang, Tasya tak tahu dimana keberadaan kedua orang tuanya sekarang. Setelah berpisah ayahnya langsung pergi meninggalkan dirinya dan juga ibunya di rumah. Beberapa hari setelah ayahnya pergi, ibunya juga ikutan pergi yang beralasan ingin mencari ayahnya dan menitipkan dia kepada nenek Aisyah. Tasya pikir dulu ibunya akan datang untuk menjemputnya tapi ternyata ibunya pergi dan tak pernah ada kabar lagi.
Malam semakin larut, Tasya memutuskan untuk kembali membaringkan tubuhnya di tempat tidur sambil memejamkan matanya, tak terasa dia sudah berada di alam mimpi.
Typo bertebaran
Maaf lama updatenya
See you next chapter🤗
Jangan lupa vote dan komen biar makin semangat buat ngetiknya:)8.10.19
KAMU SEDANG MEMBACA
Seuntai Harapan
Ficção GeralTasya Mulia Ratih seorang perempuan yang mengalami lika liku hidup yang cukup sulit. Di saat Tasya berumur 8 tahun kedua orang tuanya berpisah, dan dia dititipkan kepada neneknya hingga sekarang sudah berusia 16 tahun. Semenjak kedua orang tuanya be...