XIV. The other white lie

411 44 51
                                    

XIV. Sorry (The Other White Lie)

–Aquila Fi–

Park Woojin & Park Jihoon
2Park–ChamWink

Warn! Bullying scenes.
Angst.

Hope you like it!

Enjoy! :)
   

             
      


 

  
    

"Woojinie?"

Woojin mendongak. Matanya sedikit nampak berbinar meski tertutup poninya yang memanjang. Di sana, sosok wanita yang sudah cukup lama tak ia temui, berdiri dengan gestur tangan menyambut Woojin untuk menghambur ke pelukan wanita itu.

Woojin sedikit berlari. Menabrakkan diri dan langsung melingkarkan dua tangannya ke tubuh wanita itu.

"Ibu.." Panggil Woojin lembut. Begitu lembut dan penuh akan rasa rindu.

Mereka berpelukan cukup lama, sampai ibunya melepas pelukan itu demi melihat wajah putranya.

"Woojin, bagaimana kabarmu?" Tanya Ibunya, menyapu poni panjang itu ke belakang.

Woojin tersenyum, "Aku baik." Sahutnya sembari memeluk ibunya sebentar.

Ibunya lagi-lagi melepas pelukan itu, demi kembali melihat rupa Woojin yang—baginya—sejujurnya tidak nampak baik-baik saja.

Jemari tuanya yang sudah agak berkeriput itu terus menyentuh dan meraba setiap lekuk wajah putranya. Seakan ingin merekam setiap detail itu di ingatannya.

Woojin menikmati itu semua tanpa protes.

Ia baru sedikit meringis saat ibunya menyubit pipinya pelan.

"Au..." Rintih Woojin, pura-pura sakit.

Ibunya ikut tertawa sejenak. Ia kembali memperhatikan penampilan putranya itu, sungguh, kenapa bisa seperti itu?

"Woojinie..." Panggil ibunya pelan.

"Iya?"

Ibunya meletakkan kedua tangannya di bahu Woojin, dengan sorot khawatir yang menatap dalam pada Woojin, "Kau... Kena bully lagi?"

Woojin diam.

Dia memandang tanah sebentar, sebelum mendongak ke arah ibunya dan memaksakan senyum.

"Tidak. Aku hanya jatuh."

Wanita itu beralih memegang kedua bahu Woojin.

"Woojin tidak bisa berbohong pada ibu, tidak akan, ibu tahu itu."

Woojin bungkam. Hening sejenak sampai ia menghembuskan napas pelan. Matanya kembali melihat ke arah wanita yang sudah berbulan-bulan tidak ia temui.

"Ibu bawa apa untukku?" Tanyanya mengalihkan.

"Woojin.."

"Aku penasaraann..." Woojin berpura-pura merengek manja.

Wanita itu akhirnya tersenyum.

"Kau akan tau nanti. Ibu tidak mau merusak kejutan ini."

Woojin merengut. Sementara ibunya tertawa pelan.

Wanita itu kembali menyentuh dua tangan Woojin yang dingin. Woojin memerhatikannya penuh rasa heran. Ia melihat bagaimana ibunya yang hampir menangis.

IRIDESCENCE ( 2Park/ChamWink )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang