IX. Alpha Canis Majoris

918 95 65
                                    

IX. Alpha Canis Majoris

Aquila Fi–

Park Woojin & Park Jihoon
2Park/ChamWink


[NOTE!!!] kalau ada dialog/kalimat yg begini ➡ ...(kata/kalimat)....” [pake ... bukan "..." , dan italic/miring] format ini untuk flashback atau kalimatnya berasal/? dari masa lalu/ingatannya tokoh. (mostly dari ingatannya Jihoon)

Hope you like it!
Enjoy!


...

Keduanya berjalan bergandengan tangan.

Sejak turun dari bus dan berjalan menuju perumahan di mana Woojin tinggal, Jihoon terus melihat sekitar.

Ia belum pernah kesini sebelumnya.

Sebuah perumahan yang hampir mirip dengan tempatnya tinggal, tidak terlalu mewah namun tetap elegan meski sederhana. Terlihat artistik dengan material kayu yang mendominasi desain rumah-rumah tersebut.

Dan kini keduanya pun sampai di depan gerbang rumah Woojin.

Woojin yang tadinya berjalan santai, sesekali tersenyum geli melihat Jihoon yang nampak terkagum-kagum sekedar melihat rumah-rumah tetangganya, kini memasang wajah datar—senyumnya hilang.

Senyum gingsul itu meluruh bersamaan dengan kedua bola matanya yang menangkap objek yang ada di depan rumah. Jihoon yang sadar bahwa Woojin berhenti dan menunda masuk gerbang, melihat Woojin dari samping.

Sebuah tatapan nanar yang menyiratkan ketakutan namun tetap tampak tajam terlihat dari sorot mata Woojin. Jihoon mengikuti arah mata Woojin yang benar-benar terfokus pada sesuatu di depan sana.

Jihoon mendapati sebuah mobil hitam yang terparkir bersama mobil merah menyala di halaman depan.

Ia rasa kedua mobil tersebut adalah mobil ayah dan ibu Woojin. Rasa khawatir pun ikut memenuhi dirinya, menyisakan rasa pasrah dan bersalah.

Woojin menoleh sesaat pada Jihoon yang dibalas senyuman,

"Aku ada di sini, tenanglah." ujar Jihoon pelan dengan suara beratnya.

Ia masih tersenyum sembari mengusap tangan Woojin yang menggenggam jemarinya erat.

Woojin pun kembali menghadap depan, membuka pintu gerbang perlahan dan menarik Jihoon ikut dengannya ke dalam pekarangan rumah. Ia masih menggandeng tangan yang lebih kecil darinya itu dengan begitu erat, bahkan lebih erat dari sebelum ini.

Degup jantung Woojin maupun Jihoon benar-benar berpacu cepat. Mereka tampak seperti dua mafia yang seakan hampir tertangkap dengan identitas yang telah terbongkar.

Jihoon menatap pekarangan rumah Woojin yang nampak bersih, terkesan rapi dan enak dilihat.

"Ayah membayar pekerja kebun untuk pekarangan kami." ujar Woojin tiba-tiba.

Ia melirik pada Jihoon yang sedang mengedarkan matanya ke sekeliling sambil mengalihkan rasa gelisah yang ia rasakan.

Sejenak Jihoon kagum mengetahui bagaimana Woojin yang lagi-lagi dapat membaca apa yang ia pikirkan.

Jihoon kembali menghadap depan dan mencoba berjalan santai. Tautan tangan antara keduanya mulai gemetar dan terasa lembab oleh keringat dingin.

-"Apa yang kau lakukan di luar sana aku tak peduli!!!"-

IRIDESCENCE ( 2Park/ChamWink )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang