Chapter 7

3.7K 615 145
                                    

"Rose" panggil Jeka pada Rose yang sibuk melamun dipojok ruangan. Bukannya sibuk menikmati makanan serta minuman yang disajikan, atau bahkan mengobrol dengan teman-temannya.

Rose menoleh saat mendengar namanya dipanggil seseorang.

"Kenapa ya?" tanya Rose.

Jeka kemudian duduk disamping Rose. Jeka mengambil satu buah cupcake diatas meja, lalu memberikannya pada Rose.

"Makan nih, biar agak berisi, kamu kurus banget"

Rose cemberut, namun tetap menerima cupcake yang diberikan oleh Jeka.

"Tapi kalo makan manis nanti bisa diabetes, btw makasih"

Jeka tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Kalo jarang-jarang ya gak apa-apa Ros"

"Tapi pencegahan juga penting kan, takut kena diabetes" kata Rose seraya tersenyum.

Melihat senyum Rose bagaikan embun di pagi hari bagi Jeka, menyegarkan.

"Iya nih, saya juga takut diabetes" kata Jeka.

"Kenapa? Ada keluarga dengan riwayat diabetes ya?" tanya Rose.

Jeka lagi-lagi menggeleng seraya tersenyum geli. Ekspresi Rose itu lho, entah kenapa selalu membuat Jeka tidak bisa untuk tidak tersenyum melihatnya.

"Saya gak ada riwayat diabetes, tapi ada riwayat overdosis senyuman kamu, senyum kamu manis soalnya, takutnya kalo keseringan diliat bisa berimbas ke kesehatan saya." kata Jeka.

Rose menahan senyumnya, pipi Rose rasanya sudah panas. Kalau saja ada cermin, Rose ingin melihat penampakan wajahnya saat ini, merahkah? Rose malu, tapi harus tetap menjaga image dan tidak terbawa suasana.

"Senyum kamu itu lho, berbahaya karena bisa bikin saya kena komplikasi diabetes dan serangan jantung mendadak." lanjut Jeka.

Rose berusaha sekuat tenaga untuk menormalkan hatinya, Gombalan Jeka sungguh benar-benar suatu ancaman bagi Rose. Jangan sampai Rose luluh dan jatuh kepada Jeka. Bisa-bisa nanti Rose akan berakhir seperti cewek-cewek korban Jeka lainnya. Memang dasar ya si Jekalino Davian Laddy Killer number one nya Big Hit Corporation, bisa aja bikin cewek ambyar!

Rose lalu menormalkan ekspresinya dan menaikan satu alisnya seraya menatap Jeka aneh.

"Udah pak ngegombalnya?" tanya Rose cuek.

Oke, reaksi Rose tidak sesuai dengan ekspektasi Jeka.

Jeka berdehem lalu merapihkan kerah kemejanya. "Siapa yang ngegombal?" tanya Jeka.

Rose menggedikkan bahunya cuek seraya menatap Jeka.

Jeka kemudian menunjuk dirinya sendiri dan tertawa kecil. "Saya"

"Itu bukan gombal, kamu jangan geer."

Rose menatap Jeka aneh, kalau bukan gombalan lalu apa?

"Itu saya lagi berpuisi" lanjut Jeka.

Rose menaikan satu alisnya bingung. Dasar Jeka aneh! Mana mungkin ada orang yang berpuisi macam itu. Semua orangpun bisa membedakan mana yang disebut dengan berpuisi.

Rose kemudian memakan cupcake yang diberikan Jeka tadi.

"Kamu gak ngobrol sama temen-temen kamu?" tanya Jeka untuk mengalihkan pembicaraan.

"Enggak" Rose menggeleng.

"Kenapa?"

Rose menunjuk Jisoo yang sedang berdua dengan suaminya disalah satu meja.

ESCAPE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang