Chapter 3

1.2K 217 75
                                    

Semoga cerita ini bisa menghibur kalian yang lagi suntuk dan capek menghadapi keruwetan

Saat aku menulis "Jungkook" dalam cerita, kuharap kalian membayangkan "Jimin". Begitupun sebaliknya. Gak susah kan? Mereka lagi tukeran badan. Jadi pinter-pinternya kalian ngebayangin situasi.

.

.

They call me The Seeker. I've been searching low and high

People tend to hate me. 'Cause I never smile

As I ransack their homes. They want to shake my hand

The Who - The Seeker

.

.

Jimin berhasil tampil sebagai bos yang rapi. 

Dia mengenakan kemeja lengan panjang warna putih, dan tentu saja, jas hitam untuk menutupinya. Itu adalah pilihan yang mudah. Jungkook adalah tipe pria yang mengatur pakaiannya dengan set.

Jadi memilih pakaian bukan masalah bagi Jimin. 

Lagipula, barusan Jin Goo menghubunginya lagi, mengatakan mobil sudah menunggu di lantai bawah.

Jimin akhirnya keluar dengan penampilan formal yang simpel, tidak terlalu formal. Dia tidak mengenakan dasi, membuka dua kancing lengan panjang putihnya, dan berharap tubuh Jungkook yang luar biasa dan parasnya yang indah entah bagaimana mampu menutupi kurangnya formalitas dalam penampilannya.

Jimin menghela nafas dan berdoa. Ya tuhan, semoga dia bisa melalui rapat dewan ini dalam keadaan utuh dan hidup, jangan sampai dia mempermalukan dirinya sendiri dan Jeon Jungkook.

.

.

.

.

Saat Jin Goo mengirim pesan bahwa mobil Jungkook sudah terparkir di luar, tentu saja Jimin mengharapkan sopir. Supaya dia bisa leluasa duduk di kursi belakang dan membiarkan sopir pribadi Jungkook mengemudi sampai ke kantornya, seperti orang-orang kaya di film-film. Karena jujur saja, Jimin tidak tahu di mana kantor Jungkook berada, juga tidak percaya diri dengan kemampuannya mengendarai mobil. Jimin ogah repot-repot menyetir.

Tapi nyatanya, begitu Jimin keluar, tidak ada sopir atau mobil mahal yang menunggunya. Jimin langsung tegang. Ternyata Jeon Jungkook adalah jenis orang kaya yang masih menyetir sendiri ke tempat kerja. Sial. Dia salah perhitungan.

Jimin berdiri gugup di lobi, menggigiti bibir bawah Jungkook, menunggu mobil jemputan datang. Kantornya. Di mana sih kantornya?

Jimin merogoh dan mengeluarkan ponsel milik Jungkook dari saku celana. Sambil panik dia membuka aplikasi GPS untuk membantunya mencari tahu dimana tepatnya gedung kantor Jungkook berada.

Jimin begitu sibuk sampai-sampai tidak menyadari bahwa mobil Jungkook sudah tiba.

Seorang pemuda melangkah keluar, mengulurkan kunci mobil kepada Jimin. "Maaf atas keterlambatan saya, Tuan." Dia membungkuk sopan.

"Oh." Jimin melongo. Memandangi pria itu dengan mata gelap Jungkook yang tajam menghanyutkan.

Pemuda itu langsung tegang dan menunduk takut gara-gara ditatap Jimin. Dari sudut pandang Jimin, orang ini jelas-jelas takut pada Jungkook.

You Are Me [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang