Chapter 5

1.2K 215 127
                                    

I'm in love with the shape of you
We push and pull like a magnet do
Although my heart is falling too
I'm in love with your body
And last night you were in my room
And now my bedsheets smell like you
Every day discovering something brand new
I'm in love with your body

Ed Sheeran - Shape of You

.

.

.

.

"Kita ke tempatmu," ucap Jimin dengan tampang kaku.

Jungkook menoleh dari konsentrasi menatap jalanan di depan. "Apa?"

"Kita ke tempatmu," ulang Jimin sekali lagi. "Kau pasti tinggal di apartemen atau hotel yang mewah kan? Aku tidak mau membawamu ke gudang menjijikkan yang kuanggap apartemen."

Jungkook menghembuskan napas panjang dan penuh rasa bersalah. "Soal tadi... maaf..."

"Tidak, tidak apa-apa." Jimin buru-buru berpaling ke jendela, menghindari tatapan Jungkook yang seolah sedang menelanjangi pikirannya. "Tidak perlu minta maaf."

Jungkook lagi-lagi menghela napas, untuk pertama kalinya dia benar-benar merasa bersalah dan menyesali ucapannya terhadap orang lain. Tapi untuk saat ini, setiap kata adalah peluru yang melukai perasaan, jadi dia biarkan Jimin seperti itu, merenung, memandangi barisan gedung di luar sana.

"Kita ke tempatmu dulu, kemasi beberapa baju-bajumu baru kemudian ke tempatku," ucap Jungkook. Hal terakhir yang dia inginkan adalah Jimin berkeliaran di kota mengenakan tubuhnya. Entah bencana apa lagi yang akan terjadi.

Jimin menoleh dari jendela, tercengang. "Kita tinggal bersama?"

Jungkook berdecak. "Kau pikir aku bakal membiarkanmu berkeliaran seenaknya dengan wujudku?"

Jimin mendengus. "Jika kau berpikir aku akan meninggalkanmu sendirian dengan tubuhku, sana cuci muka dan bermimpilah."

Jungkook mencibir. "Kenapa? Takut aku keasikan memanjakan tubuhmu lebih dari yang kau lakukan?"

Jimin melempar tatapan membunuh.

Jungkook tertawa lepas dengan suara Jimin. "Daritadi kau tidak penasaran soal gimana cara kita mandi?"

Jimin mengerang, melemparkan punggungnya kembali ke kursi. Dia belum kepikiran sampai ke sana. Sumpah.

"Setidaknya sampai kita menemukan solusi, kau akan tinggal di bawah pengawasanku," ujar Jungkook. "Kita harus selalu bersama."

Kita... harus... bersama?

Oke, yang barusan agak ambigu, tapi romantis. Dan berpotensi tersangkut di otak nanti malam. Jimin berusaha keras tidak mengartikan kata-kata Jungkook menggunakan perasaan. Kentara dari gerak-gerik yang salah tingkah, cewek dalam tubuh perkasa Jeon Jungkook semakin gencar menggambar lingkaran-lingkaran kecil di kaca jendela.

Turun dari mobil, Jungkook yang baru saja menjejakkan kaki di tanah langsung cemberut melihat Jimin dengan gaya jalannya yang terlalu menggoyangkan pinggul dan terlalu mengayunkan tangan.

Baru lima langkah, cewek itu kena tegur.

"Apa-apaan itu?" tuntut Jungkook.

"Apa lagi yang kau keluhkan sekarang?" Jimin balik badan menghadap Jungkook dengan kedua tangan menancap di pinggul. Itu bukan tampilan yang manly. 

"Jalanmu," kata Jungkook. "Jalanmu terlihat seperti wanita." 

"Kau belum pernah belajar biologi?" dengus Jimin. "Aku memang wanita!" 

You Are Me [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang