~Happy reading~
A.N: Aku baru ada mood buat ngelanjutin, semoga syukaa
.
.
.
.
Jimin bangun keesokan paginya dan mendapati dirinya memeluk... dirinya sendiri.
Nah, memeluk Jungkook.
Dia bergeser sedikit dengan canggung, mengangkat tangannya dari Jungkook, menarik tangannya lebih dekat ke badan saat dia bergeser menjauh.
Saat itulah Jimin menyadari ada yang bangkit di bawah.
Ya Tuhan! pikirnya, wajahnya panas dan tak diragukan lagi merah padam. Dia mengalami ereksi (lagi!). Jimin membeku di tempat tidur. Sementara Jungkook masih tertidur lelap dengan damai sentosa.
Dia berpaling dari Jungkook, kedua kakinya menjejak ke lantai dengan sangat pelan, satu tangan menangkupkan ereksinya di celana seolah-olah berusaha menyembunyikannya, menginginkannya untuk pergi. Setelah lima belas menit, rasanya semakin memburuk, dan menahan ini justru memperparah masalah. Jimin mendadak kepingin buang air kecil.
Setenang yang dia bisa, dia bergerak ke arah kamar mandi, dengan hati-hati membuka dan menutup pintu kamar mandi. Jangan sampai dia bangun.
Jimin menutup pintu dan menguncinya. Dia duduk di atas kloset sambil membuka kancing celana jins, Jimin menyusupkan jari-jari besar milik Jungkook ke dalamnya, mendorong denim dan celana ketat yang ia kenakan pagi itu, dengan canggung mengeluarkan penis panjang Jungkook dari celananya. Jimin merentangkan kedua kaki milik Jungkook lebar-lebar. Dia berhenti sejenak untuk menarik napas. Penis ini sudah setengah keras, dan tanpa membuang-buang waktu, Jimin membungkus jari-jari milik Jungkook di sekitar daging yang sekarang melekat padanya. Jimin mendesah kewalahan dalam suara khas milik Jungkook.
"Ahh.. ahh...nghh..." Itu keluar dari dasar tenggorokannya.
Dia perlahan-lahan menaik-turunkan jari-jarinya di penis panjang milik Jungkook, merasa tubuhnya semakin panas. Jempolnya mengusap-usap puncak kepala penis Jungkook, mengumpulkan cairan yang keluar di sana dan menjilatnya sendiri. Jimin mengocoknya kuat-kuat, lagi dan lagi, sampai penis Jungkook sepenuhnya kaku di tangannya.
Gesekan tajam kulit terhadap kulit yang agak kering membuat Jimin harus menarik tangannya dan menjilati telapak tangan Jungkook supaya basah.
Jimin bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Jungkook jika dia melihat Jimin melakukan ini. Menjilati cairan yang keluar dari ujung penisnya sendiri dengan penuh nafsu.
Jimin menggeram. Dia bisa merasakan sesuatu yang bergejolak di perutnya, tapi itu masih di luar jangkauan. Jimin mempercepat gerakannya, dia menjaga matanya terkunci di bawah, merinding sendiri setiap kali Jimin menggosok-gosokkan ibu jarinya ke ujung kepala penis Jungkook. Dia memikirkan dirinya sendiri, berlutut dan siap untuk menelan milik Jungkook, cairan kental itu keluar di mulutnya, panas dan putih, di wajahnya.
Imajinasi ini mendera Jimin, keras dan tiba-tiba, dia bisa merasakan penis yang ia genggam berdenyut-denyut di tangannya.
Jimin mengerang ketika matanya terbuka, mencoba duduk tegak ketika menyadari suara erangan itu terdengar sangat macho dan sangat Jungkook sekali.
Ada sekotak tisu di samping. Jimin buru-buru menarik sehelai, kurang, dua atau lebih untuk membersihkan cairan yang berceceran di paha dan perut.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Me [KookMin]
FanfictionSelama 19 tahun, mahasiswi bernama Park Jimin tidak punya apa-apa selain hidupnya yang melarat dan sebatang kara, ngontrak di apartemen murah, tetanggaan dengan ahjumma yang sudah dia anggap sebagai ibu sendiri. Terlilit utang dan biaya hidup yang b...