Yang masih sulit membayangkan Jungkook-Jimin tukeran badan dan tukeran sifat, daya imajinasinya tolong diupgrade ya gengs.
.
.
.
.
"Kita harus terus bersembunyi sampai masalah ini selesai!" ucap Jungkook dengan gaya angkuh Tuan Muda, seperti biasa.
"Kita tidak bisa melakukan itu," desah Jimin sambil mengusap-usap dahi Jungkook. "Kau punya tanggung jawab di perusahaanmu, terlalu beresiko meninggalkan pekerjaan dan jabatan pentingmu sekarang...." Jimin menghela napas, menggelengkan kepala.
"Pergi kerja terlalu berisiko," desis Jungkook. "Kau tidak bisa mondar-mandir di kantor berpura-pura sebagai aku."
"Kenapa tidak?" Jimin melipat lengan berotot Jungkook di depan dada. "Aku sudah pernah melakukannya satu hari."
"Itu bahkan tidak sampai satu hari, dan kau sukses bikin panik seluruh karyawanku," kata Jungkook memicingkan mata penuh intimidasi milik Jimin.
"Kau pikir aku tidak becus ya? Kau belum pernah merasakan jadi mahasiswa di kampusku sih," tandas Jimin mengeluarkan intonasi rendah Jungkook.
Jungkook merentangkan tangan dengan gaya meremehkan. "Memangnya apa yang mungkin terjadi? Aku lulusan terbaik dulu. Apa sulitnya menjadi mahasiswa? Kau tinggal belajar, aku pasti bisa dapat nilai dan prestasi yang lebih bagus darimu."
Mereka berdiri berhadap-hadapan selama sesaat, saling adu tatap.
"Aku yakin aku bisa dengan mudah dapat nilai tinggi," geram Jungkook dengan suara halus Jimin. "Kau terlalu meremehkan kemampuanku, Nona Manis."
"Stop calling me like that you perv!" Jimin berkacak pinggang sambil melotot. "Kau pikir kau bisa menjadi aku?"
"Tentu saja." Jungkook tersenyum setengah mencibir. "Apa susahnya jadi cewek perengek? Coba perhatikan ini."
Jungkook mundur dua langkah, berdehem mengatur suaranya ke nada manja. "Ohhh..." Kedua tangan milik Jimin meremas rambutnya. "Kenapa sih semua orang jahat! Aku benci mereka semua! Aku benci! Aku benci!"
Mulut pria jadi-jadian itu mangap semakin lebar melihat akting buruk aktris kelas teri yang ditampilkan wanita jadi-jadian di depannya. "Enak saja! Aku bukan Drama Queen! Ngomong-ngomong, lebih gampang lagi berakting sebagai kau. Aku tidak perlu berakting sama sekali malah, cukup pasang wajah suram dan marah-marah sepanjang waktu lalu menghisap kebahagiaan orang-orang. Supaya dosa-dosamu bertambah."
"Hahaha." Jungkook tertawa seperti raksasa dengan suara cempreng Park Jimin. "Dosa-dosa bertambah? Kau cewek paling bullshit yang pernah ada. Apa kau ditugaskan menghitung dosa?"
"Fun-sucker! Penghisap kebahagiaan!" ledek Jimin memeletkan lidah Jeon Jungkook.
"Jangan lakukan itu!" tuding Jungkook menodongkan jari telunjuk mungil milik Jimin.
"Apa? Kau mau apa?" Jimin kembali menjulurkan sedikit lidah. "Ini badanku sekarang? Kau mau apa? Aku suka begini." Lidahnya kembali menyapa dari sela-sela bibir. "Apa? Mau apa? Mau memukul badanmu sendiri?"
Jungkook melengos cuek dengan kedua tangan terkepal geram. Dia tidak bisa berbuat banyak untuk menghentikan Jimin bersikap menyebalkan dan kekanak-kanakan. Yang lebih menyebalkan lagi, Jungkook baru sadar tampangnya ternyata semenyebalkan itu.
Namun baru lima langkah, dia berhenti dan balik badan menatap Jimin... tubuhnya, yang masih berdiri di tempat. "Kau serius ingin kita bertukar satu sama lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Me [KookMin]
FanfictionSelama 19 tahun, mahasiswi bernama Park Jimin tidak punya apa-apa selain hidupnya yang melarat dan sebatang kara, ngontrak di apartemen murah, tetanggaan dengan ahjumma yang sudah dia anggap sebagai ibu sendiri. Terlilit utang dan biaya hidup yang b...