Part 3

1.9K 101 13
                                    

Happy Reading All !!! ^__^


Yuri Pov :


Kubuka mataku perlahan – lahan dan kurasakan aku bersandar dibahu, Omo! Apa yang aku lakukan?

Bagaimana mungkin aku bisa tertidur dibahu Cho Sajangnim?

Bahkan tanganku masih menggenggam tangannya.

Aku ingin bergerak tapi kenapa sandaran ini sangat nyaman?

Biarlah aku pura – pura tidur lagi biar aku merasakan kenyamanan ini lebih lama.


" Sampai kapan kau akan tidur terus? Sebentar lagi pesawat akan landas. Apa bahuku begitu nyaman sampai kau masih betah disana? ", ujar Cho Sajangnim padaku.


Omo! Apa dia tahu aku sudah bangun sejak tadi tapi bagaimana bisa? Aku kan tidak bergerak. Tapi daripada lebih malu lebih baik aku bangun sekarang.


" Jeosowamida Sajangnim ", lirihku sambil merubah posisi dudukku untuk duduk tegak dan aku pun segera melepaskan tanganku yang dari tadi menggenggam tangannya, aku tidak berani menatapnya sekarang.


" Hehehe... ", kekehnya membuatku menatapnya.


" Kenapa kau tertawa Sajangnim? ",


" Wae? kenapa aku tidak boleh? ", tanyanya yang membuatku semakin menunduk.


" Kajja! Aku sudah lelah! ", ajaknya karena pesawat sudah berada di atas tanah rupanya.


Aku hanya mengikutinya di belakang tanpa komentar apapun lagi.

Kami pergi ke sebuah Hotel yang sangat mewah, aku bahkan tidak bisa menyembunyikan rasa kagumku pada Negara impianku ini, sepanjang jalan menuju Hotel aku terus memperhatikan jalan dan tak henti – hentinya berdecak kagum.


" Apa kau sesenang itu? ", tanya Cho Sajangnim membuatku menoleh padanya.


" Tentu saja aku sangat senang, aku sering bermimpi untuk mengelilingi Paris dan kota lainnya ", jawabku, dia hanya menganggukan kepalanya tanpa berkata apa – apa lagi.


Saat masuk dia langsung mengajakku masuk ke kamar yang sepertinya sudah dia siapkan, Kapan Cho Sajangnim memesan kamarnya? Aku jadi bingung. Tapi ya sudahlah mungkin dia memang sudah memesannya terlebih dahulu.


" Ini kamarmu, sebelahnya adalah kamarku. Jika ada apa – apa kau bisa ke kamarku ", ucapnya sambil memeberikan kunci kamar itu, aku hanya menganggukan kepalaku dan masuk ke kamar itu.


Wah... kamarnya bagus sekali, aku bisa melihat kota Paris dari sini. K

upandangi jendela dimana aku bisa melihat keadaan kota, pasti akan indah jika melihatnya pada malam hari, kudengar pintu kamarku diketuk dengan segera aku mengampirinya.

Ternyata Cho sajangnim tepat berdiri dihadapanku.

Aku merasa heran apa dia tidak lelah, kami baru saja sampai dan istirahat dalam waktu kurang dari satu jam.


" Kau ikut denganku ", ucapnya.


" Eh?! ",


" Cepatlah atau kau ingin aku menyeretmu sekarang ", nadanya masih arogan dan dingin, aku pun terpaksa sambil menghela nafasnya.


Kini dia berjalan dihadapanku dan aku masih menatap punggungnya sambil meruntukki dirinya.


" Apa kau sedang meruntuki aku di kepalamu? ", tanyanya saat kami memasuki Lift. Eh?! Dia tahu apa yang ada dikepalaku?


" Anio, mana aku berani ", sahutku, padahal memang aku sering melakukannya.


" Benarkah? ", kini dia menatapku, aku merasa gugup sambil menganggukkan kepalaku perlahan mencoba tersenyum manis padanya.


" Baguslah ", dia kembali menatap pintu lift.


Setelah sampai di depan pintu Hotel, kami disambut sebuah mobil mewah.

Namun kali ini Cho Sajangnim tidak memakai sopir melainkan dirinya yang langsung masuk ke kursi kemudi.

Aku hanya terdiam menatapnya karena selama aku menjadi sekertarisnya aku belum pernah melihat Boss ku yang menyetir mobilnya sendiri jika dalam urusan pekerjaan.


" Cepatlah masuk! ", serunya membuatku langsung berlari kecil menuju kursi penumpang disampingnya.


" Kita mau kemana Sajangnim? ", tanyaku lagi.


" Kau diam saja dan turuti aku ", sahutnya lalu menjalankan mobil itu dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi.


To Be Continue

Unexpected Married [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang