sang pangeran waqiah

41 1 0
                                    

Ini adalah hari pertama aku masuk di MA, kegiatan di MA juga tidak jauh beda seperti di MTs karena memang masih satu yayasan, namun aku merasa ada sedikit perbedaan di sini.

yah setelah solat dzuha bersama, di sini ada seorang lelaki yang selalu membaca surat al waqiah, suara indah yang mampu menggetarkan hati. namun aku tidak tahu itu sumber suara dari mana, dan seperti apa pemilik suara itu.aku hanya mampu menikmati suara itu dari ke jauhan.

   " kamu tidak ingin ke kantin ma?" kata anisa menyadarkanku dari ke nikmatan suara pangeran waqiah.

   " tidak nis, aku belum bisa buat murojah nanti."

  " oh kalau gitu aku tinggal ke kantin ya, aku laper."
 

  " iya tidak apa-apa nis," anisapun langsung pergi menuju kantin, dan aku kembali fokus dengan murojahku.

         📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿

Sejuknya udara pagi, menyapaku yang akan memulai perjalanan untuk mencari ilmu.jarak rumah dan sekolah tidak terlalu jauh, sehingga untuk menempuh perjalanannya cukup dengan jalan kaki. di setiap jalan aku lalui orang-orang yang selalu beraktivitas di pagi hari, seperti orang pasar, petani, dan para pelajar. sesampainya di depan gerbang sekolah aku bertemu dengan anisa yang juga baru datang.

   " assalamualaikum azma," sapanya dengan muka yang sangat cerah.

  " waalaikum salam, mukanya cerah banget, kayanya lagi bahagia nih?"

  " harus dong, sebagai pemuda itu harus selalu bahagia, muka cerah, dan tentunya semangat dong, jangan loyo, apalagi mau menuntut ilmu, harus dengan energi yang luar biasa."
 

" ya ya ngomong sama kamu mah selalu ada aja jawabnya."
 

" iya dong kan manusia cerdas, haha."

  " eh itu tadi yang nganter kamu siapa?"

  " bunda,kenapa?"

  " tidak apa-apa, masih muda banget."

  " bundaku mah awet muda," jawabnya dengan gaya sombong.
 

" sepertinya kamu dekat banget sama bundamu?"

  " ohh banget banget deketnya, ampe kaya amplop dan prangko."

  " kok bisa sih dekat gitu, bagai mana caranya?"
 

" loh namanya juga anak sama emak ya pasti dekat lah, emang kamu tidak dekat sama umi?" aku hanya menggeleng.

  " kok bisa sih?"

  " aku lebih dekat sama abi, umi lebih dekat sama kaka dan adeku."
 

" oh gitu toh."
  Pada saat sampai di kelas tiba-tiba aku mendengar pangeran waqiah membaca ar-rohman untuk mengawali pagi ini sebelum belajar di mulai.

   " ma kamu kenapa kok bengong?"
 

  " nda aku dari kemarin bingung ini sumber suara dari mana sih?"

   " oh itu dari musola atas."
 

  " kamu tahu siapa yang bertugas membaca al quran itu?"
  

" katanya sih keluarga pemilik yayasan ini."
 

  " tapi suaranya gak berubah-ubah, berarti satu orang dong."
 

" ya mungkin yang di tugasin hanya satu, kenapa sih? Sepertinya kamu penasaran banget."

   " gak apa-apa, cuma suaranya itu nyentuh banget, ngeresep ke hati bacaannya."
 

  " iya sih emang."
 

  " tuh kan?"
Perbincangan kita terhenti, karena bel tanda masuk telah berbunyi.

     📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿

   Pangeran waqiah...
   Sungguh aku mengagumi bacan ayat
   AlQur'an mu...
   huruf demi huruf yang keluar dari
   Setiap hembusan nafasmu...
   Benar-benar tersampaikan pada
   Penjuru hatiku...
   Seandainya ada satu doa yang
  Allah akan kabulkan padaku...
  Maka aku akan berdoa untuk
  Bisa bertemu denganmu...
  Untuk bisa kenal siapa dirimu lebih jauh...
  ah...sepertinya bukan hanya
  Lantunan ayat-ayat suci dari
  Mulutmu saja yang indah...
  Namun juga ahlak yang ada pada
  Dirimu...
  Siapapun kamu aku sangat
  Mengagumimu...

Catatan harian azma ghozyah...
Pengagum pangeran waqiah...

"azma ada yang mencarimu," kata abi mengalihkan fokusku.

" siapa bi?"tanyaku penasaran

" ning ilma."

  " masyaallah, ada apa kok tumben beliau main ke sini?"

  " abi tidak tahu, sudah sana temui saja."

  " baik bi."akupun langsung ke depan untuk menemui ning ilma.

  " assalamuaikum azma," sapa ning ilma saat melihatku ke luar dari kamar.

    " waalaikum salam ning, ada apa kok tumben datang ke gubuk abi?"

   " tidak ada apa-apa aku cuma kangen saja sama kamu ma, bagai mana dengan hafalan kamu sekarang?"

   " alhamdulilah masih berjalan lamban seperti dulu ning," jawabku sambil nyengir.

   " umi juga banyak cerita tentang kamu loh."

   " masa sih ning, emang umi cerita apa ning? masalah hafalan aku yang lambat ya ning?atau bacanku semakin jelek?"

  " bukan itu ma, justru umi suka dengan semangatmu,sehingga setiap maju selalu lancar."

  " ah...serius ning?"

  " iya, emang aku pernah bohong sama azma?"

  " ya tidak sih ning."

  " ya pokoknya pesanku buat kamu, jangan pernah kamu hancurkan masa depanmu hanya karena mengikuti hawa nafsu yang sesaat.apalagi di usia-usiamu, sedang rawan sekali dengan yang namanya firus merah jambu."

  " iya ning insyaallah aku akan selalu ingat pesan ning ilma, lagian juga tidak mungkin azma gitu-gituan ning ketemu sama cowo aja jarang banget. lah di sekolah khusus putri, kalau udah di rumah tidak bakal pergi-pergi tanpa di dampingi abi, jadi ya untuk terjangkit virus itu kemungkinannya kecil ning."

  " iya aku tahu, aku cuma mengingatkan saja, suapaya kamu tidak lupa dengan tujuanmu."

  " iya ning trima kasih sudah selalu mengingatkan."

  " ya sudah, kalau begitu aku pamit dulu ya, besok gampang main lagi."

  " iya ning, terima kasih sudah mau main di gubuk abi yang tidak bagus seperti rumahnya ning ilma."

  " rumah bagus atau jelek itu tidak penting ma, yang penting adalah penghuninya, suka tidak dia baca quran di dalamnya." kata ning ilma sambil tersenyum dan kemudian ke luar untu pamit, yah..memang semenjak di MA aku tidak pernah main ke rumah ning ilma, sehingga kita tidak pernah bertemu.yang mengajar tahfidz di MA adalah ibu mertuanya ning ilma yang memiliki yayasan itu,jadi ya aku sudah tidak bisa bertemu setiap hari dengan ning ilma seperti waktu masih di MTs. aku tidak menyangka jika ning ilma sengaja datang ke rumah hanya karena rindu.ah... Jadi merasa terhormat sekali diriku, asthfirulloh gak boleh begitu azma, nda boleh begitu, memang setan pintar sekali jika di suruh mengambil celah.

terimakasih yang sudah membaca sampai ahir janganlupa seperti biasa ya😉😉😉😉

29 september 2019
23.37
Kebumen.
  

 "من جدّ وجد"(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang