يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-car kesalahan orang lain” [Al-Hujurat : 12]
Keheningan dan kesahduan di lingkungan masjid sungguh sangat enak untuk muroja'ah, karena suasana yang sangat sejuk sehingga hafalanpun mudah masuk, di saat aku sedang fokus pada hafalanku, tiba-tiba aku mendengar namaku di pangil dan akupun langsung melihat sumber suara yang menyebut namaku.
" loh kamu tidak setoran ke abi?" tanyaku pada desi yang tadi memanggilku.
" males mba ma."
" loh tidak boleh males-malesan gitu dong."
" habis mba azma sudah jarang ikut ngisi sih."
" kan sudah ada mba lia yang bantu abi."
" ah...mba lia tidak seru seperti mba azma."
" tidak serunya bagai mana?"
" dia tidak bisa memberi motivasi pada kita-kita, dia cuma bisanya nyuruh setoran mulu."
" yakan biar kalian cepat selesai."
" tapikan kita juga butuh motivasi mba."
" ya sudah jika nanti kalian butuh motivasi kalian datang saja ke sini ya," kataku sambil senyum.
" kenapa tidak mba azma yang di rumah saja seperti dulu? Apa karena umi lebih sayang pada mba lia dari pada mba azma?"
" kata siapa umi lebih sayang pada mba lia? Kasih sayang orang tua pada anaknya semuanya sama des, tidak ada bedanya sama sekali, kasih sayang orang tua pada anak itu ibarat seperti matahari yang menyinari dunia, semuanya terkena tidak ada yang tidak, kalau menyikapnya mungkin iya, sebab karakter anak juga masing-masing jadi cara menghadapinya pun harus masing-masing itu baru namanya dil, dan aku rasa tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya atau pilih kasih kecuali dia punya penyakit jiwa," jelasku pada desi sambil tersenyum.
" tapi mba lia bilang gitu sama semua orang."
" hehehe mungkin itu karena dia terlalu bahagia punya mertua sebaik umi, sehingga dia merasa seperti itu, kamu sudah paham kan tentang kasih sayang orang tua?" tanyaku pada desi.
" paham sih, tapi begini mba kalau memang tidak ada orang tua yang pilih kasih kenapa terkadang anak ada yang merasa seperti itu?"
" karena dia lupa dengan jasa baik orang tuanya yang tidak bisa di bls dengan apapun, jika memang orang tua tidak sayang pada anak kenapa oran tua mau membesarkan anaknya tanpa balas jasa sedikitpun, dia lelah mengurusi dirimu baik sedang sakit atau sehat, rela panas-panasan cari uang demi anaknya bisa sekolah di sekolah terbaik bahkan terkadang hanya untuk memenuhi ke inginanmu beliau rela hutang ke sana ke mari menghilangkan rasa gengsi dan malu, apa kurang kasih sayang orang tua kepada kita? Kita tidak pernah bisa membalas lebih tapi malah sering buat mereka kecewa, tapi mereka tidak pernah katakan kekecewaan itu pada kita bukan? Apa yang seperti itu di namakan tidak sayang? Kalau menurut aku bukan orang tua yang tidak sayang atau kurang sayang sama kita namun kitalah yang kurang bersukur atas segala nikmat, jadi jika ada yang bilang aku lebih di sayang orang tua dari pada dia, atau aku lebih di anak tirikan karena emak bapak lebih sayang pada dia, itu bertanda orang tersebut selain kurang dewasa bisa di pastikan dia orang sombong yang selalu ingin di perhatikan atau dia orang yang tidak bisa bersukur atas segala nikmat," desi menangis sesegukan mendengar penjelasanku.
" kenapa kamu nangis des?"
" desi ingat ibu sama bapak, desi suka bikin jengkel mereka."
" ya sudah sekarang kita pulang, dan setelah sampai rumah mintalah maaf pada mereka ya?"
" iya mba." kamipun berjalan menuju arah rumah masing-masing.
📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿
entah kenapa ahir-ahir ini aku merasa ada yang aneh dengan sikap umi dan abi, tapi mungkin itu hanya perasaanku saja aku tak mau menyelami terlalu dalam karena itu bisa menimbulkan prasangka kurang baik.
"ma.." pangil abi menggagetkanku.
" abi pingin bicara sebentar sama kamu."
" iya bi mau bicara di mana?"
" di teras aja yuk sambil menghirup udara petang ini, sambil menunggu adzan isa juga."
" siap bi," kitapun menuju teras.
" ma, ada yang ingin abi tanyankan sama kamu."
" iya bi, kalau bisa nanti azma jawab kok."
" apa benar kamu bilang ke orang-orang jika umimu lebih sayang pada mba lia dari pada kepadamu?"
" astahfirolloh, abi kata siapa? Demi allah azma tidak pernah bilang seperti itu pada siapapun, dan azma juga tidak pernah merasa umi berlaku kurang adil seperti itu."
" kamu jujur kan nduk?"
" ya allah bi azma bukan orang munafik berbohong demi menutupi kejelekan."
" iya abi percaya kok jika bukan kamu yang ngomong."
" memang abi kata siapa sih?"
" banyak tetangga yang ngomong gitu ma, dan mereka bilang dari sumbernya langsung."
" demi allah bi azma jika ke musola itu untuk murojaah bukan untuk ghibah yang tidak penting."
" iya ma, abi percaya sama kamu kok, maafkan abi ya yang sudah berburuk sangka sama kamu."
" iya bi tidak apa-apa kok, azma cuma kaget saja, orang azma jarang banget ngobrol sama orang-orang kok di bilang azma yang bilang seperti itu, azma memang tidak dekat sama umi bi, tapi azma sayang banget sama umi dan azma tidak mungkin tega menjelek-jelekan umi dengan cara rendahan begitu."
"abi tahu, abi tadi hanya tabayun supaya kesalah pahaman ini bisa segera usai, abi sedih jika kamu jadi bahan ghibah terus ma."
" kenapa harus sedih bi, orang anak abi di kasih pahala cuma-cuma kok malah sedih," kataku sambil tersenyum.
" iya sih, tapi entah kenapa hati ini rasanya perih tahu anak abi jadi bahan gunjingan gitu."
" sudah lah bi, abi tidak perlu sedih ya, tugas kita itu untuk mengingatkan mereka agar tidak terus menerus melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan dosa, seandainya tidak mampu ya kita kasih contoh pada mereka dengan prilaku kita, seandainya belum bisa ya kita doakan saja mereka semoga mereka lekas sadar bahwa apa yang mereka perbuat itu salah, bukan kah begitu bi?" abi hanya tersenyum sebagai tanda dia setuju dengan apa yang aku tuturkan tadi, dan beliaupun mencium keningku.
Trima kasih yang sudah mau membaca jangan lupa seperti biasa ya gaes vote dan comen😁😁😁
03 oktober 2019
21.33
Kebumen
KAMU SEDANG MEMBACA
"من جدّ وجد"(END)
Spirituale" kesabaran adalah obat terbaik dari kesulitan" kata-kata motivasi dari millenial power yang selalu di jadikan penyemangat oleh azma untuk bisa mencapai mimpinya sebagai penjaga al qur'an, meski otaknya di bawah setandar dari teman-teman penghafal l...