pulang.

17 5 0
                                    

Setelah aktifitas pagi ini aku selesaikan, aku ingin melihat hpku sejenek, dan ternyata ada panggilan masuk dari abi, akupun langsung menelfon abi kembali.

  "Assalamualaikum bi," kataku setelah panggilanku di jawab.

  " waalaikum salam nak."

   " maaf bi tadi azma sedang nyimak anak-anak setoran jadi tidak tahu jika abi menelfon."

   " iya nak tidak apa-apa, abi paham dengan ke sibukanmu, kamu di sana sehat kan nak?"

    " alhamdulillah sehat bi, di rumah semunya sehat kan bi?"

   " alhamdulillah, kamu kapan pulang ma?"

   " belum tahu nih bi."

    " loh kamu sudah wisudakan?"

    " alhamdulillah sudah bi, tapi belum ada guru penggantinya azma, jadi azma kalau mau pulang rasanya tidak tega bi."

    " tapi jika pulang sementara bisa kan ma?"

    " ya bisa sih bi azma ambil cuti, tapi..."

    " tapi kenapa ma?"

    " tidak apa-apa bi, abi kangennya sudah tidak bisa di tahan ya, makanya pingin azma pulang, hehehe."

   " iya, dan abi juga ingin menyampaikan hal penting secara langsung padamu."

  " bicara soal apa bi?"

  " tentang masa depanmu."

  " bi, azma kan sudah bilang kalau azma belum siap untuk menikah."

  " tapi mau sampai kapan ma?
Teman-temanmu saja sudah pada punya anak, apa kamu tidak ingin memberikan cucu pada abi, dan yang paling penting kasihan ademu dia sudah ingin nikah."

   " bi azma kan sudah pernah bilang, azma ihlas kok jika ade nikah duluan, bagi azma tidak masalah bi, azma rido."

   " tapi ademu tidak ingin mendahului kamu,jika ademu nikah dulu juga nanti apa kata tetangga ma."

   " bi nikah itu bukan masalah umur, bukan masalah sudah mapan atau belum, atau apa kata tetangga, tapi nikah itu masalah hati dan ibadah seumur hidup, jadi harus benar-benar di siapkan semuanya."

   " kurang persiapan apalagi sih ma? Lelaki seperti apa yang kau harapkan?"

    " yang baik agama dan ahlaknya bi, dan yang bisa mengimbangi azma serta mampu sabar dalam membibing azma dalam kebaikan."

  " apa ghozali tidak memenuhi sarat itu?" aku tak tahu harus menjawab apa, memang ghozali memenuhi semua itu namun hatiku belum bisa untuk mencintai dia, apalagi dari dulu aku memang hanya menganggap dia sebagai sahabat terbaikku,hanya itu tidak lebih.

   " entah lah bi, nanti azma pikirkan lagi, dan akan azma kasih jawaban setelah azma di rumah ya bi, sekarang azma harus melanjutkan tugas besok sambung lagi ya bi?"

  " ya sudah jika memang begitu, jaga diri baik-baik ya ma, dan jika memang kamu tidak bisa menerima ghozali tidak apa-apa ma, abi tidak akan memaksa."

   " iya bi, nanti azma minta petunjuk dulu sama allah ya bi, supaya azma tidak salah mengambil ke putusan."

   " semoga allah memberikan yang terbaik untukmu nak."

   " aamiin, yasudah azma tutup ya bi assalmuaalaikum."

   " waalaikumsalam."

📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿

 "من جدّ وجد"(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang