pangeran waqiahku

20 3 0
                                    

   Setelah memberisahkan seluruh rumah, dan masakan di dapur sudah siap aku menghampiri suamiku yang masih di kamar.

  " gus ayo sarapan," kataku sambil mendekat kepada beliau yang entah sedang asik membaca apa.

  " gus..."pangilku ulang.

  " gak mau manggilnya masih gus," jawabnya dengan muka cemberut.

  " hehehe iya deh mas haidar."

  " nah gitukan enak," katanya sambil senyum.

  " tadi sedang baca apa sih kok serius banget?"

  " itu cerita cewek yang diam-diam menggagumi pangeran waqiah, padahal dia belum tahu siapa pangeran waqiah itu, tapi dia benar-benar terpesona sehingga ingin kenal lebih dekat dengan pangeran itu, dan yang paling menakjubkan adalah puisinya yang luar biasa puitis," katanya sambil tersenyum.

  " mas haidar baca harianku?"

  " hahaha, maaf ya sayang aku penasaran, sebab kamu tiap hari nulis di buku itu, tapi tidak pernah kamu taruh buku itu di bagian atas."

  " ya allah mas haidar aku kan malu, itu buku harian sejak MA."

   " masa sama suami sendiri malu."

   " iya lah kan itu aib."

   " aib dari mana?"

   " bagiku ketika aku menggagumi orang dalam diam itu aib mas."

   " dan suami boleh tahu dong aib istirnya?" aku hanya terisipu.

   " ya sudah ayo sarapan," ajakku padanya.

   " sebentar aku mau tanya."

   " tanya apa mas?"

   " pangeran waqiah itu siapa? Sepertinya sepesial sekali sampai di buatin puisi segala, aku saja tidak pernah kamu buatin puisi."

   " sampai detik ini aku tidak tahu dia siapa mas, cuma tahu suaranya saja."

   " yakin kamu tidak tahu?" mas haidar pun tertawa lepas.

   " aku tahu siapa pangeran waqiahku itu sejak awal pertama aku solat berjamah dengan pangeran impianku."

   " hehehe ternyata istriku adalah penggemar beratku toh dari dulu."

   " eh..aku waktu itu tidak tahu loh jika pangeran waqiah itu kamu."

   " tetap saja kamu mengagumi."

    " iya deh iya, udah ah..ayo sarapan."

    " cium dulu dong," pintanya dengan nada manja.

     " dasara anak manjanya umi," kataku sambil terkikih.

       📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿

" jadi waktu itu sebenarnya aku tidak mau menikah dengan wanita manapun, sebab aku sudah merasa jatuh cinta padamu sejak awal mba ilma bercerita tentangmu, dan rasa cinta itu makin kuat setelah aku bertemu denganmu untuk yang pertama kali, dan pertemuan itu memang sudah di atur oleh mba ilma karena aku bilang pada mba ilma jika aku tertarik padamu dan ingin melihatmu meski hanya sekali. Setelah pertemuan itu aku sering memantau kamu dari jauh untuk meyakinkan apakah aku benar-benar jatuh cinta atau hanya nafsu semata, dan setelah aku amati aku semakin yakin untuk menjadikanmu seorang permaisuri yang tak ada duanya di dalam hidupku, ahirnya setelah kamu lulus aku ingin kamu belajar di yayasanku di turki dan aku tidak ingin kamu selalu tersiksa karena rasamu padaku maka aku suruh mba ilma bicara pada teman dekatmu jika aku mau menikah, tapi temanmu itu tidak boleh bilang jika sumbernya dari mba ilma supaya kamu tidak tanya dan supaya tidak banyak ke bohongan yang berkepanjangan." cerita suamiku panjang lebar.
   " jadi selama ini aku di bohongin?"
    " itu demi kebaikanmu sayang, aku tidakmu masa depanmu berantakan hanya karena rindu padaku."
   " tapi rasa patah hati itu lebih menggangu dari pada rindu."
    " tapi patah hati itu memicu semangatmu untuk bangkit sehingga kamu berusaha melakukan hal-hal yang lebih positiv di banding mikirin aku yang menurutmu sudah tidak penting lagi, coba jika waktu itu kamu tidak patah hati mana mau kamu pergi ke turki, jikapun mau kamu tidak akan fokus dalam melakukan kegitanmu dan mungkin kamu juga tidak akan semangat menulis di karenakan kamu ingin pulang terus sebab di bebani rindu yang sangat banyak."
   " iya juga sih, aku waktu itu menulis banyak artikel memang untuk mengisi waktu kosong supaya tidak teringat dengan patah hatiku sih."
    " tuh kan, jadi aku bohong itu demi kebaikanmu sayang," katanya sambil senyum dan mencium keningku. Ah...rasanya suasana malam ini lebih sahdu di banding desiran angin malam, dan lebih indah di banding bintang-bintang ya berada di atas awan.

   📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿

" sayang sudah siap belum," pangil mas haidar yang sudah menunggu di depan.
" iya mas sudah siap kok," jawabku sambil berjalan keluar, pagi ini aku akan menemani mas haidar untuk mengisi tausiah di unsik wonosobo, dan rencananya setelah pulang kita akan berlibur di pantai parang tritis jogjakarta, dalam paerjalanan aku tak bosan-bosan menatap wajah indah suamiku.

   Dulu aku hanya mampu menatapmu dalam ke bisuan...
Dulu aku hanya mampu mencintaimu dalam doa...
Hingga tiba pada suatu masa, kadar doaku aku musnahkan sebab aku merasa kamu adalah ke tidak mungkinan yang selalu aku harapkan...
Akupun berusaha untuk membunuh semua tentangmu...
Mulai dari rasa, kecanduan membuatkan sajak untuk mu, sampai pada harapan di hatiku yang selalu berkembang meski tidak aku rawat...
dan di saat aku telah berhasil menghapus segala bayang-bayang rasa padamu...
Justru sang maha cinta mendekatkanmu padaku dengan cara-Nya bukan dengan caraku...
Pertemuan yang sudah tak aku harapkan lagi, justru kini kembali menjadi bagian hidupku....
Justru kini menjadi nafasku...

   Allah...
   sungguh aku tak pernah menyangka
   Jika engkau atur jalur cerita cintaku
  dengan begitu sahdu...
  mungkin memang tak seromantis
kisah siti fatimah dan ali bin abi tolib.
namun bagiku ini sudah lebih dari cukup indah dalam hidupku...
Terima kasih allah atas segala nikmat
yang Engkau beri untukku...

Sajak cinta azma ghoziah untuk zauji...

   📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿📿

  " kenapa mas haidar lebih memilih pantai untuk kita berlibur?"
  " sebab aku tahu jika bidadariku selalu suka menatap ombak sebagai sumber inspirasi dalam menulis."
   " dari mana mas haidar tahu hal itu?"
   " jika aku tidak tahu tentangmu maka pengakuan cintaku padamu palsu, sebab jika orang yang mengaku cinta pasti akan selalu mencari tahu apa yang di sukai orang yang di cinta, seperti ketika kita mengaku cinta pada nabi maka sudah seharusnya kita juga melakukan amalan-amalan sunah yang selalu di lakukan nabi."
    " iya sih, tapi sampai sedetail itu kah? padahal tidak semua temanku tahu akan hal itu loh."
    " itu bertanda cintaku adalah cinta terbesar di urutan ketiga untuk dirimu sayang."
   " kok urutan ketiga sih mas?"
   " sebab cintaku tidak mungkin bisa mengalahkan cintanya allah dan orangtuamu untuk dirimu." akupun tersenyum mendengar jawabannya, begitu banyak rasa sukur yang selalu aku ucapkan di saat aku menatap kenyataan bahwa aku telah di beri anugerah terindah dalam hidupku.

Maaf ya jika ceritanya makin ngaco😁😁😁😁

Kebumen
13 oktober 2019
22.06

 "من جدّ وجد"(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang