-Tembok Dingin

25 3 0
                                    

Entah mengapa, Malam ini terasa berbeda dengan malam sebelumnya.
Kota yang indah, lengkap dengan orang-orangnya yang ramah.
Muncul harap agar dapat nyaman dan melupakan masalah yang lama.

Akan tetapi, rasa yang di takuti kembali menyelimuti.
Perlahan datang bak kabut yang muncul dikala pagi.

Teringat percakapan di malam itu, dimana kita tertawa lepas hingga menangis sendu.
Bercerita berjam-jam hingga kita pun lupa dengan waktu.
Terlena dengan janji janji dan suara saat cerita tentang kehidupan di masa lalu.

Tiba suatu momen dimana kita mulai menjauh.
"Tidak, aku tidak akan begitu" kalimat palsu itu pun keluar dan perlahan harapan pun tersapu.
Bodohnya aku lupa dan mempercayai kalimat itu.

Sekarang, bahkan memulai percakapan saja terasa berat
"Formalitas" kata itu yang saat ini mengikat.

Jikalau diperbolehkan, izinkan hati khawatir ini bertanya satu kalimat.
"Apakah hari mu berjalan dengan lancar?".
Tidak perlu bertanya kembali, karna otak ini pun sudah menyadari.
Bahwa "pertemanan" bagimu mempunyai batas sendiri dan perlahan hati pun harus menerima kenyataan ini.

Semoga kamu baik baik saja,
Dari tembok dingin yang tetap menanti.

Reinkarnasi HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang