Ayah

36 3 0
                                    

Ketika gulita kembali memberi luka
Setelah banyak rancangan cita cita,
yang telah kupersiapkan sedemikian rupa,
tenggelam begitu saja.
Hanya karena beberapa kalimat pedas yang kau cipta.
Membuat harapan hampa seketika.

Belumkah kau sadar?
Banyaknya rangkaian cita cita yang ku susun,
Sedemikian indahnya untuk ku raih dengan bahagia,
Kau acak layaknya makanan ayam yang kau injak injak.
Kau ludahi harapanku,
Kau seketika sudahi impianku.

Waktu itu, sebelum kau tau aku bisa berada di titik ini,
Kau membujuk—ku layaknya hewan buas yang ingin menerkam mu.
Begitu semangatnya jiwamu saat itu.
Apapun kau lakukan demi sampai di atas harapan tertinggi ku.
tapi,
Ketika ku mulai melangkah ke puncak itu,
Kau hanya berdiiri diam dibawah sana.
Dengan kesibukkan duniamu.
Seakan akan kau tak tau apa yang ku lakukan.

Aku berteriak namamu dan berharap akan kau dengar,
tapi nyatanya harapanku salah.
Kau malah memaksaku turun,
Dan menyuruhku memulai kembali pendakian-ku,dengan caramu.

Seakan akan cara berjuangku itu curang,
Dan hanya caramulah yang gemilang.
Gemilang katamu,bukan kataku.
Geram hati ini,
sama berawalan huruf G tapi 180derajat, beda artinya.

ah, aku pusing!
Aku lelah menjadi robotmu.
Aku hanya ingin doronganmu.
Aku hanya ingin dukunganmu.
Bukan kata kata penyelekit, dari mulutmu.

Aku butuh dukunganmu, ayah!

Reinkarnasi HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang